NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 20. Getih wangi. (Darah wangi.)

Setelah melihat Riki, Delima ikut pergi dengan Airlangga. Rupanya Delima memiliki usaha restoran yang sudah memiliki cabang puluhan di berbagai tempat, dia biasanya akan datang menyurvei restoran - restoran nya.

Jingga yang merasa bosan keluar dari rumah dan melihat perempuan yang di bawa masuk pelayan tua tadi pagi sedang mencabuti rumput di sana, bisa di pastikan perempuan itu adalah pembantu baru Delima.

"Hai, mba." Sapa Jingga.

"Non Jingga? Kenapa non, butuh bantuan?" Tanya perempuan itu.

"Enggak, mba. Aku mau bantuin mba, boleh?" Ujar Jingga.

Perempuan itu terkejut tentu saja, ada ana seorang majikan mau membantu pekerjaan pembantunya.

"Jangan non, nanti ibu marah." Ujar perempuan itu.

"Nggak, mba. Aku juga udah biasa kerja di kampung, aku udah biasa panas - panasan." Ujar Jingga, perempuan itu terkejut mendengarnya.

'Ohh.. ternyata dia dari kampung, beruntung banget dia, di angkat anak sama orang kaya, mana rumah nya gedong.' Batin perempuan itu.

"Nama mba siapa?" Tanya Jingga.

"Saya Ika, non. Panggil saja mba Ika." Sahut perempuan yang kini memperkenalkan namanya sebagai Ika.

"Mba Ika, aku bantuin ya?" Ujar Jingga lagi, karena pelayan itu berpikir Jingga hanya anak angkat, dia pun malah memiliki niat licik.

"Iya non, makasih ya." Ujar Ika, Jingga pun tersenyum senang.

Jingga lantas membantu mencabuti rumput liar di taman. Awalnya Jingga dan pelayan itu mengerjakan nya bersama - sama sambil sesekali mengobrol, tapi matahari kian semakin panas dan tiba - tiba pelayan itu bangun dari posisi nya.

"Non, saya ke toilet dulu ya." Ujarnya.

"Iya, mba." Sahut Jingga, dan pelayan itu pergi.

Sepeninggal pelayan itu, Jingga melanjutkan mencabuti rumput di samping rumah juga, tidak hanya itu.. Jingga juga memotongi tanaman dan merapihkan nya. Jingga tidak sadar pelayan itu tidak kunjung kembali juga sudah dua jam lama nya.

Sementara itu di dalam rumah, pelayan yang bernama Ika tadi ternyata malah terlihat sedang tidur dengan pulas, dan pelayan tua rumah itu memergokinya. Pelayan tua itu menatap dingin kearah Ika, lalu membanting pintu kamar sampai Ika bangun karena terkejut.

"Astaga! Aku ketiduran lama banget." Gumam nya.

Ia langsung bergegas merapihkan rambutnya dan keluar dari kamar, terlihat pelayan tua tadi menatap Ika dengan tatapan dingin dari ujung lorong, lalu pergi.

Kembali ke sisi Jingga, Jingga akhirnya selesai merapihkan taman dan dia tersenyum senang. Aneh nya adalah, rumah sebesar itu tidak ada tukang taman nya, tapi terlihat dari tanaman di sana sebelumnya pernah di bentuk.

"Non, ya Allah.. kok non Jingga masih ngelanjutin?" Tanya Ika, dia merasa bersalah sekaligus takut sekarang.

"Hehe, dari pada aku bingung mau ngapain, mba." Sahut Jingga polos.

"Non Jingga masuk saja ya, udah lewat jam makan siang lho." Ujar Ika, ia lalu menggiring Jingga ke dalam.

"Non Jingga." Panggil pelayan tua.

"Iya, bi." Sahut Jingga.

Pelayan tua itu menghampiri Jingga tapi tatapan nya kemudian jatuh pada Ika yang kini menunduk ketakutan dan panik. Pelayan tua itu tersenyum pada Jingga dan berkata..

"Non Jingga mandi ya, lalu makan siang. Bibi udah masakin makanan buat non Jingga." Ujar pelayan tua itu, dengan halus.

"Oh, iya bi.. Terimakasih banyak. Kalau begitu Jingga mandi dulu." Ujar Jingga, lalu dia naik ke lantai dua.

Pelayan tua itu kembali menatap Ika dengan dingin, sampai Ika pun ketakutan dan pergi dari sana.

Kembali ke sisi Jingga, Jingga masuk kedalam kamar nya dan dia terkejut karena kini di kamar Raka sudah ada dua ranjang. Ranjang nya tak sebesar punya Raka tapi berada persis di samping ranjang Raka, hanya berjarak 1 meter

Jingga mencari - cari dimana ransel usang nya yang berada di pojokan kamar tapi tidak ada, dan saat Jingga melihat ke jendela, ternyata ransel nya berada di tong sampah di luar rumah.

"Kok tas ku di buang." Gumam Jingga, dia sedih dan langsung keluar kamar.

Jingga berlari menuruni tangga dan keluar rumah dengan tergesa - gesa, pelayan tua yang melihat itu pun langsung menyusuli Jingga. Jingga mengambil tas ransel nya tapi barang - barang nya sudah tidak ada, dia pun menangis.

