" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 bukan Hantu
" Kenapa Sayang " tanya Zain dengan hangat membalas pelukan Aya yang sudah ketakutan itu dengan tenang seolah dia tidak tau apa-apa.
" Daddy ada hantu " tangis Aya dengan nafas sesak bersembunyi di pelukan Zain .
Tak lama kemudian lampu kembali menyala " hantu apa?" kata Zain tertawa ditengah keseriusan mendengar Aya mengadu .
" Beneran. Daddy Aya liat di jendela " kata Aya menatap Zain agar percaya padanya .
" Aya takut " rengek Aya memeluk Zain kembali .
Zain mengangkat Aya lalu membawa nya kembali ke kamar .
" Enggak. Aya takut kamar Daddy , Ada hantu" kata Aya terus meronta-ronta walaupun keringat sudah bercucuran ditubuhnya menolak dibawa Zain ke kamar .
" Hikss, Aya nggak mau tinggal di apartemen Daddy lagi.hiks , Aya mau pulang ke rumah Aya " tangis Aya benar-benar takut setelah apa yang dia lihat tadi .
Zain membawa Aya duduk ditepi ranjang memeluk dengan erat agar Aya tidak takut lagi bahkan Zain mengelus punggung Aya agar tenang .
" Dimana Aya liat?" tanya Zain pada Aya yang masih bersembunyi dalam pelukan nya itu sambil menangis .
" Disana?" tunjuk Aya pada kaca balkon yang gorden nya tidak di tutup .
" Hantu nya berjalan?" tanya Zain Dengan seulas senyum setidaknya istri kecilnya tidak tau akan apa yang terjadi dan hanya mengira para penyusup itu hantu .
" Iya Daddy, ada banyak " tangis Aya semakin ketakutan mengingat begitu banyak bayangan yang berjalan dibalik kegelapan didalam kamar saat dia terbangun semua sudah gelap .
" Bocil mana ada hantu berjalan " tawa Zain mencoba memecahkan suasana tegang itu dengan bersikap lebih santai .
" Ada yang jatuh juga dari ,,, atas. Hiks" Aya benar-benar takut bahkan tak ingin mengingat hal itu lagi saat dia sendirian terbangun ditengah kegelapan dan melihat banyak bayangan di kaca balkon .
" Sini tatap Daddy dulu " senyum lebar Zain membingkai wajah Aya dengan tangan nya .
" Daddy kasih logika nya Listrik padam kan jadi semuanya gelap?" kata Zain mulai bertanya yang diangguki Aya .
" Menurut kamu kira-kira kalau listrik di apartemen ini lagi mati apa kah tim operasional akan diam aja?" tanya Zain .
" ya . enggak pasti mereka berusaha mengatasi " jawab Aya dengan logika nya .
" Nah itu, yang barusan kamu liat itu tim operasional gedung apartemen yang lagi memperbaiki konsleting listrik bukan hantu " jelas secara logis agar pikiran Aya tidak kemana-mana.
" eng"
" masa hantu banyak bayangan nya. Hantu kan suka datang sendirian" sambung Zain lagi dengan lembut menguncir rambut Aya yang sudah basah dengan keringat seperti habis mandi .
" tapi, bayangan banyak itu hiks, menghadap Aya Daddy , yang tidur di atas ranjang " ucap Aya yang ingat betul itulah mengapa dia menjadi sangat takut , walaupun tidak jelas melihat siapa yang ada diluar balkon namun dari bayangan dibalik tirai Aya melihat dengan jelas bayangan itu menghadap nya itulah mengapa Aya lari keluar .
Zain terdiam sejenak sedang merangkai kata yang lebih logis lagi agar Aya tidak takut .
" Bukan menghadap Aya , tapi memang salah satu kabel induk itu ada di samping balkon kamar kita ya wajar dong mereka yang sedang memperbaiki berdiri disana dan satu lagi yang Aya liat bayangan terbang itu ya tim operasional gedung yang meloncat dari apartemen atas ke apartemen dibawahnya untuk memeriksa kabel " jelas Zain lagi menghapus air mata Aya .
Dari hati Zain yang paling dalam saat ini dia benar-benar merasa bersalah telah meninggalkan istri kecilnya sendirian sampai larut malam begini dan Apapun alasan nya Zain tak seharusnya melupakan istri kecilnya yang sudah pasti akan menjadi sasaran empuk para musuhnya.
