NovelToon NovelToon
Obsesi Suami 500 Juta

Obsesi Suami 500 Juta

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / suami ideal
Popularitas:49.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: KOHAPU

Kontrak pernikahan dirobek oleh sang suami. Melangkah mendekati istrinya, melemparkan tas yang dipenuhi dengan uang.

"Ingin bercerai dariku? Jangan pernah bermimpi."

Tangannya gemetar, dirinya terpaksa menikahi pria paling cupu dan miskin. Untuk mengindari pernikahan dengan tunangannya yang berselingkuh.

Membuat kontrak kesepakatan, dengan pria yang cupu dan miskin (Neil).

500 juta akan diberikan Chesia, sebagai imbalan. Tapi kala kontrak akan berakhir. Dirinya dikurung dalam kamar yang dipenuhi dengan uang oleh Neil.

"Jangan pernah berfikir untuk bercerai..." Pinta Neil, terlihat putus asa, melucuti pakaiannya. Menarik sang istri ke atas ranjang yang dipenuhi uang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikau Cantik

Anehnya tidak ada supir yang diutus keluarga Muller. Mereka kembali hanya dengan menaiki taksi.

Hingga gerbang rumah yang cukup besar itu terlihat. Ekspresi bagaikan orang kampungan, itulah yang terlihat dari raut wajah Neil.

Ada alasan tersendiri. Walaupun wajah tetap hampir sama, hanya dengan model rambut dan citra karakter yang berbeda akan terlihat seperti orang lain. Itulah yang diajarkan mendiang kakeknya, seseorang yang cukup kejam memasukkan sang cucu ke dalam sekolah militer sejak usia dini.

"Gerbangnya terbuka sendiri? Apa ini menggunakan sihir? Rumahmu besar! Aku tidak sedang berada di istana presiden kan? Ada tanaman anggur, apa berbuah? Boleh aku memetiknya?" Tanya Neil terlihat kagum.

Sedangkan Cheisia hanya dapat tertawa kecil."Pintu gerbangnya otomatis, ini menggunakan teknologi. Rumah ini bukan rumahku, ini milik kedua orang tuaku. Dan jangan coba-coba petik tanaman anggur di area gazebo. Itu plastik! Hanya hiasan." Peringatan keras dari Cheisia, dijawab dengan anggukan kepala bagaikan anak penurut.

Namun, yang sebenarnya ada dalam otak Neil."Ini rumah atau kandang sapi? Kediaman utama seperti ini?" batinnya, dengan mata masih terlihat kagum dan bibir tidak henti-hentinya memuji.

Hingga kala mobil taksi berhenti. Hanya seorang pelayan yang datang membukakan pintu.

"Terimakasih! Paman memang baik!" Ucapan sang gelandangan, memegang tangan sang pelayan pria. Namun sang pelayan hanya menepis dingin.

"Gelandangan kampungan." Gerutunya jijik, mengingat beberapa bekas luka di tubuh Neil yang belum mengering.

Sedangkan Neil tetap tersenyum lugu. Tidak seperti di kediaman pribadi miliknya, dimana kala mobilnya datang, maka pelayan akan berderet menunduk memberikan salam menyambutnya. Apakah ini yang dinamakan kehidupan orang biasa?

"Neil, kamu tunggu disini ya? A...aku akan meminta ijin untuk mempekerjakan mu pada orang tuaku." Ucap Cheisia tidak yakin, menghela napas berkali-kali.

Sedangkan Neil hanya tersenyum."Terimakasih!"

Sebuah jawaban penuh haru kala Cheisia melangkah pergi memasuki rumah seorang diri. Kala itupun juga, senyuman di wajah Neil pudar.

Menghela napas kasar, setelah kematian kakek, nenek, bahkan ibunya. Neil tidak memiliki tujuan hidup lagi. Hanya bekerja keras sembari mengingat tiga orang yang paling berarti dalam hidupnya.

Hingga kecelakaan terjadi, apa sebuah kesempatan untuk mewujudkan keinginan terakhir ibunya? Sang ibu yang hanya ingin putranya bahagia, menemukan tujuan hidup dan kebahagiaan yang baru.

