Siap Terbang Bersama Cintamu Kapten

Siap Terbang Bersama Cintamu Kapten

Part 1

Lanud ( Pangkalan TNI Angkatan Udara) Hasanuddin Makassar. 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🚁🚁🚁

Suara bising dari pesawat tempur dan helikopter yang sedang berlatih membuat pekak ditelinga.

Tampak para prajurit dari Skuadron Angkatan Udara Hasanuddin selesai berlatih. senja menghantarkan pesawat tempur itu masuk ke dalam Hanggar.

Mereka melangkah menuju gedung utama dengan seragam kebesaran mereka,yang nampak gagah berani dengan pesona yang tak terbantahkan.

Zayden Khaled sang Pilot Pesawat Tempur nampak berjalan dengan kedua temannya.

"Hormat Kapten" sapa Prajurit Zainal Abidin kepada sang Kapten

"Hormat" balas Kapten Zayden Khaled seraya melepas kacamata hitamnya

"Latihan selesai dalam waktu empat jam lima belas menit Kapten,laporan selesai" lapor Prajurit Zainal Abidin lagi

"Baiklah,kembali ke Pangkalan untuk Apel sore" ucap Kapten Zayden Khaled

"Siap laksanakan Kapten" jawab Prajurit Zainal Abidin

"Kapten ponsel anda berdering dari tadi,sepertinya penting,telpon dari ibu Kapten" ucap Bambang prajurit yang lain seraya menyerahkan ponsel Zayden Khaled

"Oke,terimakasih" ucap Zayden Khaled seraya menerima ponselnya itu dan segera mengecek riwayat panggilan

Nampak nama sang Mama tercinta dengan panggilan tak terjawab sebanyak lima kali.

Zayden Khaled pun menelpon balik sang Mama.

"Halo,Assalamualaikum Puang Dewi Anjani,kenapa ki Mama ku sayang?" tanya Zayden Khaled dengan logat Makassar nya yang kental

"Waalaikumussalam anakku,Mama buru-buru ini anakku eee,Puang Rahman ta' di Pinrang baru meninggal kodong,Mama sama Etta' ta' rencana langsung berangkat ini Nak" ucap Ibu Dewi Anjani

"Inalillahi wainnailaihi rojiun,iye' berangkat mi' Mama,hati-hati ki' sama Ettaku,saya belum bisa pi' keluar dari asrama ini" ucap Zayden Khaled

"Iya,tidak apa-apa ji' Nak,Mama cuma pamit ini sayang,baik-baik ki' pale' Nak di asrama nah, berangkat mi' pale' Mama sama Etta' ta' dulu" ucap Ibu Dewi Anjani lagi

Saluran telpon pun terputus.

Zayden Khaled menarik nafas panjang. dia tidak terlalu dekat dengan keluarga sang Mama yang tinggal jauh di kampung itu,mereka hanya bertemu disaat lebaran idul fitri sekali setahun,dan sudah beberapa tahun ini,Zayden Khaled tidak pernah pulang kampung lagi.

Zayden Khaled pun melangkah kearah lapangan untuk memimpin apel sore.

Beberapa jam kemudian,mobil yang ditumpangi Ibu Dewi Anjani dan sang suami Bapak Malik Maulana tiba di kampung saudara Ibu Dewi Anjani.

Terlihat tenda telah berdiri dihalaman rumah panggung yang cukup besar itu. beberapa keluarga nampak keluar menyambut Ibu Dewi Anjani dan sang suami.

Mereka pun nampak menangis dan berbicara dalam bahasa daerah bugis setempat.

Keesokan harinya,diadakan lah upacara pemakaman secara militer. kakak kandung Ibu Dewi Anjani, Bapak Rahman Basir adalah seorang pensiunan tentara yang bertugas lama dikampung itu.

Bapak Rahman Basir memiliki seorang putri tunggal bernama Ayra Mikayla yang baru lulus dari Universitas Tinggi dengan jurusan guru.

Ayra Mikayla tak berhenti menangis saat menyaksikan sang Ayah dimakamkan menyusul sang Ibu yang telah wafat tiga tahun yang lalu.

"Bagaimana mi' ini dengan Ayra?" tanya salah seorang Tante dari pihak Ibu Ayra

"Jangan mi' khawatir Wa' Nura', Ayra ikut dengan saya nanti tinggal di Makassar" ucap Ibu Dewi Anjani

Mendengar itu Ayra Mikayla terkejut.

"Ikut sama Puang?" tanya nya dengan tidak yakin

"Iye' sayang,ikut sama Puang ya,tinggal dirumah Puang,temani Puang" ucap Ibu Dewi Anjani dengan terharu melihat sang keponakan tercinta telah menjadi yatim piatu

"Iye,ikut mi' Ayra dari pada sendiri ki disini Nak, meskipun ada keluarga ta' dekat disini tapi lebih bagus kalau satu rumah ki' Puang Dewi tante ta' sendiri Nak" ucap Wa' Nura' lagi

Ayra Mikayla hanya diam tertegun.

Satu minggu kemudian,setelah keseluruhan tradisi tahlilan kampung dilaksanakan,pulang lah Ibu Dewi Anjani dan suaminya,beserta Ayra Mikayla yang ikut.

"Hati-hati ki' di sana Ayra Nak,baik-baik ki' tinggal di kampungnya orang,dengar ki' baik-baik apa katanya Puang Dewi Anjani Nak" ucap para tante Ayra

Ayra hanya menangis tersedu-sedu.

"Salama' ki' Ayra sayang,kapan-kapan ketemu ki lagi" ucap Hannah Nur sahabat Ayra yang juga ikut menangis

Ayra Mikayla pun memeluk mereka satu persatu lalu naik ke mobil.

Karena kondisi Ayra yang sedang tidak sehat dan perjalanan yang cukup panjang,beberapa kali Ayra singgah di rest area untuk muntah.

"Aduhhh kodong,sakit kepala ta' Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani seraya memijit pundak Ayra lembut

"Iye' Puang,memang mabuk mobil ka' juga, apalagi tidak ada tidur ku semalam" jawab Ayra dengan lemas

"Minum ki' dulu ini air putih baru tidur mi' saja,sebentar sampai mi' di rumah,nanti dikasi bangun ki' Nak" ucap Ibu Dewi Anjani lagi

"Iye' tante" ucap Ayra seraya mengaguk pelan lalu kembali mencoba memejamkan matanya

Mobil pun kembali melaju kearah Makassar.

🚗🚗🚗

*Puang sebutan Bangsawan Makassar

*Etta sebutan Bangsawan Bugis

*Kita adalah bahasa sopan dan halus ditujukan untuk orang tua,orang yang dihormati

*Kodong artinya kasihan

*Iye' artinya Iya

*Ucapan Ki' dan Ta' tambahan kata untuk menunjukkan kehormatan kepada lawan bicara

*Salama' artinya selamat atau ucapan doa

Terpopuler

Comments

we

we

lanjut

2024-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!