" Makanya kalau tidur gorden itu di tutup ya " nasehat Zain yang diangguki oleh Aya yang perlahan sudah mulai tenang .
" Astaga ini keningnya luka " cemas Zain melihat ada sedikit bekas goresan di kening Aya .
" lni juga luka Daddy " kata Aya menunjuk lutut dan siku nya yang sudah memerah bahkan mengeluarkan darah dengan sedih .
" Jadi kamu jatuh tadi ?" tanya Zain melihat luka di lutut Aya .
" tadi Aya kan tidur terus nggak tau tiba-tiba kebangun dan saat Aya buka mata semuanya gelap kalaupun ada cahaya dari balik kaca balkon yang Aya liat malah hantu , jadi Aya langsung lari namun malah jatuh kebawah ranjang terus berdiri lagi buka pintu jatuh lagi dan sampai diluar kamar semua nya juga gelap" cerita Aya dengan polos yang sudah berulang kali jatuh sampai tubuhnya terasa sakit .
Zain mengobati setiap luka di tubuh Aya dengan teliti serta pelan agar Aya tak merasa semakin sakit .
" Daddy perih" rengek Aya menggigit bahu Zain saat Zain memberikan beberapa tetes obat merah ke lutut Aya yang terluka .
" Tahan sebentar ya " ucap Zain yang membiarkan Aya menggigit lengan nya .
" Sakit, berhenti Daddy , perih " rengek Aya dengan suara serak nya karena habis menangis, namun otak Zain malah tak bisa dikondisikan dan berfikiran liar mendengar Aya yang terus bilang perih .
" Astaga Zain " Zain merutuki pemikiran nya sendiri yang terlalu liar , Zain malah jadi membayangkan betapa nikmatnya bercinta dengan Bocil lucu yang terus merengek ini nantinya.
" Udah " kata Zain dengan lembut meniup siku Aya yang baru saja dia obati .
" Maaf ya Daddy pulang nya kemalaman" ucap Zain menatap Aya yang masih duduk di pangkuan nya itu dengan dalam.
" Nggak papa kok Daddy kan kerja" kata Aya yang sama sekali tidak marah Zain pulang larut malam karena mencari nafkah .
" Tapi besok jangan lembur lagi kasihan tubuh Daddy kurang istirahat dan kasihan juga staff Daddy kalau mereka kerjanya full time walaupun gajinya nambah tapi kan Meraka jadi teraniaya" ucapan polos Aya mengantarkan sebuah senyuman di wajah lelah Zain .
" Jadi tidak boleh menganiaya orang lain?" pertanyaan mendasar Zain mendudukkan Aya disebelahnya agar dia bisa melepas jas.
" Ya enggak boleh Daddy kasihan mereka kan kita sama-sama manusia coba kalau Daddy yang dianiaya orang lain pasti Daddy juga nggak rela" jawab Aya dengan polosnya.
" Iya deh Nanti Daddy nggak begitu lagi " jawab Zain melepas sepatu dan dasinya lalu berbaring telentang merasa lelah .
" Mau kemana?" Zain langsung memegang tangan Aya yang akan berdiri itu .
" Ambil kasur sama selimut Aya" jawab Aya yang tidak jadi berdiri karena tangan nya di pegang Zain .
" Enggak , mulai hari ini dan untuk selamanya Kamu tidur bersama Daddy di atas ranjang" keputusan final Zain yang tidak terbantahkan.
" Jadi kemari lah Daddy peluk " kata Zain membentangkan kedua tangan nya.
" Tapi,"
" Aya Daddy sedang begitu lelah jadi jangan diajak berdebat " ucap Zain yang otaknya sudah terkuras habis mengatur dan merancang strategi perang , namun hati nuraninya malah berkata lindungi dulu Istri kecilnya.
Akhirnya dengan patuh Aya masuk kedalam pelukan Zain dan berbaring diselimuti oleh Zain yang sepertinya memang begitu lelah .
" Aya boleh kecup pipi Daddy ?" tanya Aya meminta izin karena ini adalah hal yang pertama kali bagi Aya mengecup Zain berbeda dengan Zain yang sudah sering mengecup nya .