NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Saudara adalah tempat terbaik untuk menceritakan masalah yang sedang diemban. Selain bisa memberikan solusi, saudara juga merupakan orang yang akan mengerti kita dengan baik.

Bagi Qyara, Adel adalah sosok ibu kedua yang yang selalu menjadi tempatnya berbagi kesedihan dan meminta solusi. Adel juga selalu menjadi orang pertama yang mengetahui kondisi Qyara. Adel jugalah yang selalu menyelesaikan masalah Qyara dan menjadi garda terdepan sebagai pelindung Qyara.

Sejak hadirnya Dirga, Qyara pikir ia tak akan lagi menyusahkan kakaknya yang sudah terlalu banyak memikul beban keluarga. Ia pikir ia tak akan lagi menebarkan kegundahan dan kesedihan pada kakaknya. Ia pikir ia sudah mencapai akhir yang bahagia dalam hidupnya.

Namun ternyata Qyara salah. Semakin Adel mengelus pundaknya, semakin kuat tangisan yang keluar dari matanya. Ia tak kuat lagi untuk menutupi masalah ini. Ia tak sekuat Adel yang bisa menyembunyikan rasa sakitnya dengan rapat.

“Aku nggak tau mbak harus nyalahin Tuhan atau berterimakasih ke Tuhan,” ucap Qyara dengan tangisan yang belum mereda.

“Aku bersyukur karena bukan kamu yang dapet karmanya ayah. Aku bersyukur banget kamu bisa dapetin Mas Zayn, aku bersyukur banget kamu bisa dapet keluarga yang harmonis. Aku bersyukur banget mbak.”

“Tapi rasanya aku juga mau nyalahin Tuhan karena ngasih karma itu ke aku. Kenapa aku harus tau semuanya setelah semua kebahagiaan yang udah aku dapetin dari Mas Dirga? Kenapa Tuhan nunjukin semuanya setelah aku bener-bener bergantung sama Mas Dirga?”

“Kenapa nggak dari awal aku tau kalau Mas Dirga cuma kasihan sama aku? Kenapa nggak dari awal aku sadar kalau aku emang nggak pantes buat Mas Dirga?” lirih Qyara menatap kakaknya.

Mendengarkan cerita menyakitkan dari adiknya membuat Adel ikut meneteskan air mata. Ia pun segera memeluk adiknya dan mengelus surai adiknya agar tenang,

“Ssttt... siapa yang bilang kamu nggak pantes buat Mas Dirga, dek? Kamu jauh lebih pantes. Kamu itu adik mbak yang paling sempurna. Nggak ada kekuarangannya, jadi jangan ngerendahin diri kamu sendiri ya.”

“Tapi dari kecil aku emang cuma beban buat mbak sama ibu. Dan sekarang, aku juga cuma beban buat Mas Dirga. Aku emang rendah mbak sampai Mas Dirga kasihan sama aku dan akhirnya jadiin aku pasangan dia. Aku nggak bisa apa-apa mbak...”

Ucapan Qyara sudah semakin melantur dan membuat hati Adel semakin teriris. Ia pun segera melepaskan pelukan itu dan menangkup kedua pipi adiknya agar menatapnya. Tatapan kosong yang Qyara tunjukkan sungguh membuatnya merasa gagal melindungi adiknya.

“Ara, dengerin mbak... Pernikahan itu emang nggak mudah. Apa yang kamu dengar belum tentu benar, Ra. Kamu nggak boleh ngerendahin diri kamu sendiri sebelum kamu tau kebenarannya. Kamu harus jujur sama Mas Dirga tentang apa yang kamu dengar biar Mas Dirga juga bisa jelasin ke kamu yang sebenarnya.”

“Kamu juga harus dengerin dari versi Mas Dirga. Siapa tau memang masalah kalian cuma salah paham aja, dek,” yakin Adel.

Melihat perjuangan besar yang Dirga lakukan untuk mendapatkan Qyara rasanya sangat sulit untuk mempercayai bahwa rasa yang Dirga miliki hanyalah sebatas rasa kasihan. Namun Adel yang hanya orang luar pun hanya bisa memberikan pendapatnya.

Adel pikir adiknya perlu mengomunikasikan dengan Dirga secara langsung. Jika mendengar dari mulut adiknya memang terdengar seperti Dirga sangat jahat karena mengatakan hal menyakitkan itu kepada temannya.

