David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penutup Mata
“David”
“David”
“David”,
Kasih terbangun. Ia tidak bisa melihat apa-apa kecuali gelap.
Ia berteriak memanggil suaminya. Tapi tidak ada jawaban yang merespon. Kasih merasakan sakit di tubuhnya. Ia mau beranjak dari tempatnya namun tidak bisa. Ia masih lemah.
Kasih mulai ketakutan. Ia kembali mencari David.
“David”
“David”
“David”,
Terdengar suara pintu yang dibuka. Ada dua orang yang masuk ke ruangan dimana Kasih sekarang berada.
“Kasih”,
“Ini aku, Frans”,
Frans adalah kakak kandung dari Kasih. Ia datang bersama seorang suster.
“Frans?”,
“Kenapa kamu ada di sini?”,
“Apa yang terjadi?”,
“Dimana aku sekarang?”,
“Dimana David?”,
Kasih yang bingung meminta penjelasan kepada Frans sang kakak yang sudah lama tidak ditemuinya. Frans pun menjelaskan apa yang tengah dialami oleh adiknya.
Frans mengingatkan kembali peristiwa Kasih yang mengalami kecelakaan saat pulang dari rumah sakit. Kasih sudah tidak sadarkan diri selama dua malam.
Saat ini Kasih sedang berada di kamar rumah sakit. Matanya untuk sementara harus ditutup. Kasih mengalami luka yang cukup parah dibagian mata akibat terkena pecahan kaca mobil. Penutup mata Kasih akan dibuka dalam beberapa hari ke depan.
Frans juga menyampaikan berita yang sangat mengoyak jiwa adiknya.
“David sudah meninggal”, kata Frans.
Dalam kecelakaan itu David bersama sopir meninggal di tempat. Itulah keterangan yang diberikan Frans kepada Kasih.
Kasih seketika langsung menangis histeris. Ia menyangkal jika David suaminya sudah meninggal.
Frans memeluk adiknya. Mencoba untuk menenangkannya.
Ini adalah untuk pertama kalinya Frans kembali memeluk Kasih sejak terakhir kali ia melakukannya sebelum Kasih dekat dengan David.
“Kamu harus bisa merelakannya”, kata Frans.
“Masih ada aku dan ibu”,
“Sudah waktunya kamu kembali kepada keluargamu”,
“Kami selalu menyayangimu Kasih”, ucap Frans.
Kasih tidak berhenti menangis setelah mengetahui bahwa David telah mati. Ia juga pingsan berkali-lali. Terbangun hanya untuk menangis kembali.
*
Sehari setelah Kasih sadar. Keluarga membawa Kasih pulang ke rumah untuk dilakukan perawatan di rumah.
Karena kemampuan finansial keluarga Kasih yang lebih dari cukup maka rumah sakit pun menyetujuinya.
Selanjutnya Kasih akan di rawat di rumahnya sendiri. Akan ada suster yang berjaga bergantian selama 24 jam untuk menemaninya. Dokter pun akan berkunjung sesuai jadwal. Sampai penutup mata Kasih dibuka.
Hari itu Kasih dibawa pulang oleh keluarganya. Selain Frans sang kakak. Ada juga ibu Kasih yang datang menjemput putri kesayangannya.
Pertemuan dan kembalinya Kasih kepada keluarganya sungguh mengharukan. Sudah bertahun-tahun mereka saling menghindar dan enggan utuk berbicara.
Di momen ini kepingan yang memisah itu bersatu kembali.
Kasih bersyukur keluarganya masih mau menerimanya. Setelah semua prahara yang terjadi di dalam kehidupan keluarga mereka.
Tapi tetap saja kesedihan akan kepergian David tidak akan tergantikan.
*
Kasih sekarang sudah di rawat di rumahnya sendiri. Ia mendapatkan lebih banyak perhatian dan tidak lagi kesepian seperti ketika di rumah sakit.
Ia kembali tinggal bersama ibunya yang akan selalu setia berada di sisinya. Frans juga berjanji akan kerap mengunjungi Kasih meski ia sudah tidak lagi tinggal bersama mereka.
Hari-hari Kasih dilalui dengan selalu mengenang mendiang suaminya. Bagi Kasih kehilangan David seperti adanya lubang hitam besar yang membuat jiwanya menjadi kosong.
Selama kain penutup matanya belum boleh dibuka. Kasih selalu memutar video dokumentasi dirinya dengan David. Ketika mendengar suara suaminya Kasih langsung menangis sesenggukan.
Kejadian ini terus terjadi bahkan saat ada ibu, Frans, suster atau pembantu di rumah yang sedang bersamanya.
12 hari sudah berlalu sejak Kasih mengenakan penutup mata. Dan sekarang adalah waktunya kain penutup mata itu dilepaskan. Dokter sudah berada di sana.
Dokter dibantu oleh suster membuka pelan-pelan kain penutup mata yang selama beberapa hari ini membutakan Kasih. Semua yang ada di kamar itu berharap Kasih tetap bisa melihat dengan normal seperti sebelumnya.
Semua yang ada di rumah itu merasa lega. Kasih masih bisa melihat. Tidak ada kerusakan pada kedua bola matanya.
Kasih melihat dengan mata yang berbinar. Ia memeluk hangat ibu yang selama ini jauh darinya.