Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.
"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.
Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.
Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.
Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?
Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertidur di kamar Nana dan Nina
Masih ada waktu sampai menunggu anak-anak pulang sekolah, Dea bergegas menuju ruko komplek rumahnya, di mini market ini terdapat ATM setor tunai, Dea langsung melakukan transfer ke rekeningnya sendiri dan selesai dalam waktu 10 menit saja.
Dea tersenyum, masih di dalam mini market juga Dea membeli makanan ringan untuk anak-anaknya, Dea sedang ada uang lebih dan waktunya membahagiakan anak-anaknya.
Kembali ke rumah, Nino dan Nana belum datang, ini kesempatan Dea untuk segera melakukan pembayaran hutang-hutangnya.
5 aplikasi akhirnya selesai Dea bayar, ternyata untuk dari yang awalnya hutang Dea hanya 6 juta saja lalu sempat dibayar hampir 7 juta, hutang Dea itu masih tersisa 11 juta.
Hitungan yang tidak masuk akal tapi seperti inilah kenyataannya, Hutang bunga berbunga, di cicil setiap bulan pun angkanya akan terus bertambah.
Dea memeriksa mbangking nya tersisa uang 8 juta lebih dan tiba-tiba Dea teringat Lili dan melalui sambungan telphone Dea menceritakan semua hal yang terjadi siang ini pada sahabatnya itu.
"Alhamdulillah, gue ikut seneng dengernya, De. Pertolongan Allah datang dari orang yang gak pernah kita duga," Lili begitu bahagia mendengerkan cerita Dea.
"Gue mau transfer ke lu, Li. Uang kemaren itu," ucap Dea dan Lili langsung berdecak.
"Lu gak anggap gue temen kalo lu balikin itu duit, itu duit lu, gue marah kalo lu transfer gue," ancam Lili dan Dea mengkerucutkan bibirnya.
"Tapi gue serius Li, Gue udah niat,"
"Gue lebih serius loh, De. Gue marah kalo lu begitu," balas Lili dengan cepar dan akhirnya Dea mengambil jalan pintas.
"Ok...thanks buat bantuan lu...hari ini gue ada rezeki, gue mau transfer buat anak-anak lu yah," ucap Dea dan Lili tertawa.
"Kalo begitu boleh, itu namanya rezeki anak-anak gue," balas Lili dan Dea pun tertawa.
Sambungan telephone akhirnya terputus setelah tawar menawar tadi, Dea melakukan transfer ke rekening Lili sebesar 1 juta rupiah dan itu sudah lebih cukup untuk Lili.
Selesai sudah kisah hutang pinjaman online yang meresahkan ini, malam nanti Dea sepertinya bisa tidur lebih nyenyak, Dea berkali-kali mengucapkan syukur dan akhirnya suara jeritan Nina yang melengking menandakan kedatangan Nina dan Nino sore ini.
Malam hari setelah Sholat Isya, Dea mengijinkan anak-anaknya untuk memesan makanan melalui aplikasi gofood.
Hanya Fizza dan cola tapi anak-anak Dea terlihat bahagia sekali dan akhirnya mereka tertidur dengan pulas malam ini.
Andi, Andi baru kembali setelah jam 10 malam dan mengerutkan dahinya saat melihat asbak rokok yang terisi di meja kursi depan rumahnya.
"Bukan rokok punya Dea, rokok siapa nih?" Andi berdecak kesal, Andi membuka pintu, Dea tidak menyambutnya malam ini.
Perlahan Andi membuka pintu kamarnya tapi Dea tidak berada di kamar mereka, Andi menbuang nafasnya kasar lalu membuka perlahan pintu kamar Nana, terlihat Dea yang ikut tertidur di tempat tidur Nina.
Andi menutup kembali pintu kamar dengan perlahan lalu membuka kemeja nya sendiri dengan kesal.
"Tumben udah tidur biasanya nungguin gue terus," Andi terus mengomel tapi dengan suara yang pelan, Andi tidak ingin membuat Nana, Nina dan Nino terbangun tentunya.
Dengan rasa malas Andi melempar celana kotor dan mengambil pakaian tidurnya sendiri.
"Jadi gue harus bikin kopi sendiri dong!" keluh Andi, Andi berdecak dan akhirnya membuat kopi untuk dirinya sendiri.
Andi membuka pintu belakang rumah lalu duduk di kursi coklat, membakar rokoknya dan tentu saja handphone berada di genggamnnya.
Menikmati kopi yang tidak seenak buatan Dea, Andi kembali berdecak.
"Kalo ada rese kalo gak ada gue yang bt," keluh Andi yang menyadari kesendiriannya saat ini tanpa di temani Dea istrinya seperti malam-malam kemarin.
Andi mengusap wajahnya kasar.
"De, andai lu tau gue dan anak-anak ini bergantung banget sama lu dan gue mau lu juga ngerasain hal yang sama ke gue,"
"Gue mau lu bergantung ke gue bukan cuma lu diem di rumah dan selesai,"
"Trus fungsi gue apa? Lu bisa bawa anak ke dokter sendiri, lu bisa gesit kerjain kerjaan rumah sendiri, lu gak pernah tanya gue waktu gue lagi di luar dan lu bisa bertahan hidup sehari-hari dengan uang 100 ribu,"
"Itu luar biasa De, anak kita 3, jajanan anak-anak itu mahal sekarang dan lu bisa atur itu semuanya,"
"Gue kehilangan lu yang dulu begitu bergantung ke gue dan jangan salahin gue kalo gue lebih banyak bantu orang lain saat ini, karna lu bisa handle semua nya sendiri," ucap Andi sambil tersenyum kecut.
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
birthday.
semangat .