Siap Terbang Bersama Cintamu Kapten

Seusai makan malam,Kapten Zayden dan keluarga nya menikmati malam ditepi kolam renang bersama Emiliana

"Ma,ada sedikit ini yang mau kubicarakan sama Mama dan Etta' " ucap Kapten Zayden

"Ya apa mi' itu Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani

"Ini Ma,ada rencana baru ku sama Emiliana, bagaimana kalau kami menikah memang mi' kalau sudah keluar pengumumannya kenaikan pangkatku bulan depan? tidak masalah ji' kalau harus ke Korea Selatan di sana acaranya kan, bagaimana menurut ta' Ma sama Etta'?" tanya Kapten Zayden dengan nada serius

"Serius ki' sayang ku?" tanya Ibu Dewi Anjani

"Iye' Ma,serius ki' ini,iya kan sayang?" ucap Kapten Zayden seraya menatap Emiliana

"Iye' Puang,begitu rencana awal kami dulu" ucap Emiliana

"Alhamdulillah... kalau sesuatu yang baik itu harus disegerakan dan di Aamiin kan" ucap Ibu Dewi Anjani

"Yaaa,kalau begitu mi' keputusan ta' berdua Nak, ya kita orangtua ikut saja ini" ucap sang Etta'

"Alhamdulillah... semoga ya Nak dimudahkan semua urusan ta',sehat-sehat ki' panjang umur, cemerlang karir ta',kita capai semua impian dan cita-cita ta' " ucap Ibu Dewi Anjani

"Aamiin" jawab mereka serempak

Kapten Zayden pun mengantarkan Emiliana pulang ke rumahnya.

Ayra nampak mempersiapkan keperluannya untuk ke Malino besok termasuk mulai merapikan barang-barang yang akan dibawa ke Malino untuk selanjutnya menetap di sana nantinya.

Keesokan harinya

Nampak hujan gerimis menyertai keberangkatan Ayra dan Kapten Zayden ke Malino. Ibu Dewi Anjani tidak jadi ikut karena ada panggilan rapat dadakan di Yayasan Ath*r*

"Sama siapa ki' ditempatkan di Malino nanti?" tanya Kapten Zayden

"Hhhmmm... itu teman ku memang Kak dari Pinrang kemarin,Alhamdulillah nya sama-sama ka' lulus dan sama penempatannya" jawab Ayra

"Syukurlah kalau ada ji' teman ta' " ucap Kapten Zayden

"Berapa jam perjalanan ta' ini Kak?" tanya Ayra

"In shaa Allah kurang lebih dua jam lah sama macet-macet nya mi' itu ditambah hujan gerimis begini,harus ki' pelan-pelan" jawab Kapten Zayden yang tetap berkonsentrasi menatap jalanan yang basah.

"Lumayan lama ya Kak" ucap Ayra

"Kenapa ki'? mabuk kah kalau naik mobil jauh?" tanya Kapten Zayden kali ini seraya menatap Ayra sejenak

Ayra hanya mengaguk pelan

Kapten Zayden pun tersenyum kecil.

"Tidur mi' pale' dulu,nanti saya bangunkan ki' kalo singgah di rest area nanti" ucap Kapten Zayden

Ayra kembali mengaguk pelan seraya menyandarkan kepalanya ke kursi mobil.

"Perlu matikan ac dan buka jendela kah kita?" tanya Kapten Zayden lagi

"Kalau bisa Kak,kasi begitu mi' saja" ucap Ayra

Kapten Zayden pun mematikan ac dan membuka separuh kaca mobilnya agar udara segar masuk kedalam mobilnya.

Aula Rumah Sakit **w*l Br*ss

DOKTER EMILIANA,sebuah papan nama itu tersemat di jas snelli yang digunakan oleh Emiliana. dia nampak sibuk mengatur segala keperluan rapat hari itu.

