Gadis Pendiam Dengan Rahasia Gelapan

Arsyilla dan Gracia yang posisinya berada didalam kamar terlihat ketakutan.

"Eh itukan mama sama ayah!?" kata Gracia yang mengutarakan wajah shock nya saat menyadari bahwa orang tuanya ada di rumah Arsyilla.

Gracia merasa kebingungan ia tidak tau harus bagaimana untuk kabur dari rumah Arsyilla.

Alisa yang sangat penyayang kepada Gracia langsung singgah menghampiri Gracia. Ia melangkahkan kakinya perlahan-lahan.

Gracia terlihat malah ketakutan. Ia menundukkan kepala seolah tidak ingin menatap wajah mama nya.

"Sayang.." kata Alisa sembari ingin meraba badan Gracia. Saat itu, Gracia terlihat makin gelisah seolah tidak ingin bertemu dengan mama nya kembali.

Alisa duduk dikasur tersebut. Ia mencoba untuk mendekati Gracia yang termasuk satu-satunya anak kesayangannya.

Ekspresi Gracia seperti terlihat tidak ingin dekat dengan mama nya. Ia memundurkan badannya perlahan-lahan.

"Mama kenapa mendekati ku. Lebih baik mama pergi deh!" kata Gracia yang ingin mengusir mama nya dari rumah Arsyilla.

Gracia yang masih dihantui dengan masa lampau nya, merasa berat bila hidup kedua kalinya bersama Alisa. Karena memang Alisa adalah salah satu orang yang pernah Gracia kenal di masa lampau.

Alisa dengan ekspresi wajah yang tidak menyangka.

Pada akhirnya ia bertanya, "Gracia ini mama. Kamu juga kenapa kok rasanya ingin menjauh dari mama?"

Gracia menatap sinis dihadapan mama nya. Ia tetap angkuh untuk menjawab pertanyaan mama nya itu.

Alisa yang masih ingin memperhatikan kondisi anaknya, mencoba untuk merayu Gracia agar mau pulang kerumah bersamanya.

Alhasil walau dirayu terus menerus, Gracia tetap menolak ajakan mama nya. Ia sampai membantah berkali-kali agar Alisa tidak ingin merayu nya kembali.

Arsyilla melihat itu dengan raut wajah yang kasihan dengan Alisa.

"Sudah Gracia kamu tidak perlu menolak dengan ajakan mamamu. Ingatlah walau aku adalah seorang yang kamu kenal di masa lampau tetaplah dia yang melahirkan mu kedunia untuk kedua kalinya. Jadi sayangilah sosok ibumu yang sekarang," kata Arsyilla yang tidak tega dengan perasaan Alisa yang terus merayu anaknya.

Ekspresi Gracia malah makin tidak percaya

dengan betapa sayangnya Alisa ke dirinya. Hingga pada akhirnya secara terpaksa Gracia harus pulang kembali bersama mama dan papanya.

Semenjak kepulangan Gracia yang berhasil ditemukan. Orang tua Gracia menginformasikan kepada pihak sekolah Gracia, bahwa Gracia sudah berhasil ditemukan walau keadannya terbaring sakit akibat masuk angin.

Gracia di novis penyakit demam tinggi, bahkan ia sampai tidak masuk kesekolah selama 3 hari.

"Sampai kapan aku sembuh ya Tuhan..." batin Gracia yang ingin segera pulih dari sakitnya.

Posisi Gracia pada saat itu masih didalam kamar dengan pintu yang terkunci rapat.

"Tok tok tok," suara ketukan pintu.

Gracia yang badannya makin melemas dan malas bergerak, secara terpaksa ia tidak perlu membuka pintunya.

"Aduh bagaiamana ini pasti itu mama. Setelah sakit ini aku juga harus melanjutkan perjalanan kabur lewat jendela kamar," batin Gracia yang tidak pantang menyerah dalam rencananya.

Sedangkan suara ketukan pintu yang tidak dibukakan oleh Gracia membuat suara tersebut semakin mengeras dan seperti suara tendangan kaki seseorang.

"Brukk brukk!" sumber dari suara pintu kamar Gracia yang masih terkunci rapat. Semakin pintu kamar tidak dibukakan oleh Gracia maka sumber suara itu terdengar semakin keras.

Gracia menutup telinganya. Ia merasa berisik dengan suara itu. Padahal, kondisinya masih belum membaik justru Gracia memutuskan untuk keluar kamar lewat jendelanya.

Diposisi kamar yang ingin didobrak oleh mama nya, rasanya ingin mencari benda yang terbuat dari besi untuk dilemparkan kedalam jendela kaca kamar Gracia.

