NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Dirumah sakit...

FLASHBACK

"Alex, ayo kita menikah! Aku sudah siap menikah dengan mu".

Alex kaget.

"Kenapa? Kamu mau kan menikah dengan ku?".

"Kenapa tiba-tiba sekali? Maksudku kenapa kamu tiba-tiba mengajak ku menikah Clara? Apa sesuatu terjadi?".

"CK" Clara melihatnya kesal. "Sepertinya kamu tidak ingin menikahi ku Alex. Aku pikir kamu masih mencintai ku".

"Bukan begitu Clara, aku hanya merasa ini sangat tiba-tiba sekali setelah kamu...

"Kenapa? Setelah pernikahan mu batal? CK, aku tidak perduli mau pernikahan mu batal atau tidak. Aku mengajakmu menikah karna aku mencintai mu dan tidak mau lagi kehilangan mu".

*************

"Permisi!" salah satu dari perawat itu menyadarkan Alex yang tengah melamun. Kemudian Alex melihatnya, "Atas nama pasien Miraya?".

"Iya" jawab Alex.

"Pasien sudah berada diruang radiologi, mari ikut saya".

Keduanya lalu pergi memasuki ruangan tersebut, kemudian Alex melihat Miraya yang tengah melakukan pemeriksaan hingga beberapa menit berlalu akhirnya pemeriksaan tersebut selesai. Lalu mereka membawa Miraya kembali ke dalam ruangannya, sedangkan Alex berada di ruangan sang dokter. Namun saat Alex berada disana, ia dibuat heran melihat sang dokter sedang menggeleng kepala membuat ia semakin penasaran bagaimana hasil dari pemeriksaan Miraya.

"Bagaimana hasilnya dok? Dia baik-baik saja?".

Sang dokter melihatnya, "Siapa pasien ini sebenarnya?".

"Ada apa dok? Saya tidak tau dia siapa? Dia hanya berkerja dirumah saya".

"Lalu bagaimana dengan orang tua dan keluarganya? Bisakah saudara menghubungi mereka?".

"Saya juga tidak tau dengan keluarga dia".

"Hhhmmsss" sang dokter kemudian menarik nafas dalam sambil memberikan dokumen tersebut dihadapan Alex. "Pasien mengalami bocor jantung".

"Apa? Bocor jantung?" Alex kaget.

"Iya, pasien mengalami bocor jantung. Apakah pasien juga mengetahui ini?".

"Saya tidak tau dok".

"Tapi sebaiknya pasien harus mengetahui ini agar pasien tau menjaga kesehatan tubuhnya. Dia tidak boleh terlalu banyak bekerja dan juga dia tidak boleh banyak berpikir".

"Lalu apa yang harus dia lakukan dok? Tidak bisakah dokter mengobatinya?".

Sang dokter menggeleng kepala, "Kami tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali pasien segera dibawa ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. Itu juga hasilnya hanyalah 25 % saja".

"Kalau begitu, saya permisi".

"Iya, silahkan".

Tidak lama begitu Alex keluar dari dalam ruangan sang dokter, ia pun segera memasuki ruangan Miraya melihat wanita itu sudah sadarkan diri.

"Astaga, saya pasti sangat merepotkan tuan. Saya minta maaf tuan".

"Tidak" jawab Alex duduk disebelahnya. Kemudian ia melihat keadaan tubuh Miraya yang begitu sangat lemah dan juga wajahnya yang memucat.

"Ada apa tuan? Kenapa tuan melihat saya seperti itu?" Miraya merasa malu.

"Kamu baik-baik saja?".

Dengan senang hati Miraya tersenyum sembari mengangguk, "Mmmm, saya baik-baik saja tuan. Terima kasih banyak tuan sudah membawa saya kemari. Pasti biaya perawatan saya mahal?".

"Tidak" jawab Alex melihatnya dengan serius. "Lalu dimana kedua orang tua mu? Atau pun keluarga mu?".

Terdiam.

"Ada apa?".

"Saya tidak punya keluarga tuan, apalagi orang tua" Miraya melihat Alex mengerutkan kening. "Selama ini saya besar di panti asuhan, sebab itu saya tidak tau siapa orang tua saya dan seperti apa mereka".

"Lalu bagaimana dengan kesehatan mu? Apa kamu juga tidak tau?".

"Hhmm? Maksud tuan?".

Alex seketika terdiam.

