NovelToon NovelToon
Ilmu Warisan Leluhur

Ilmu Warisan Leluhur

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Balas Dendam / Matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Muhammad Ali

Hamdan seorang siswa SMA kelas dua. Sedari kecil sudah tinggal di Panti sehingga dia tidak pernah tahu akan keberadaan orang tuanya.
Hamdan sangat suka silat tapi dia tidak punya bakat.
Setiap kali latihan, dia hanya jadi bahan ledekan teman-temannya serta omelin Kakak pelatihnya.
Suatu hari Hamdan dijebak oleh Dewi, gadis pujaan hatinya sehingga nyawanya hampir melayang.
Tak disangka ternyata hal itu menjadi asbab berubahnya takdir Hamdan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Binasa???

Jantung Hamdan seakan-akan pecah melihat senyum yang memikat itu.

Dia segera berlari mendapatkan Dewi.

Mereka sampai di kedalaman hutan. Dewi duduk di atas sebatang pohon tumbang.

"Duduk di sini, Hamdan."

Suara Dewi sangat lembut dan senyumnya sangat memikat.

Hamdan tanpa sadar mendekati Dewi dengan langkah gemetar.

'Akhirnya...akhirnya aku bisa mendapatkan Dewi.'

Hamdan ingin tertawa terbahak-bahak saat membayangkan pandangan cemburu para siswa di sekolahnya saat mereka tahu bahwa dia, si Hamdan yang ganteng menjadi pacar Dewi, sang primadona di Sekolah.

Hamdan buru-buru merogoh saku celananya.

Hamdan mengeluarkan kalung yang dia bungkus dengan rapi.

"Selamat ulang tahun, Dewi. Ini ada hadiah kecil untuk mu. Semoga kamu menyukainya."

Dewi tersipu malu. Wajahnya bersemu merah.

Dewi membuka kado itu. Matanya langsung berbinar.

"Wow! Kalung yang indah. Terima kasih banyak, Hamdan."

Sungguh pandai Dewi bersandiwara.

Jika dia diikutkan dalam kontes, mungkin Dewi akan mendapatkan anugrah Golden Award terbaik.

Hamdan jadi lupa diri. Dia sangat gembira karena dewe menyukai dan memuji hadiah pemberian darinya

Saat itulah tiba-tiba dari arah belakang, Tanto dan tiga orang temannya langsung menyerang Hamdan.

Tanto mengayunkan pukulannya ke arah tengkuk Hamdan. Jika sempat terkena pukulan itu, leher Hamdan bisa pat*h dan dia akan jatuh pingsan.

Untung lah di saat saat terakhir, naluri Hamdan bangkit, dia sepertinya menyadari ada sesuatu yang tidak beres, oleh karena itu Hamdan berusaha untuk pindah posisi namun tentu saja hal itu sudah terlambat.

Walaupun pukulan Tanto tidak menghantam lehernya dengan telak, tetap saja Hamdan menjadi limbung karenanya.

"Bang*at!!!"

"Kamu rupanya, Tanto?! Apa yang kamu mau?"

Hamdan berusaha berdiri tapi kepalanya terasa berputar.

"He he he, seorang remaja memberikan hadiah kepada gadis yang dicintainya, namun siapa sangka gadis yang dia cintai malah memasang perangkap untuk membinasakannya."

Hamdan memandang ke arah Dewi, "Apa kah itu benar, Dewi?"

"Hamdan...Hamdan...seharusnya kamu berkaca dulu sebelum mencintai seseorang."

"Apa yang kamu punya untuk berani mencintai, Dewi? Ganteng tidak, kaya pun tidak. Berasal dari keluarga terpandang juga tidak. Kamu terlalu banyak menghayal, Hamdan."

Hamdan tidak memperdulikan ucapan Tanto.

Dia masih berharap kepada Dewi.

"Dewi! Tolong ucapkan sesuatu! Aku ingin mendengarnya dari mulut mu sendiri."

"Huh. Apa yang mau kamu dengarkan lagi? Apa kah kurang yang dikatakan oleh Tanto tadi."

Aku lebih baik menjadi gadis tua selama hidup dari pada harus memilih kamu untuk menjadi pacar aku. Amit-amit."

Nada suara Dewi tidak keras tapi bagi Hamdan, ucapan itu bagaikan godam yang menghantam hatinya hingga pecah berkeping-keping.

Hatinya sangat sakit.

Mungkin ini lah yang dikatakan oleh orang-orang, 'Sakit tapi tidak berdarah.'

"Jangan banyak bicara lagi, Tanto Langsung habisi saja dia!"

Hamdan terbelalak saat mendengar perintah Dewi yang kejam itu.

'Apa kah gara-gara dia menyukai Dewi harus dihukum sekejam itu?'

Hamdan menatap Dewi dengan pandangan tidak percaya.

"Dewi! Mengapa kamu melakukan hal itu kepadaku?"

Dewi tidak menjawab, dia hanya tersenyum sinis sembari bersidekap.

Tanto dan tiga orang temannya mulai mengeroyok Hamdan.

Jika kondisi Hamdan sedang fit, Tanto dan tiga orang temannya perlu perjuangan yang keras untuk mengeroyoknya.

Karena leher Hamdan masih sakit dan pandangannya berkunang-kunang sehingga dia tidak bisa melawan Tanto dan kawan-kawannya.

Oleh karena itu Hamdan pun langsung menjadi bulan-bulanan Tanto dan teman-temannya.

"Krak...!!"

Tulang lengan Hamdan patah.

Hamdan memandang Tanto dan teman-temannya dengan penuh kebencian. Dia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Wanita lakn*t! Awas kamu!