"Pyarr!" pecahan jendela kamar Gracia. Kondisi jendela kamar Gracia yang terbuat dari kaca, akhirnya keseluruhan nya pecah.

"Yes berhasil. Saatnya aku meleraikan diri agar tidak terjebak dimasa lampau," batin Gracia.

Gracia dengan tanpa memikirkan kondisinya langsung mengenakan tas yang sudah diisi oleh barang-barang penting diwaktu sebelumnya. Ia pun bergegas loncat dari jendela kamar yang terlihat lumayan tinggi. Pada akhirnya, ia berlari sekencengnya demi lolos dari masalah-masalah yang ada di masa lampau.

Masa lampau Gracia yang terlihat suram, hal itulah yang menjadi salah satunya rahasia gelapan Gracia yang sulit dipercayai oleh orang lain. Walau masa lampau Gracia adalah fakta, banyak sekali orang-orang yang beranggapan bahwa hal itu hanyalah karangan atau mitos belaka.

"Gracia sayang ayo buka pintunya kalo enggak mama bisa bobol loh!" kata Alisa dengan nada lantang. Saat itu ia masih tidak menyadari bahwasannya anaknya telah kabur dari kamar.

Alisa seperti tidak mendengar satupun suara Gracia. Ia merasa heran dengan hal itu. Pada akhirnya, Alisa mencoba untuk membobol pintu kamar Gracia yang awalnya terkunci rapat menjadi terbuka.

Betapa terkejutnya Alisa saat tidak melihat posisi Gracia dikamar. Ia mencoba mencari Gracia dari bawah kasur hingga didalam kamar mandi. Alhasil memang Gracia tidak bisa ditemukan.

"Sepertinya dia kabur lagi. Dia kenapa ya kok kelihatan sulit percaya dengan perkataan mama nya yang sekarang," batin Alisa yang terlihat mulai cemas.

Waktu itu masih menunjukkan jam hari kerja Reza. Seperti biasa, Reza sangat sibuk diperusahaan nya. Suasana di perusahaan Reza itu memang tercipta damai dan penuh solidaritas.

"Kringg," bunyi telefon dari ponsel milik Reza.

Saat itu posisi Reza tidak sedang memegang ponselnya, ia masih berada didalam kamar kecil.

Suara panggilan telefon itu tetap berlangsung sampai salah satu karyawan Reza yang mengangkat nya.

"Halo mohon maaf ini siapa ya," kata salah seorang karyawan itu. Diawal percakapan ia juga memberikan informasi bahwa Reza posisinya masih dikamar kecil.

Firasat Alisa tidak berprasangka buruk dengan salah seorang karyawan suaminya. Ia menuturkan nada begitu khawatir dengan keberadaan anaknya.

Alisa berkata, "Aaaaa tolong kak i-ini anak saya kabur dari kamar. Saya harus bagaimana ini.."

Karyawan itu terkejut. Ia diguncang kan dengan berita hilang nya jejak Gracia.

Beberapa menit kemudian. Setelah lega, Reza akhirnya balik dari kamar kecil menuju ruang pribadinya.

"Ada apa kok kamu memegang ponsel saya?" tanya Reza begitu heran melihat karyawan nya. Karena jarang sekali karyawan nya berani memegang ponselnya tanpa izin dengannya.

Tanpa basa-basi, karyawannya mengatakan bahwa Gracia telah kabur dari kamar. Hal itu dilaporkan berdasarkan informasi dari Alisa.

"Hah dia kabur lagi!?" sontak Reza yang mulai makin aneh dengan Gracia.

Salah seorang karyawan Reza itu terkejut. Begitu lantangnya suara Reza di hadapannya.

"I-iya pak," jawab karyawan itu.

Sebagai pemilik perusahaan ternama yang ingin menjaga nama baik, Reza memutuskan kepada karyawan nya agar tidak perlu memikirkan masalah yang ada dihidupnya termasuk peristiwa yang dimana Gracia kabur dari kamarnya. Hal ini dilakukan demi karyawannya bisa tenang dalam berkerja.

Reza menghela nafas. Ia berujar dengan nada lembut, "Eh mohon maaf atas suara saya yang terlalu lantang. Selebihnya terimakasih banyak ya sudah menginformasikan kejadian ini."

Dengan senang hati karena diperlakukan dengan baik oleh sang pemilik perusahaan. Karyawan itu langsung meninggalkan ruang pribadi Reza.

"Hufft akhirnya dia pergi. Eh kalo lama-lama memperhatikan Gracia kok tingkah lakunya aneh ya. Mengapa ku rasa dia tidak normal dengan anak seusia nya," batin Reza yang tatapannya seolah ingin mengetahui rahasia gelap Gracia secara diam-diam.