Menghela napas kasar."Apa tujuan hidup yang harus aku cari?" Gumam pemuda yang menyembunyikan sifat diktatornya.

*

Perlahan Cheisia melangkah memasuki rumah kedua orang tuanya. Dirinya tinggal terpisah, namun untuk seseorang yang bekerja di apartemennya pun kedua orang tuanya yang mengatur.

Kala melangkah, seperti biasanya tidak ada satu pelayan pun yang menghormatinya. Jemari tangannya gemetar menatap ke arah adik angkat dan kedua orang tuanya yang terlihat menikmati teh bersama. Seperti family time, sudah 7 tahun lalu dari dirinya pindah untuk tinggal seorang diri di apartemen. Apa orang tua kandungnya melupakannya?

Tawa mereka terhenti kala menyadari dirinya masuk.

"Ada apa? Apa kamu membuat masalah lagi?" Tanya Sela (ibu Cheisia) terdengar dingin, meminum teh tanpa melihat langsung pada putrinya.

"Ibu, kakak baru pulang. Bukankah seharusnya kita menyambutnya?" Tanya Bianca Muller (adik angkat Cheisia).

"Bianca kamu terlalu baik. Andai saja Cheisia memiliki sedikit saja kecerdasan dan kebaikan sepertimu. Tapi Cheisia malah selalu mengecewakan ibu." Sindir Sela pada putri kandungnya.

"Ibu! Kenapa selalu membeda-bedakanku dengan Bianca!?" Teriak Cheisia, air matanya mengalir."Aku ini anak ibu, sementara Bianca hanya kebetulan anak dari orang yang mendonorkan jantungnya untuk ayah."

Sela bangkit, mengepalkan tangannya. Benar-benar geram dengan sifat putrinya yang tidak tahu malu.

Plak!

Satu tamparan benar-benar terasa kebas di pipi Cheisia. Air matanya mengalir menatap ke arah ibunya."Ibu menamparku?" tanyanya dengan nada suara bergetar.

Rasa bersalah ada dalam diri Sela, hanya karena kemarahan sesaat dirinya menampar putri kandungnya?

Namun, Bianca diam-diam tersenyum, kemudian kembali membuat raut wajah cemas dan iba."Ibu, walaupun kakak tidak menganggapku. Walaupun aku hanya anak angkat, a...aku sadar diri. Maaf... kakak..." Kalimat dengan deru air mata yang mengalir.

Sela kembali mengepalkan tangannya, meyakini hal yang dilakukannya benar. Cheisia yang salah dan Bianca yang baik hati yang benar.

"Cheisia! Kamu lihat sendiri! Kamu sendiri yang mendramatisir dan iri hati pada adikmu! Ingat! Jika bukan karena ayah Bianca, kita akan kehilangan ayahmu!" Bentak sang ibu, sementara Dirgantara Muller (sang ayah) hanya menyaksikan segalanya.

Sudah diduga oleh Cheisia tidak akan ada yang membelanya.

Bianca, anak yatim piatu yang dibawa kedua orang tuanya pada usia 14 tahun. Seorang anak dari supir taksi yang kebetulan meninggal akibat kecelakaan. Sempat menyetujui donor organ, hingga beliau lah yang mendonorkan jantungnya untuk Dirgantara Muller.

Hutang budi yang harus dibayar, membuat mereka memberikan perhatian berlebih pada Bianca. Namun, di sisi yang berbeda putri mereka merasa tersisihkan.

"Seharusnya kamu meniru Bianca. Dia sebentar lagi akan lulus S2, juga turut membantu ayah di perusahaan." Sang ayah bukannya membela, hanya membenarkan letak kacamatanya, sembari membaca laporan pada tabnya.

"A...aku mengundang teman-temanku sesama influencer untuk menjadi marketing produk perusahaan. A...apa kontribusiku tidak dianggap?" Tanya Cheisia, mengepalkan tangannya.

Brak!

Sang ayah menggebrak meja."Tidak berhasil masuk universitas ternama. Bukan hanya itu malah memilih jurusan akting! Pada akhirnya kamu hanya menjadi artis figuran atau pemeran pengganti."

"A...aku punya penghasilan setelah lulus. A ...aku menabung sampai dapat membeli apartemen, dan---" Kalimat Cheisia terhenti.

