NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANFAL

Saat Tini ingin kembali ke kamar, Ia kaget melihat Bu Fatma ada di belakangnya.

"Ibu.. sedang apa disini?"

Bu Fatma belum menjawab, Bu Fatma masih memegangi dadanya yang sakit.

"Jantung Ibu kumat lagi, Aku ambilkan obat sebentar ya Bu"

Saat Tini tengah melangkah Bu Fatma memegangi pergelangan tangan Tini lalu menatap Tini dengan tajam.

Tini merasa aneh dengan tatapan itu seperti beda dari sebelumnya, kini Ia merasa takut kalau tadi Bu Fatma telah mendengar percakapannya dengan Pak Herman.

"Ibu.. Aku ambilkan obat dulu ya"

Merasa sudah bisa mengatur nafas, barulah Bu Fatma berkata,

"Apa yang kamu katakan tadi... apa itu benar, anak itu bukan anak Sam"

Wajah Tini kini berubah menjadi tegang, ia tak menyangka bahwa Bu Fatma telah mendengar semuanya.

"Bodoh.. kenapa Aku bisa ceroboh seperti ini berbicara hingga ibu tahu, apa yang harus ku jawab"

Gumamnya berkata dalam hati.

"Ibu bicara apa sih.. bukan anak Sam, ya jelas ini anak Sam Bu"

"Jangan mengelak lagi Tini, Saya tidak tuli, Saya mendengar Kamu berkata, Fahmi mengancam Kamu akan memberitahukan siapa ayah dari anak yang Kamu kandung, itu artinya anak ini bukan anak Sam, bukan cucu Saya, lalu Fahmi siapa Tini, apa dia ayah dari anak yang Kamu kandung?"

Begitu banyak pertanyaan Bu Fatma kepada Tini, hingga Tini kini merasa gugup tak tahu harus berbicara apa dan berbuat apa, Tini masih mengelak dengan terus meyakinkan Bu Fatma bahwa anak dalam kandungannya adalah anak Sam, namun tiba-tiba jantung Bu Fatma kambuh dan sakit kembali.

"Aduh..."

Bu Fatma memegangi dadanya dan menahan rasa sakit di jantungnya.

Tini yang punya pikiran jahat pun berfikir, jika Bu Fatma sudah terlanjur mengetahui semuanya, maka Ia sekarang tak ingin mau berbohong lagi.

"Jadi Ibu sudah terlanjur mendengar semuanya, maka Aku akan ceritakan semuanya"

Bu Fatma menatap Tini dengan sangat tajam, Ia terus memegangi dadanya yang sakit itu.

"Apa maksud Kamu Tini?"

Tak segan-segan Tini pun menceritakan rencana yang menjebak Sam waktu malam itu, hingga saat Ia di perkosa oleh Fahmi waktu itu.

"Ini semua salah Ibu, ibu yang menyuruh Saya untuk ke pasar waktu itu, hingga Aku di perkosa orang itu disana Bu"

Tini berkata dengan nada menekan seolah-olah bahwa kemalangan itu terjadi karena Bu Fatma menyuruh nya ke pasar.

Bu Fatma kini mulai mengingat kejadian waktu itu, Tini pulang dengan penampilan yang sangat berantakan.

"Tapi itu juga karena ulah kamu yang sengaja ingin menjebak Sam meminum obat perangsang itu Tini"

Bu Fatma kini berbicara dengan nada meninggi, namun Tini tertawa dengan wajah yang menangis.

"Tapi ibu tenang, Sam tidak akan tahu Bu kalau ibu tidak memberitahunya"

Bu Fatma semakin marah mendengar ucapan Tini, kini raa sakitnya sungguh tak tertahankan, lalu Bu Fatma berusaha untuk mengambil obat sakit jantungnya, namun Tini mengambilnya dengan cepat dari tangan Bu Fatma.