"Dokter Lian,hei..." sapa Dokter Narendra

"Hai Kak" jawab Dokter Emiliana

"Sibuk kamma' ki' kuliat,sini kubantu ki' " ucap Dokter Narendra seraya meraih pamplet ditangan Dokter Emiliana

"Tidak praktik ki' di klinik Kak,kenapa ki' ikut-ikut gentayangan di Aula?" tanya Dokter Emiliana

"Bukan jadwal ku hari ini,jadwalnya Dokter Farid" ucap Dokter Narendra

"Kan biasa kita temani ki' " ucap Dokter Emiliana lagi

"Malas ma' deh,nanti lama-lama baper ki' kalau terlalu perhatian ka' sama dia" ucap Dokter Narendra

Mendengar itu Dokter Emiliana pun tertawa lebar.

Rapat pun segera dimulai.

"Sebelum kita mulai,mari saya perkenalkan salah satu peserta tambahan baru untuk bertugas di Korea Selatan nanti,ini Dokter Narendra Aradhana yang merupakan Dokter Spesialis Bedah Anak kita" ucap Dokter Ibrahim selaku Ketua Asosiasi Dokter di rumah sakit **w*l Br*s itu.

Melihat Dokter Narendra Aradhana berdiri, mata Dokter Emiliana pun melotot tajam.

"Dasar... awas ki' senior ya,mu kerjai ka' lagi kamase' na' dehh" ucap Dokter Emiliana seraya menatap tajam kearah Dokter Narendra Aradhana

Dokter Narendra pun hanya tersenyum kecil seraya mengangkat dua jari tanda peace kearah Dokter Emiliana

Mobil yang ditumpangi Kapten Zayden dan Ayra pun tiba di Malino,setelah sempat singgah dua kali karena Ayra muntah akibat mabuk darat.

Dan Ayra pun nampak tertidur lemas. Kapten Zayden membangunkannya perlahan.

"Ayra... bangun ki' eee,sampai mi' di Malino ini" ucap Kapten Zayden seraya menepuk pundak Ayra pelan

Ayra menggeliat sejenak lalu membuka matanya perlahan.

"Dimana mi' Kak?" tanya Ayra pelan

"Baru ki' sampai ini,bangun mi' dulu,ini di mesjid ki' bersihkan mi' dulu muka ta' baru ki' shalat,biar segar kita rasa" ucap Kapten Zayden

"Iye' Kak" ucap Ayra seraya turun dari mobil namun karena sedikit pusing,Ayra pun agak oleng sampai harus berpegang di lengan Kapten Zayden

"Eiihhh... hati-hati ki' " ucap Kapten Zayden seraya menangkap tangan Ayra

"Pusing ka' Kak" ucap Ayra pelan

"Aduhhh... jadi bagaimana mi' itu kalau mau ki' bolak-balik ke Kota Makassar na' mabuk darat ki' begini" ucap Kapten Zayden seraya menuntun Ayra ke kamar mandi

"Terimakasih Kak" ucap Ayra lalu masuk kedalam kamar mandi.

Selesai shalat,Kapten Zayden pun menelpon sang Mama dan sang Kekasih

"Hhhmmm... mungkin dia masih sibuk" gumam Kapten Zayden yang belum bisa terhubung dengan Dokter Emiliana sedari tadi

Sesaat kemudian,Ayra pun selesai shalat.

"Sudah selesai?" tanya Kapten Zayden

"Sudah Kak,saya telpon Puang dulu,kasi kabar kalau sampai mi' di Malino" ucap Ayra

"Sudah mi' kukabari,ayo segera mi' cari rumahnya atau ke Sekolahan ki' saja langsung,tanya-tanya kan sama pihak Sekolahan ya langsung" ucap Kapten Zayden

"Ohh oke Kak,ayo mi' " ucap Ayra

Mereka pun melaju kembali kearah Sekolah tempat Ayra bertugas nanti.

*Kamase' na' artinya seperti sesuatu yang agak memprihatinkan