"Uti.. Hiks! Hiks!" Jingga menangis seperti orang kebingungan sambil menggorek - gorek tong sampah.

"Non Jingga! Ngapain gorek - gorek sampah, non!?" Ujar pelayan tua.

"Tasku di buang.. Hiks! Hiks!" Jingga menangis tersedu - sedu. Karena di dalam tas itu ada fotonya bersama mendiang nenek dan ayah nya.

"Non Jingga cari apa!?" Ujar pelayan tua, sambil mencoba menghentikan Jingga.

"Foto uti.. Hiks! Hiks! Ada foto uti di dalem tas Jingga, bi." Ujar Jingga, ia hendak kembali mengais sampah tapi di tahan oleh pelayan tua.

"Di dalem lemari, non." Ujar pelayan tua itu, seketika Jingga berhenti.

"Lemari?" Jingga sesenggukan.

"Iya, ayo bibi tunjukin." Ujar pelayan tua, dan Jingga pun di gandeng masuk ke dalam rumah.

Jingga di bawa masuk lalu langsung di bawa ke wastafel untuk tangan nya di cuci oleh pelayan tua, terlihat tangan Jingga berdarah karena tertusuk benda tajam di tempat sampah.

"Tangan non jadi berdarah.." Ujar pelayan tua, dia sangat panik saat Jingga berdarah. Luka nya langsung di plaster dan darah nya di siram dengan bersih di wastafel.

Agak sedikit aneh karena pelayan tua begitu paniknya saat Jingga berdarah, padahal itu hanya luka gores kecil.

"Bibi anter ke kamar, yuk." Ajak pelayan tua, lalu Jingga mengangguk.

Mereka pun naik ke kamar Raka, pelayan tua lalu membuka lemari dan benar.. Barang - barang Jingga ada di lemari itu. Jingga pun mengambil foto itu dan memeluknya dengan hati lega..

"Ini lemari non Jingga, dan semua yang ada di dalam lemari ini boleh non Jingga pake, dari handuk, selimut, semuanya. Kalo pakaian non Jingga, nyonya bilang nanti mau bawa non Jingga beli pakaian baru." Ujar pelayan tua.

"Iya, makasih bi." Ujar Jingga.

"Bibi kekuar ya, non? Non Jingga mandi saja lalu makan siang." Ujar pelayan tua.

"Iya, bi." Sahut Jingga.

Pelayan itu pun keluar daei kamar Jingga dan Jingga kembali memeluk foto nenek nya. Ia sangat takut foto itu hilang, karena hanya itu satu - satunya kenang - kenangan foto nenek nya yang dia punya.

"Jingga kangen uti.." Gumam Jingga.

Singkat cerita, Jingga mandi dan setelah mandi dia pun makan siang di bawah. Tapi karena dia tidak tau harus berbuat apa lagi, akhirnya dia naik ke kamar dan merebahkan dirinya di ranjang.

"Kasur nya empuk banget." Gumam Jingga, lalu dia terbang ke alam mimpi.

Di tempat lain, di kampung Jingga..

Gani sedang membantu ibunya membersihkan rumah Jingga. Ya, walaupun rumah Jingga di tinggal kosong, tapi ibunya Gani dengan suka rela membantu membersihkan rumah itu. Seperti saat ini, Gani dan ibunya sedang menyapu di depan rumah Jingga.

"Gani, tolong ambilin korek api, nak. Bunda lupa tadi kayak nya taro di teras." Teriak ibunya Gani.

"Iya, nda." Sahut Gani, ia meletakan sapunya lalu berjalan menuju teras rumah Jingga.

Gani menemukan korek api yang di maksud ibunya lalu ia mengambilnya, tapi saat Gani hendak berbalik tiba - tiba Gani merasa seseorang berjalan dari dalam rumah Jingga.

"Siapa, ya!?" Ujar Gani.

"Gani!" Teriak ibunya Gani.

"Iya, nda.. bentar." Sahut Gani, lalu pergi dari sana.

Gani menghampiri ibunya lalu memberikan korek itu pada ibunya, tapi dia masih kepikiran dengan apa yang dia rasa di teras rumah Jingga.

"Nda, tadi aku ngerasa kaya ada orang masuk ke rumah Jingga." Ujar Gani.

"Rumah nya aja bunda kunci, masa ada yang masuk." Ujar ibunya Gani.

"Tapi tadi beneran, nda.. baju nya putih, aku liat dari pinggir mata (ekor mata)." Ujar Gani.

"Halusinasi kamu aja, udah laper makanya otak nya ngawur. Setelah bakar sampah kita pulang, nanti kamu tambah ngawur." Ujar ibunya Gani sambil terkekeh..

Gani hanya garuk - garuk kepala saja, dan dia menatap kearah rumah Jingga. Dia yakin ada yang masuk ke dalam, tapi kalau ibunya bilang rumah itu di kuci.. Berarti siapa??

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
sebelumnya aku paling males kalo.baca cerita horor, tapi pas baca cerita ini jadi tertarik karena cerita nya bagus banget.
Susilawati
Thor mana nih lanjutan nya
Aisya Saleh
lanjut thor,episod seterusnya
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!