"Tidak.. Ibu tidak boleh minum ini, karena jika sembuh Ibu akan menceritakan hal ini bukan, Aku tidak bisa biarkan Bu"

Tini berbicara dengan terus menggenggam obat jantung Bu Fatma, namun rasa sesak membuat Bu Fatma sulit bicara.

"Apa-apaan Kamu Tini, kembalikan obat Saya"

Bu Fatma berusaha meraih obat yang ada di tangan Tini namun tak sampai, dan akhirnya Bu Fatma terjatuh di lantai, Ia terus memegangi dadanya dan terus meminta obat jantung yang ada di tangan Tini.

"Tini Kamu jangan macam-macam, kalau Sam tahu Kamu melukai Saya, Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan Sam lagi"

Namun Tini hanya tertawa licik, Dia berkata,

"Maka dari itu Bu, kehilangan ibu Aku rasa itu lebih baik, dari pada ibu tetap hidup lalu menceritakan semuanya pada Sam"

Tini tidak tahu bahwa Sam juga telah mengetahui semua perbuatan jahatnya, Dia terus menunggu Bu Fatma hingga Anfal.

"Jadi Kamu mau membunuh Saya"

Tini seperti orang gila berkata dengan wajah tertawa namun Ia mengeluarkan air mata.

"Itu lebih baik Ibu mertua ku tersayang, karena jika Sam sampai tahu siapa anak yang Aku kandung dia akan meninggalkan Aku selamanya"

"Kamu..."

Nafas Bu Fatma semakin pendek, tak beraturan.

"Obatnya, Ibu mohon"

Namun Tini tak menghiraukan ucapan Bu Fatma, Tini terus menggenggam obat jantung Bu Fatma dengan terus memandangi Bu Fatma menunggu hingga Bu Fatma tak lagi dapat bernafas.

Sam tiba di rumah, tadi Ia mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, Ia tak sabar ingin segera mengakhiri pernikahannya dengan Tini, begitu Sam masuk ke dalam rumah, Sam terkejut melihat ibunya tergeletak di lantai, Sam langsung menghampiri karena panik.

"Ibu..."

Tini kaget kini wajahnya tegang, ketika melihat Sam datang ke rumah.

"Sam... Kamu pulang, Sam ibu kumat lagi jantung nya, Aku mencari-cari obat itu dari tadi tapi Aku tidak tahu ibu menyimpannya di mana?"

Sam memandangi Tini dengan tatapan penuh kebencian, lalu tiba-tiba Bu Fatma mencoba mengatakan sesuatu.

"Sam.. Tini Sam.."

Tini tegang mata nya terbelalak lebar menatap wajah Bu Fatma.

"Apa ibu, kenapa dengan Tini, apa Dia yang membuat ibu seperti ini"

Dengan nafas yang terengah-engah Bu Fatma berusaha untuk berbicara

"Anak itu... Bukan anak kamu, Dia...."

Belum selesai Bu Fatma bicara, nafas Bu Fatma sudah hampir habis, dia tak sanggup lagi berkata, akhirnya Ia menarik nafas panjang tak lama kemudian Bu Fatma Anfal.

"Ibu....!!!"

Teriak Sam dengan sekuat tenaga.

"Ibu bangun.. Mana obat nya Tini mana, cepat..."

"Aku tidak tahu Sam, Aku sudah mencarinya dikamar Ibu tapi tidak ada"

Tini masih tidak mau memberikan obat tersebut hingga Ia berbohong pada Sam.

Sam menggoyang-goyangkan badan Bu Fatma, lalu Sam berusaha menekan-nekan dada Bu Fatma bahkan Sam memberi nafas buatan pada Ibunya, Sam panik hatinya gelisah Ia terus menekan-nekan dada Bu Fatma berharap Bu Fatma dapat bernafas.

Melihat keadaan yang semakin mencekam, Sam langsung menggendong Bu Fatma membawanya pergi ke rumah sakit, saat menggendong Bu Fatma, Sam mengatakan sesuatu pada Tini.