Brak!

"Berapa yang kamu hasilkan! Ayah sudah bilang ikut jurusan bisnis dan manajemen! Jika begini ayah tidak akan dapat mempercayakan perusahaan padamu. Ayah akan lebih tenang saat mati nanti membiarkan perusahaan berada di tanah Bianca!" Suara bentakan menggelegar, membuat Cheisia ketakutan, menutup kedua telinganya sendiri.

Air matanya masih mengalir. Mengapa jadi begini? Hubungannya dengan kedua orang tuanya semakin menjauh. Dirinya sudah berusaha, namun bagaikan ada tembok tidak terlihat yang tidak bisa dilewati olehnya.

"Sudah ayah, nanti tekanan darah ayah naik lagi. Kakak tidak bermaksud begitu, kakak mungkin hanya lebih senang menjalankan hobinya. Duduk ya?" Pinta Bianca tersenyum lembut.

"Tolong buatkan green tea untuk ayah!" Perintah Bianca pada salah satu pelayan.

"Baik nona..." Sang pelayan menunduk memberi hormat. Sudah diduga olehnya bahkan pelayan menganggap Bianca lebih berarti di rumah ini.

"Bianca lebih bisa mengurus kami dan peduli pada kami. Cheisia, berhentilah bermain-main dengan hidupmu! Jangan sia-siakan hidup dengan jadi pengangguran." Kalimat penuh kebencian dari sang ibu.

"A...aku bekerja walaupun menjadi model dan artis figuran." Jawaban Cheisia yang memang tidak berbakat sama sekali dalam hal bisnis.

"Dasar bebal!" Sang ibu memalingkan wajahnya.

"Jadi apa tujuanmu kemari hanya untuk membuat keributan? Kalau begitu sebaiknya jangan pulang." Tanya Dirgantara Muller.

"A ...aku hanya ingin minta ijin menggantikan pelayan di apartemenku. Dia tidak memperlakukanku dengan hormat. Se...selain itu aku ingin memutuskan pertunangan dengan Hazel." Jawaban darinya tertunduk penuh rasa bersalah.

Plak!

Tamparan kembali didapatkannya."Anak tidak tau diuntung! Bukan hanya dilecehkan karena mabuk. Tapi kamu juga berani berpisah dengan pria sebaik Hazel!?" Geram Sela, menampar kemudian menjambak rambut putrinya.

"Pernikahanmu akan diadakan tiga hari lagi. Jangan menentang keputusan orang tua." Ucap sang ayah dingin.

"Sakit! Aku tidak mau! Hazel berubah kasar, dia bahkan membawa banyak wanita ke apartemennya. Hazel dan Bianca---" Kalimat Cheisia disela.

"Ibu, sudah hentikan! Aku yakin kakak hanya cemburu. Kakak, aku tidak memiliki hubungan dengan Hazel." Bianca menengahi, menangis seakan tidak tau apapun.

"Jika kamu tidak menikah dengan Hazel dalam tiga hari. Kamu bukan putriku lagi." Geram sang ibu, melempar vas bunga ke lantai.

Hingga seorang pemuda pincang memasuki rumah. Bertepuk tangan."Wah! Akting yang bagus! Apa di sini tempat syuting film?"

"Neil!" Teriak Cheisia kesal, mengapa pria bodoh ini memasuki rumah.

"Nona! Akting anda hebat! Menjadi anak tiri teraniaya. Apa ini drama Cinderella?" Tanya Neil bagaikan kagum.

"Dasar gelandangan bodoh! Ini bukan---" Kalimat Sela disela.

"Nyonya pemeran ibu tiri yang keren!" Puji Neil membuat Sela menyadari sesuatu. Apa dirinya keterlaluan pada putri kandungnya?

Pipi yang memerah, rambut terawat Cheisia acak-acakan.

"Kenapa kamu berkata sembarangan?" Bianca ingin fikiran semua orang kembali teralih.

"Aku tidak bicara sembarangan. Tapi ini seperti drama ibu tiri dan Cinderella. Kamu (Bianca) tidak cedera kan? Tapi nona Cheisia pipinya memerah karena tamparan. Jadi nona, ayo kita berobat, sesuai dongeng Cinderella akan hidup bahagia jika keluar dari rumah ibu tiri." Kalimat pelan nan lugu dari Neil.