Namun bukankah ada kemungkin yang lebih baik? Maksudnya, bisa saja sebenarnya Dirga tak bermaksud mengatakan hal menyakitkan itu. Semuanya hanya akan jelas jika kedua pasangan mau saling jujur dan memberikan kesempatan menjelaskan.

“Tapi mbak, gimana sama cewek-cewek yang aku lihat sama Mas Dirga? Gimana sama semua rahasia yang masih Mas Dirga tutupin dari aku? Apakah semua itu nggak cukup buktiin kalau Mas Dirga emang nggak pernah cinta sama aku?”

“Nggak ada pasangan yang saling menyembunyikan rahasia, mbak. Nggak ada suami setia yang masih main perempuan lain!”

Kali ini Adel tak dapat lagi mengeluarkan suaranya. Ia tak tau jika masalah keluarga adiknya sekompleks ini. Oh Tuhan, mengapa adiknya harus melalui semua ujian berat ini?

Tak ada lagi yang bisa Adel lakukan selain menenangkan Qyara. Butuh waktu lama untuk Qyara menyudahi tangisnya. Setelah adiknya tenang, Adel pun menarik napas panjangnya.

“Coba sholat istikharah. Kalau jawabannya pisah, mbak siap bantu apapun yang kamu butuhin. Mbak siap nemenin kamu ngelewatin semua jalan yang kamu pilih dek.”

Qyara tersenyum getir dan mengangguk, “Makasih mbak.”

...-+++-...

“Ayah, Verro sama Mbak Icha ikut gapapa kan yah?”

“Iya yah, Icha sama Verro mau ikut...”

Kedua bocah itu terus merayu Dirga agar bisa ikut menjemput om mereka yang akan pulang dari perantauan. Sebenarnya Dirga sangat senang anak dan keponakannya ikut. Hanya saja ia takut tak bisa menjaga kedua bocah itu selama perjalanan.

Namun melihat Verro dan Aisyah yang terus memohon pada akhirnya membuat Dirga luluh. Ia pun berjongkok dan menyamakan tinggi putra dan putrinya.

“Ya udah kalian boleh ikut,” putus Dirga membuat kedua anak itu meloncat kegirangan.

“Tapi khusus buat Verro, Verro harus jagain Mbak Icha ya. Verro nggak boleh ngantuk di perjalanan ke stasiun. Selama nggak ada Om Dennis, Verro harus jagain Mbak Icha kalau Mbak Icha ngantuk atau tidur. Bisa kan? Verro udah besar kan? Sudah bisa ayah kasih tanggung jawab?”

Dengan yakin bocah laki-laki itu mengangguk, “Bisa ayah. Pokoknya Verro bakal jagain Mbak Icha terus. Tapi yah, emangnya bunda nggak jadi ikut ya?”

“Nggak, sayang. Maaf.”

“Jadi kok, siapa bilang nggak jadi?”

Seketika ayah dan anak laki-laki itu mendongak. Mereka menatap seorang wanita yang sudah siap dengan dress jeans selututnya. Qyara, wanita itu terlihat bersinar dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.

Siapapun tolong tampar Dirga sekarang. Pria itu perlu validasi bahwa apa yang ia lihat adalah nyata. Ia tak sanggup jika apa yang ia lihat hanyalah halusinasinya karena sangat ingin melihat senyum istrinya.

“Bunda? Bunda ikut juga?”

Suara Verro menyadarkan Dirga. Pertanyaan anaknya menyadarkannya bahwa apa yang ia lihat memang sungguhan. Qyara memang sedang tersenyum dengan sangat manis. Ia pun berdiri tanpa mengalihkan tatapannya pada Qyara. Senyumnya ikut tersungging, “Kamu ikut?”

Tanpa menghilangkan senyum teduhnya Qyara mengangguk, “Iya, aku ikut.”

Sebenarnya peran Adel sangat besar pada perubahan sikap Qyara saat ini. Setelah bercerita banyak hal pada kakaknya dan berkonsultasi, Qyara akhirnya bisa menampilkan senyum teduhnya lagi kepada anak dan suaminya yang telah memberikan luka. Jadi Dirga harus berterimakasih pada Adel.

“Ya udah yuk, kita berangkat jemput Om Dennis.”

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!