"Kamu berhutang penjelasan pada ku Tini"

Tini hanya terdiam tak menjawab, sekarang tidak Tini merasakan ketakutan amat luar biasa, perasaannya tak karuan, bahkan tadi sebelum Anfal Bu Fatma mengatakan tentang anak yang di kandung Tini.

"Apa Sam mendengarnya tadi"

Tini berbicara pada dirinya sendiri dengan rasa gelisah.

Sesampainya di Rumah Sakit Bu Fatma langsung di bawa ke ruang UGD

"Dokter tolong selamatkan Ibu saya"

"Tenang pak Sam, Kita akan berusaha yang terbaik untuk Bu Fatma"

Sam panik, hatinya gelisah sampai-sampai Ia menangis Ia tak bisa membayangkan hal-hal buruk yang terjadi nanti

"Ya Allah selamatkan Ibu, Aku mohon"

Cukup lama Bu Fatma berada di dalam ruang UGD, lalu suster memanggil Sam untuk masuk ke dalam.

"Pak silahkan masuk pasien memanggil"

Sam berjalan dengan cepat untuk menemui ibunya, Sam langsung menggenggam tangan Bu Fatma.

"Ada apa ibu?"

"Ibu mau memberitahu Kamu, tentang Tini"

Bu Fatma berbicara di bantu dengan selang oksigen.

"Kenapa dengan Tini Bu, sebaiknya ibu fokus dengan kesehatan ibu saja"

"Gak.. Ibu harus katakan, Tini tidak pernah hamil anak Kamu Sam, dan Tini yang mengambil obat ibu, hingga ibu sesak nafas"

Sam tidak terkejut lagi, sebab Ia sudah tahu semuanya, dan Ia semakin membenci Tini karena Tini sengaja ingin membunuh ibu nya.

"Aku sudah tahu, Aku pulang tadi karena Aku ingin meminta penjelasan soal ini Bu, Aku sudah mengetahui semua kejahatan Tini"

Lalu Bu Fatma meminta Sam untuk menceraikan Tini secepatnya.

"Tanpa ibu minta, Aku akan segera menceraikan Tini Bu"

Lalu Bu Fatma juga mengatakan jika dirinya tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya rumah sakit lagi.

"Maksud ibu apa..?"

Sam bertanya-tanya apa maksud ucapan dari Ibunya

"Ibu sudah tak kuat lagi, mungkin ini sudah waktunya Nak"

"ibu bicara apa... Apa maksud ibu?"

Sam menangis dengan terus menggenggam tangan Bu Fatma

"Kamu harus mulai mencari Asri, cari Dia Sam, kejar cinta mu.. Ibu ingin Kamu bahagia, bahagia Nak"

Bu Fatma berbicara dengan nafas yang pendek terengah-engah.

"Ibu mencintai Kalian, jadilah kalian berdua lelaki yang kuat, Ibu sudah tidak kuat Nak"

Bu Fatma menarik nafasnya dalam-dalam dan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya Bu Fatma mengucapkan dua kalimat syahadat dan kini wafat lah Bu Fatma pada tanggal 07 Juni 2024.

"Tidak ibu... tidak... Ibu....."

Sam berteriak sedikit kencang di dalam ruangan UGD hingga membuat suster melihatnya.

"Ibu bangun.. Ibu jangan pergi, Aku mencintai ibu"

Tapi sia-sia saja Sam berbicara karena Bu Fatma sudah tak bernyawa, Sam menangis sejadi-jadinya, Ia sungguh sangat kehilangan sang ibu dan kini Sam sangat membenci Tini, karena Tini lah yang membuat ibunya Anfal hingga meninggal.

1
Alang Sari
konflik di dalam cerita cukup rumit namun salut bagi penulis bisa menjabarkan dengan detail, dan tersusun rapih
Alang Sari
ceritanya menarik, semakin penasaran
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!