MAMI UNTUK KYARA

Shofia duduk di kursi samping ranjang mamanya sambil menggenggam tangannya sesekali dia menghapus air matanya. Widya duduk disampingnya sambil mengusap usap punggung Shofia

" kamu yang sabar kita doakan saja semoga mama kamu cepat sembuh Tante yakin setelah mendapat kan pengobatan di Singapore ibumu akan segera sembuh . " ucap Widya berusaha menenangkan

" iya aamiin terima kasih Tan " ucap Shofia

" Tante pulang dulu ya ? kamu pulang atau.."

" aku di sini aja Tan nemenin mama "

" baik klo gitu nanti klo ada apa apa atau kamu butuh sesuatu kamu telpon Tante ya ?"

kata Widya lembut

" ya Tan sekali lagi terima kasih atas bantuan Tante " ucap Shofia lalu memeluk Widya. tak berapa lama Widya pun pamit pulang ke kediamannya.

kini Shofia duduk sendirian menemani mamanya dia menatap jam dinding sudah pukul 6 sore Shofia bergegas masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya lalu keluar menuju Musholla untuk melaksanakan sholat magrib selesai sholat dia kembali ke ruangan mamanya dia tatap mamanya yang terbaring lemah dengan banyak alat yang menempel pada tubuhnya Shofia menarik nafas dalam-dalam bayangan masa lalunya tiba tiba berkelebat saat dimana dia hidup bahagia dengan papa dan mamanya

papanya notabene nya seorang pengusaha restoran dan memiliki beberapa cabang dan dulu terbilang orang kaya walau tidak sekaya rayyan namun setelah ayahnya meninggal karena kecelakaan restoran diambil alih oleh pamannya om sandi adik dari papanya tapi entah apa yang terjadi karena saat itu dia masih sangat muda untuk memahami dunia bisnis sehingga om sandi mengatakan bahwa restoran bangkrut karena banyak hutang bahkan rumah yang dia tinggali pun harus di sita oleh pihak bank dan beruntung almarhum papanya menyiapkan asuransi pendidikan dan juga kesehatan untuk keluarganya jadi uang itulah yang digunakan untuk biaya kuliah dan juga pengobatan mamanya.

sedang mamanya semenjak suaminya meninggal jiwanya sangat terguncang dan merasa sangat kehilangan karena mereka berdua bisa dikatakan tidak pernah berpisah papanya sangat menyayangi mamanya ditambah kondisi bisnis papanya mengalami kebangkrutan membuat tekanan darah nya naik dan berimbas pada jantungnya.

Shofia pernah sekali datang pada pamannya untuk meminta bantuan tapi dia malah di usir oleh tantenya padahal saat ini hanya merekalah keluarganya.

karena itulah sepulang kuliah Shofia bekerja di sebuah kaffe milik orang tua temannya di kampus untuk mencukupi biaya hidupnya sehari hari.

Shofia menyeka air matanya yang merembes di balik bulu matanya yang lentik

" mama ..mama harus sembuh mama harus bertahan aku akan melakukan apapun untuk kesembuhan mama. mama harus kuat demi aku ma saat ini aku nggak p

unya siapa siapa kecuali mama " gumam Shofia disela tangisannya.

" Shofia kamu baik baik saja ?" terdengar suara lembut dan dia merasakan usapan lembut di bahunya Shofia menoleh ke samping

" kak Andika !" ucapnya lirih ya Andika adalah salah satu teman baiknya di kampus Shofia termasuk orang yang tertutup jadi dia tidak begitu banyak memiliki teman. hanya andika dan Vania teman yang akrab dengannya.