"Engkau telah menabur racun di hatiku maka racun itu tak akan pernah hilang sebelum aku mampu membalas dendam kepadamu!"

"Begitu juga dengan kamu, Tanto. Akan aku cam wajah kamu dan kawan-kawan kamu yang telah mengeroyok aku. Tunggu saja pembalasan dari aku!"

"Balas dendam? Ha ha..."

"Kamu hanya bisa bermimpi untuk balas dendam, Hamdan. Sebentar lagi kamu akan kami kirim ke nera*a!"

"Dewi, kamu boleh pergi sekarang. Biar kami yang menyelesaikannya."

"Eksekusi langsung, Tanto! Jangan sampai meninggalkan jejak."

Dewi melempar kalung pemberian Hamdan dengan ekspresi jijik di wajahnya, lalu dia pergi meninggalkan Hamdan tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Setelah melihat kepergian Dewi, Tanto memberi isyarat pada ketiga temannya untuk langsung meringkus Hamdan yang sudah tidak berdaya.

Hamdan berusaha melawan tapi tak ada lagi tenaga yang tersisa.

Hamdan memandang Tanto dengan penuh kebencian.

Hamdan menguatkan tekadnya, jika memang dia akan binasa, maka dia harus bisa mengajak musuh bersamanya.

Lalu, seperti peluru yang lepas dari larasnya, Hamdan langsung menyerang Tanto dengan tangan kirinya menggunakan tekad dan sisa tenaga yang dia punya.

Tanto yang tidak menyangka akan mendapat serangan mendadak itu terlambat menghindar.

Serangan itu dengan telak menghantam dada Tanto.

"Krak!!!"

"Krak...!!"

Terdengar dua kali suara tulang yang patah.

Yang pertama tentu saja berasal dari pergelangan tangan Hamdan sehingga kedua tangannya kini lumpuh total akibat tulang yang patah.

Hanya berbeda posisi patahnya saja.

Yang kedua, tulang dada Tanto yang patah dan melesak ke dalam.

Dapat dibayangkan betapa kuatnya pukulan Hamdan yang penuh amarah itu.

"Ugh...Huakk..."

Tanto muntah darah.

Hamdan ingin melihat hasil pukulannya tapi pandangannya menjadi gelap karena telah menggunakan tenaga secara berlebihan. Hamdan dia tidak ingat apa-apa lagi karena dia keburu pingsan.

Tanto sangat marah. Dia ingin membu*uh Hamdan dengan tangannya sendiri.

Tanto benar-benar telah gelap mata. Tapi dadanya sangat sakit, jangan kan berdiri, bernafas pun sangat sakit.

"B-bun*uh d-di-aa un-tuk-ku..."

Tanto pun pingsan dengan rasa marah yang membuncah.

...****************...

Fitri sangat marah. Belum pernah dia mengalami nasib sesi*l ini sebelumnya.

Dia sudah berangkat ke sekolah seperti biasanya. Namun di tengah jalan, motornya tiba-tiba mati.

Pada hal ini motor baru beli, mustahil bermasalah.

Distarter tak juga hidup. Diengkol apa lagi.

Fitri terpaksa mendorongnya ke bengkel terdekat.

Dia lagi-lagi harus kecewa, soalnya masih terlalu pagi, jadi bengkelnya belum buka.

Fitri menelpon papanya minta diantar ke Sekolah, tapi papanya sudah berangkat kerja karena hari ini mengikuti pimpinan daerah untuk kunjungan kerja di salah satu desa.

Fitri menggerutu di dalam hati.

Lalu dia menelpon Maya, teman sebangkunya.

Maya rupanya tidak bersekolah hari ini karena sakit.

Fitri hanya bisa menghentakkan kakinya karena kesal.

Terpaksa lah dia menunggu bengkel buka.

Motor baru seharusnya mogok akibat penyakit sepele sehingga tidak perlu waktu yang lama untuk memperbaikinya.

Tapi betapa kelirunya Fitri.

"Ada pasir yang masuk ke tangki minyak sehingga terjadi penyumbatan, Dik. Jadi kita perlu bongkar dulu."

Fitri langsung lemes.

1
Suwono Wono
Luar biasa
Suwono Wono
Pakai audio biar sambil kerja👍👍👍👍
Suwono Wono
Itulah kehidupan dimana yg kuat kaya punya jabatan selalu minta menang🤷‍♂️🤷‍♂️🤷‍♂️🤷‍♂️🤷‍♂️🤷‍♂️
Alfis Alfari
Luar biasa
cakson
Lumayan
Suwono Wono
ini aku suka👍👍👍👍
Bahrul Ulum
cinta itu lebih panjang umurnya dr pd hidup manusia
Arthur Dani
Buruk
Hendri Yansah
Luar biasa
Hendri Yansah
Biasa
JJ opa
Luar biasa
Dana Kristiana
mantap bngt, pembalasan yg keren abis 😍😍😎😎😎😎💪💪💪💪
AL AZHAR SHARULLIDA BIN ABDULLAH SHARULLIDA
sebetul nya sy x suka komentar tapi sy mahu ckp ceritanya mantap dn jln ceritanya bagus
Dana Kristiana
good luck Hamdan 💪💪💪💪
Hadi Wahyono
Luar biasa
Tok Uban Redland
Lumayan
Dedi Dedi
cok endingx gantung
Nunung Setiawan
Luar biasa
Jihan Sansan
Fitri oh fitri km dmana kasihan Hamdan
Jihan Sansan
Dasar si nenek lampir kurang asem pulat pelet hrs d tusuk tuh matanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!