Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliah nya dan berencana menenangkan pikiran keluar negeri. Karena beberapa bulan lalu dia harus mengeluarkan energi untuk belajar dan terus belajar agar iya bisa wisuda di tahun ini. Namun siapa sangka di saat keluar negeri bukan nya pikiran tenang justru malah di pertemukan dengan seorang ketua mafia yang sangat kejam di negera itu.
Hmm bagaimanakah gadis itu menghadapi masalah yang baru itu? Bisakah dia menikmati masa liburan nya atau malah tidak sama sekali. Penasaran? Yuk pantengin!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretvii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pernikahan Liem & Nadia
"Apa? Kita semuanya? Maksud Abi gimana?" Tanya Nadia yang bingung dengan perkataan Abi barusan.
"Iya kita semuanya, Abi dengan umi, Nando dengan erna, dan kamu dengan Liem." Umi yang menjawab pertanyaan Nadia barusan.
"Kenapa harus bareng-bareng?" Tanya Nadia.
"Biar seru, kita jalan-jalan keluar negeri 1 keluarga bersama pasangan kita, kamu tenang aja, kita tidur nya sama pasangan masing-masing kok." Goda umi.
"Umi apaan sih." Wajah Nadia memerah, untung saja ia mengenakan cadar, jadi umi tidak tahu wajah nya memerah. Liem hanya diam tersenyum mendengar perkataan kedua orang tua Nadia.
"Bagaimana nak Liem, apakah kamu setuju?" Tanya Abi pada Liem.
"Iya Abi, Liem setuju, Liem tidak pernah merasakan kehangatan dalam keluarga, terimakasih karena telah menganggap Liem menjadi bagian dari keluarga kalian." Entah mengapa Liem merasa sangat nyaman dengan keluarga Nadia, kehangatan keluarga Cemara yang tidak pernah ia dapatkan. Ia seakan lupa sisi gelap yang ia miliki.
***
Makan malam
"Cie yang pengantin baru, kiw kiw." Goda Nadia, kini mereka telah makan malam bersama di rumah Nadia, hanya Liem yang tidak ada di sana, oleh karena itu Nadia bisa dengan leluasa menggoda pasutri baru itu.
"Cie yang iri, makan nya nyusul kiw kiw." Balas Nando, sambil tersenyum mengejek. Lalu mencium kening Erna, sehingga membuat sang empu malu, dan pipi nya merah merona karena dia cium di hadapan mertua dan adik ipar nya.
"Ish, ish sok iya." Nadia seolah menyesal telah menggoda pengantin baru itu.
"Makan nya nikah." Ejek Nando lagi.
"Bentar lagi gue juga bakal nikah kok, Lo liat aja nanti wlek." Ucap Nadia sembari menjulurkan lidah nya.
Di rumah orang tua Nadia tidak ada yang nama nya pembantu, selama ini mereka hanya tinggal ber 4 saja, jadi selama di rumah Nadia jarang sekali mengenakan cadar.
"Kalian berdua ini sudah punya pasangan bukan nya makin akur, kenapa semakin melebihi tom and jerry sih?" Kesal umi.
"Bang Nando yang duluan umi." Ucap Nadia sok manja di depan umi nya itu.
"Sudah, sudah, habis kan dulu makan kalian." Ucap Abi, kalo Abi yang berbicara tidak ada lagi yang berani membantah.
Setelah selesai makan mereka semua pergi ke kamar masing-masing, hanya Nadia yang pergi ke ruang tamu untuk menonton telivisi, biasa nya ia sering menonton dengan Abang nya itu, namun sekarang pasti Abang nya lebih sering menghabiskan waktu dengan sang istri.
"Ish, sebel banget, mentang-mentang aku jomblo, sekarang nonton tv harus sendirian, mau ajak mbak Erna Pasti gak di kasih sama beruang kutuh itu." Ucap nadia merasa kesal karena ia di tinggal kan seorang diri di ruang tamu sekarang.
***
Setelah 1 Minggu acara pernikahan Nando dan Erna, kini Liem dan Nadia juga ikut menyusul ke pelaminan. Semua acara telah selesai, beberapa saat yang lalu akad Nadia juga telah berlangsung. Kini mereka telah bersalaman.