Sukses membuat Sela duduk di kursi dengan tangan gemetar. Bahkan air matanya mengalir, menyadari sudah dua kali menampar putri kandungnya.

"I...ibu aku permisi." Pada akhirnya tanpa mendapatkan apapun Cheisia tertunduk meninggalkan rumah.

Sedangkan sang ayah hanya terdiam. Meminta maaf juga, mementingkan egonya. Dalam hatinya terketuk, tapi tetap saja dirinya harus mendidik Cheisia agar mencontoh Bianca.

*

Sementara itu dalam mobil taksi yang melaju. Cheisia hanya terdiam, merindukan saat-saat dimana Bianca belum hadir diantara mereka.

Saat-saat dimana dirinya dimanjakan. Saat-saat dimana dirinya membukakan obat untuk ayahnya yang memang menderita penyakit jantung.

"Daku ikut sedih jika dikau menangis. Taukah dikau, daku akan mati jika tidak melihat senyuman dikau. Dikau adalah nyawa daku." Kembali kalimat itu membuat wajah muram Cheisia tersenyum.

"Sudah!" Cheisia tertawa, merasa memiliki teman.

"Tawa dikau membuat daku mati karena serangan jantung. Entah kapan dikau akan menerima cinta daku." Hal yang memalukan, namun tawa Cheisia semakin kencang.

"Dikau cantik... asupan nutrisi harian bagi daku..."

Kebahagiaan itu sederhana, itulah yang disadari Neil. Kala melihat Cheisia tertawa. Ada perasaan aneh dalam dirinya, seperti ingin mendekap dan melindunginya. Tidak akan membiarkan sayap rapuh kupu-kupu kecil ini terluka.

Apa itu tujuan hidup? Pertanyaan yang tersimpan.

🥀🥀🥀

...Aku hanya angin, menyapu rambutmu perlahan....

...Aku hanya angin, memasuki tubuhmu tanpa kamu sadari....

...Aku hanya angin, memberimu rasa nyaman....

...Aku bukan angin, karena aku tidak bisa hidup tanpa napasmu....

...Memelukmu bahkan hingga ke surga, itulah mimpiku....

Neil.

1
ayfujoakut
Biasa
ayfujoakut
Kecewa
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
Abimanyu Rara Mpuzz
jedar kapok kamu ortu 😏
salahmu mengabaikan Cheisa
imel
gimana jadinya kalo sayap si iblis jadi hitam lagi
Yani Setyani
next thor..
baru ikutan komen lagi
@Biru791
kapan up lagi
Ufi Yani
jgn blg klo chei sebenernya udh tw sp niel yg sbnrny
Nur Wahyuni
jangan kepisah dong
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Jawaban yg mantap Cheisiaa. Meskipun km merasa apa yg diucapkan ayah ibumu benar, km harus mampu mengambil sikap sendiri jgn mudah terpengaruh😁
yesi yuniar
part yg bener2 bikin tegang menunggu keputusan cheisia..
Amelia Rizeki
pilihlah orang yg ada disaat kau terpuruk...terjatuh di lubang paling dalam.....percayalah dia adalah orang yg paling tulus
🌠Naπa Kiarra🍁
Kemarin-kemarin di abaikan 😪
Яцяу
ternyata terjadi konspirasi antara keluarga hazel dan cheisia.. skrg tinggal menunggu keputusan cheisia tetap memilih niel atau meninggalkannya
riiina
cheisia dah bergantung pada Neil...
Indar
akhirnya terbongkar jga siapa sebenarnya neil dan skr tinggal menunggu apa yg akan dilakukan neil pada keluarga cheisia
@Biru791
pliss cesia jangan berubah walaupun kmu tau siapa dia
Senjaa💞
benerin typo sekalian up lg ya thor...nanggung ini lg tegang,pinisirin🤭🤭🤭
Me mbaca
makasih dah up kak...
selalu menunggu Neil setan bakal gimana setelah tau itu jebakan
Eka Awa
yeey gak ngaruh ya cheisia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!