" kamu nggak papa ?" tanya Andika lagi setelah dia duduk di samping Shofia dan dijawab anggukan kepala oleh Shofia

" kamu sudah makan ?" tanya Andika

" aku nggak lapar " ucap Shofia sambil menggeleng kan kepalanya

" tapi kamu harus makan shof mama kamu pasti sedih kalau kamu kayak gini lagian nanti siapa yang akan mengurus dan merawat mamamu kalau kamu sakit " kata Andika

" pokok ya sekarang kamu harus makan ayo ikut aku " ucap Andika lagi sambil memegang tangan Shofia dan membawanya keluar menuju kantin rumah sakit

" duduk di sini biar aku pesankan makanan " kata Andika setengah memerintah sesaat setelah mereka duduk di kantin rumah sakit.

andika memesan makanan untuk mereka berdua setelah beberapa saat andika pun duduk di hadapan Shofia Dengan membawa nampan berisi dua porsi makanan untuk dirinya dan Shofia

" ayo makan !" ucap Andika lagi. dengan terpaksa Shofia menyuap nasi yang ada di hadapannya walau sebenarnya ia enggan untuk makan tapi kata kata Andika tadi ada benarnya jika dia sakit siapa yang akan mengurus mamanya pikir Shofia

dokter Andika yang melihat shofia mau makan makanan nya membuat bibirnya naik ke atas sambil sesekali melihat Shofia yang mulai menyuap makanannya.

" shof aku boleh nanya sesuatu ?' Andika membuka obrolan setelah mereka menyelesaikan makan malamnya

" apa yang mau kakak tanyakan " jawab Shofia

" itu tadi siapa wanita tadi yang mau menolong pengobatan mama kamu"

" oh yang tadi itu Tante widya " jawab Shofia

" lalu kamu ada hubungan apa kenapa dia begitu baik sama kamu dan mau membantu pengobatan tante Rika " kata Andika lagi

" ya dia memang baik awal bertemu kami tidak sengaja itupun karena kyara cucunya "

" maksud nya siapa kyara ?" tanyanya lagi

kemudian Shofia menceritakan asal mula dia bisa bertemu dengan Widya kemudian dipanggil mama oleh kyara hingga Tante widya mau membantunya.

" jadi gitu ceritanya kak ini semua karena kyara yang menganggap aku sebagai maminya" ucap Shofia mengakhiri ceritanya

" kasian ya anak itu kapan kapan aku pingin ketemu sama kyara kecil aku bayangkan dia pasti sangat imut dan lucu " kata Andika

" ya kamu benar kak dia begitu menggemaskan " Shofia tersenyum sambil membayangkan wajah imut kyara

" oh ya shof aku juga ada yang mau aku sampaikan sama kamu, Minggu depan aku akan berangkat ke London untuk menempuh pendidikan spesialis " ucap Andika pelan

dan tiba tiba saja dada Shofia menjadi sesak dia menatap wajah Andika sambil menahan air matanya

" ya pergi saja " ucap Shofia pelan walau dalam hatinya tidak ingin ditinggal tapi dia tidak Boleh egois

" kamu nggak papa kan ?" tanya Andika

" ya aku nggak papa kamu tenang aja " jawab Shofia Bohong karena di lubuk hatinya paling dalam dia merasa tidak rela jika Andika jauh darinya karena selama ini hanya andika yang begitu perhatian kepadanya apalagi besok mamanya juga akan terbang ke Singapore Shofia merasa orang orang yang dekat dengannya akan pergi meninggalkannya karena itu dia merasa sangat kehilangan.

Andika menggenggam tangan Shofia lalu menatap matanya

" kamu jaga diri kamu baik baik selama aku nggak ada disini dan kamu juga harus janji harus menyelesaikan kuliah mu jangan sampai putus di tengah jalan. ingat pesat kedua orang tua mu yang menginginkan kamu menjadi seorang dokter. nanti jika ada apa apa dan kamu butuh sesuatu telpon aku aku akan berusaha membantu " ucap Andika lirih. sebetulnya dia tidak tega meninggalkan Shofia dalam keadaan seperti ini tapi dia sudah berjanji pada orang tuanya dan dia tidak ingin mengecewakan perasaan kedua orang tuanya.

" iya aku nggak papa kok kamu pergi aja lagian disini juga masih ada Vania " ucap Shofia mencoba menenangkan Andika

" baiklah klo begitu aku sedikit tenang sekarang. ya sudah ayo kita kembali ke ruangan mamamu " ajak Andika lalu mereka berdua bangkit dari duduknya melangkah meninggalkan kantin rumah sakit.