"Kamu sakit dan... Apakah selama ini kamu juga tidak mengetahui hal itu?".

Miraya menggeleng, "Emang ada apa dengan saya tuan? Saya merasa kalau saya baik-baik saja, dan semua ini terjadi mungkin karna saya kelelahan setelah seharian bekerja".

Alex menatapnya serius, lalu Miraya tertawa kecil menyuruh Alex untuk tidak mengkhawatirkannya karna ia sudah merasa baikan setelah ia mendapatkan perawatan medis.

"Oh iya tuan, sepertinya saya sudah bisa pulang. Saya sedikit merasa bosan dan saya sangat tidak suka berlama-lama di rumah sakit".

"Tidak, malam ini kamu akan tidur disini".

"Tidak mau" Miraya langsung menjawabnya melihat Alex seketika menatapnya. "Maaf tuan, tapi saya tidak mau menginap disini, saya sangat tidak suka rumah sakit dan juga saya sangat tidak suka aroma obat-obatan. Jadi saya ikut pulang saja tuan, saya mau istirahat dirumah saja".

"Dokter tidak mengizinkan mu" Alex lalu bangkit berdiri, namun saat itu juga Miraya menahan pergelangan tangannya. "Takut" ucapnya.

"Kamu takut kenapa?" Alex melihatnya kembali. "Kamu tidak akan sendiri, ada banyak perawat yang bertugas akan menjaga mu".

"Tapi tetap saja tuan saya takut, kecuali tuan mau menemani saya disini".

"Saya tidak bisa, pekerjaan saya banyak".

"Saya mohon tuan, saya takut sendiri".

Melihat wajah Miraya yang sedang memohon, akhirnya Alex pun mengalah membuat Miraya seketika tersenyum kembali dengan bahagia.

"Terima kasih tuan hehehehe".

Alex terdiam, lalu ia menjatuhkan tubuhnya diatas kursi itu kembali sambil mengeluarkan ponsel dari dalam saku menerima sebuah notifikasi dari Mita kalau besok jam 8 pagi ia harus tiba di kantor. Tidak lama setelah itu ia melihat Miraya, wanita itu sedang tersenyum kepadanya.

"Tuan, boleh saja bertanya?".

"Mmmmm, katakan".

"Kenapa tuan tiba-tiba perduli terhadap saya? Sedangkan saya dan tuan baru beberapa minggu bertemu, namun saya menyukainya hehehehe".

Alex tidak menjawab, ia hanya diam mendengar Miraya berkata sambil tertawa kecil.

"Oh iya tuan, sebenarnya saya menyukai tuan.. Tapi tuan jangan salah paham dulu, rasa suka saya tidak seperti yang tuan bayangkan" Miraya mencoba untuk menjelaskannya. "Saya menyukai tuan sama halnya seperti saya menyukai diri saya sendiri".

"Kenapa?".

"Hehehehe.. Saya juga tidak tau tuan, saya merasa kalau tuan itu sebenarnya sangat baik, sebab itu saya menyukai tuan".

"Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?" Alex melipat kedua tangannya di dada. "Mulai hari ini berhenti menyukai saya, itu bisa menyakiti mu".

"Kenapa tuan? Saya rasa tidak ada yang salah kalau seorang pelayan menyukai tuan rumahnya. Kan saya menyukai tuan hanyalah sebatas majikan, bukan itu.. Bukan rasa cinta tuan".

"Tetap saja, saya tidak menyukai jika pelayan dirumah ku menyukai saya".

Miraya seketika terdiam lalu mengangguk, "Baik tuan, saya akan mengingat itu".

Kemudian Alex mendengar suara ketukan pintu dari luar ruangan Miraya, lalu ia menyuruh mereka masuk ke dalam melihat sang dokter bersama dengan perawat.

"Selamat malam! Bagaimana keadaan nona Miraya?" tanya sang dokter melihat Miraya tersenyum manis.

"Baik dokter, saya merasa baik-baik saja. Terima kasih banyak sudah menolong saya".

"Sama-sama, kalau begitu kita periksa dulu yah".

"Iya dok".

Saat sang dokter sedang memeriksa Miraya, Alex pun memilih keluar dari dalam sana pergi meninggalkan mereka. Kemudian Miraya bertanya, "Saya baik-baik saja kan dok?".

Namun sang dokter tersebut tidak menjawabnya selain bertanya apakah Alex tidak memberitahu dirinya apa yang sudah ia katakan kepada Alex.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!