"Saya terima nikah nya...." Ucap Liem dengan sekali tarikan napas, setelah mengucapkan itu senyuman tidak pernah pudar di wajah nya, hal itu yang membuat kaum hawa terpesona akan ketampanan nya, tapi mereka tetap sadar diri kok, sekarang Liem telah sah menjadi suami Nadia.
"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu kepada para saksi.
"Sah." Jawab mereka kompak dan penuh dengan tepukan tangan, hal itu membuat suasana ruangan itu semakin menyala karena suara tepukan tangan.
"Alhamdulillah, mari kita mengangkat tangan, untuk mendoakan semoga keluarga Liem dan Nadia menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah." Ucap penghulu lalu memulai berdoa, dan semua para tamu hadirin Mengucapkan amin.
Setelah acara doa selesai, Liem dan Nadia duduk di atas pelaminan, dan sesekali mereka berdiri untuk menyambut para tamu undangan yang ingin bersalaman dengan mereka.
"Nak Liem, selamat ya atas pernikahan kalian, semoga kamu bisa mendidik anak Abi menjadi wanita yang lebih baik lagi." Ucap Abi sedih, bagaimana tidak, ia harus merelakan anak perempuan satu-satunya kepada suami nya, cepat atau lambat hal itu memang akan terjadi.
"Iya Abi, Liem akan berusaha membimbing Nadia menjadi lebih baik lagi, dengan ilmu agama Liem yang masih sedikit, tapi liem berjanji akan terus belajar agama sampai akhir hayat Liem." Ucap Liem tersenyum. Sejak awal Liem melamar nadia, Abi menyuruh nya belajar ilmu agama, dan saat itu juga Liem belajar, terkadang ia langsung belajar dari Abi, dan kadang ia mencari ustadz yang terkenal untuk membimbing nya.
"Alhamdulillah kalo begitu, Abi bahagia sekali semua anak Abi telah menikah, Nadia jadi lah istri yang baik, dan penurut pada suami mu." Kini Abi menasehati Nadia.
"Iya abi, Nadia akan berusaha untuk menjadi istri yang baik buat kak Liem, Nadia akan berusaha menjadi istri yang Sholeha." Ucap Nadia menangis, lalu memeluk sang Abi.
"Selamat ya rey, atas pernikahan kedua anak mu, maaf baru bisa datang di acara pernikahan yang kedua." Ucap seseorang tiba-tiba, langsung menyapa Abi memberikan ucapan selamat.
"Rendra, Alhamdulillah , terimakasih sudah mau datang." Ucap Abi tersenyum.
"Oh iya, perkenalkan ini suami putri ku, nama nya Liem." Ucap Abi sembari mengenal kan Liem.
"Liem, perkenal kan, ini teman Abi, pak Rendra." Ucap Abi lagi.
Terlihat perubahan wajah Liem yang menatap orang itu dengan tatapan tidak suka pada pria paruh baya di depan nya itu, tapi ia berusaha untuk seperti tidak mengenali orang tersebut, dan ingin mengulurkan tangan nya.
"Liem? Apakah ini kamu nak? Sudah lama sekali kita tidak bertemu, ayah sangat merindukan mu." Ucap pria lalu memeluk Liem, entah apa yang ia perlukan pikirkan, namun liem tidak membalas pelukan itu, ia hanya diam saja tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Apa? Jadi ternyata selama ini Liem adalah anak yang kamu cari-cari? Tapi bukan kah kamu sendiri yang menyerah kan liem pada nenek nya? Kenapa kamu kesulitan mencari nya? Bukan kah kamu cukup menemui nenek nya saja?" Tanya Abi penasaran, ia benar-benar bingung dengan besan nya itu, mengapa ia bisa melakukan hal itu pada anak kandung nya sendiri.
"Maaf Abi, om, sebaik nya permasalahan ini di bahas nanti saja, tidak enak ada banyak tamu di sini." Nadia berusaha mehangat kan kembali suasana yang seharusnya bahagia itu, ia juga tidak tega melihat raut wajah suami nya yang berubah menjadi kusam seperti itu, padahal sedari awal wajah sang suami sangat bahagia, apalagi setelah beberapa jam yang lalu ia mengucapkan akad.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰
