Demon Beside Me

“Apa sakit?” tanya Rosela saat mengobati luka di bibir Hans.

Saat ini keduanya sedang beristirahat di sebuah warung kecil di pinggir jalan yang kebetulan buka 24 jam.

“Kenapa kau menggigit bibirku?” protes Hans pasang muka kesal sambil memegangi bibirnya yang terasa perih akibat gigitan kecil istrinya.

“Aku ketakutan, kau tidak lihat apa? Jaguar itu hampir saja menerkam kepalamu.”

“Ya aku mana lihat, kan aku lagi nyetir. Auh …” Hans merintih lagi. Tapi ia hanya akting karena dengan kekuatan yang ia miliki ia bisa menyembuhkan lukanya sendiri. Ia sengaja tidak menggunakan kekuatannya karena ini kali pertama ia dicium wanita sampai digigit sebegitunya. Sakit-sakit enak gimana gitu.

“Ya maaf … aku sungguh minta maaf, itu murni refleks takut. Aku juga mencakar bahumu kan. Apa berdarah?” Ingin sekali Rosela mengecek punggung suaminya tapi tidak berani.

“Nanti saja cek di rumahmu. Masa di sini, nggak enak dilihat orang. Auh …” Hans pura-pura memegangi bahunya dan membuat istrinya khawatir.”

Rosela diam dan meremas sendiri tangannya. Ia sungguh merasa bersalah pada suaminya atas apa yang ia lakukan. Ia ingin membelikan minuman untuk Hans tapi ia tak punya uang sepersenpun. Alhasil, Rosela hanya diam sambil memainkan tangannya sendiri.

“Kau tunggu di sini.” Hans langsung berdiri dan masuk ke dalam warung. Tak lama kemudian ia keluar sambil membawa 2 botol minuman.

“Ini, minumlah,” Hans memberikan salah satu minuman mineral pada Rosela.

Rosela menerima air pemberian suaminya dan meneguknya hingga habis setengah. Ia tak berani berkata-kata sekarang. Canggung dan juga malu.

“Harusnya aku yang membelikannya untukmu, tapi aku … tidak punya apa-apa. sepersenpun uang aku juga tidak punya. Maafkan aku.”

“Jangan minta maaf begitu, kau bikin aku jadi ingin menangis saja melihat nasib malangmu ini. keluarga tirimu itu memang sangat kejam. Lebih kejam daripada di film dan di cerita.”

Rosela menundukkan kepala. Memang betul ia sangat menderita, tapi sejak hadirnya Hans dalam hidupnya entah kenapa rasanya berbeda. Apa yang Rosela alami bersama dengan pria yang menikahinya sungguh diluar nalar. Tapi, ini nyata dan gadis itu baru saja mengalaminya. Hanya dalam waktu semalam, nyawanya terancam berkali-kali.

Ajaibnya, ia masih tetap hidup dan tidak terluka sedikitpun. Berkat Hans pula ia tak pernah kehilangan nyawa. Kalau saja tidak ada Hans, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.

“Inikah jawaban Tuhan yang diberikan padaku? Mengirimmu untuk melindungiku? Aku harusnya sudah mati 3 kali, tapi kau selalu ada untuk menyelamatkanku,” tanya Rosela pada suaminya.

“Kemungkinan begitu. Sebelumnya, aku adalah pria bebas yang bisa kapan saja menggunakan kekuatanku sesuka hati tanpa ada ikatan apapun selagi aku tak melanggar peraturan. Tapi sekarang, kekuatanku, hanya berpusat padamu. Kaulah sumber kekuatannya. Jika hanya dengan ciuman kekuatanku bisa sedahsyat itu, kau bisa menyimpulkan sendiri jika kita melakukan lebih dari itu.” Hans tanpa ragu menjelaskan lagi cara kerja kekuatannya setelah keduanya menikah dan sebelum menikah.

“Bagaimana jika ada wanita lain mendekatimu dan menyentuhmu.”

“Salah satu dari kita akan mati,” jawab Hans jujur.

“Hah? Kok bisa begitu?”

“Tergantung siapa yang melakukan kesalahan, kalau aku tak salah dan adegan menyentuh wanita lain terjadi, maka kau akan mati. Sebaliknya, jika aku yang melakukan kesalahan dengan sengaja menyentuh wanita lain, maka akulah yang akan mati.”

Rosela kembali menganga mendengar sisi negatif dari kekuatan super yang dimiliki suaminya. Memang benar, di dunia ini tak ada yang sempurna. Setiap kelebihan pasti ada kekurangan begitu sebaliknya. Meski Hans sangat kuat, tapi ia punya kelemahan juga.

“Apa … semua keluargamu … juga sama sepertimu? Apa mereka pernah …” Rosela bertanya dengan ragu-ragu takut ia salah ucap dan menyinggung perasaan suaminya. Tapi ia perlu tahu lebih dalam soal sosok suaminya serta kekuatan yang dimilikinya dengan segala resikonya.

“Ibuku pernah mati saat pelakor mencoba mencium ayahku di saat ia lengah. Tapi kakekku menyelamatkannya dengan mengorbankan dirinya sendiri. Kakek melanggar aturan dengan menghidupkan kembali nyawa menantunya. Itu jelas menyalahi kuasa Tuhan. Sebagai hukuman, ayah dan ibu terpisah dan kehilangan ingatan. Begitupula dengan kakek dan nenek. Mereka terpisah selama 3 tahun dan kembali dipertemukan lagi dengan kisah baru. Setelah ibuku melakukan serangkaian ritual dan tradisi keluarga, barulah ingatan ayah dan ibu kembali dan mereka bahagia sampai aku hadir ke dunia ini.”

Tak ada sahutan dari kisah yang diceritakan Hans. Begitu pria tampan itu menoleh ke arah Rosela, ia kaget karena istrinya malah menganga tak percaya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

“Ada apa dengan wajahmu?”

“Wuah daebak … adakah kisah semacam itu? Itu mirip novel atau film tahu nggak? Gila? Kisah itu beneran ada? Wuah … luar biasa ya? Aku sama sekali tidak menyangka. Keluargamu sangat sangat luar biasa. Wuah! Wuah!”

“Kenapa kau senang begitu?”

“Aku tidak tahu, aku hanya … apa ya namanya, entahlah. Pokoknya keren gila.”

“Kau jangan senang dulu. Yang mereka alami, bisa saja terjadi pada kita. Kalau kau dan aku melanggar peraturan, salah satu dari kita akan mati. Ingat itu.”

“Aku paham. Kau dan aku tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis. Kau dan aku, hanya boleh bersama selamanya. Hanya kau yang boleh menyentuhku begitupula sebaliknya. Dan kita harus saling mencintai, begitu kan?”

“Kau dan aku?” Hans merasa lucu mendengar istrinya menyebut kata ‘kau dan aku’.

“Kenapa? Apakah ada yang lain selain kau dan aku?” tanya Rosela kembali bingung.

“Tidak. Memang hanya ada kau dan aku dalam dunia kita. Kakek dan ayah juga punya dunia sendiri. Tapi aku belum bisa menciptakan dunia kita untukmu. Mungkin … karena kita menikah bukan atas nama cinta, tapi karena terpaksa. Sedangkan keluargaku menikah karena cinta suci yang mereka punya.”

Hening, untuk yang satu itu, Rosela tidak tahu harus berkata apa. cinta kan memang tidak bisa dipaksa. Cinta juga datang dan pergi tanpa peringatan. Tapi ia sudah punya gambaran jelas tentang hidupnya saat ini. Yaitu Hans. Hanya Hans yang ia punya sekarang.

“Kau sudah bisa melanjutkan perjalanan? Kau bisa menciumku lagi jika ingin lekas sampai kerumahmu dan mengejutkan mereka kalau kau masih hidup,” goda Hans mulai memanfaatkan kesempatan.

Tak disangka, dengan polosnya Rosela maju dan hendak mencium suaminya. Refleks Hans mundur karena kaget.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya panik, wajahnya jadi merah merona.

“Katanya kalau lekas sampai disuruh menciummu? Gimana sih?” tanya Rosela heran.

Hans gugup, tak tahu harus bilang apa, tadinya ia hanya bercanda, ternyata malah dianggap serius oleh istrinya. “Kita naik motor sajalah, sambil jalan-jalan menikmati pemandangan. Sebentar lagi matahari akan terbit,” ucapnya berjalan lebih dulu dan memakai helmnya.

“Dasar plin plan,” gumam Rosela dan Hans bisa mendengarnya.

“Aku tidak plin plan,” sanggah Hans sambil tetap berjalan menuju motornya.

“Kau itu plin plan! Tidak mau ngaku pula!” seru Rosela mengekor di belakang suaminya.

BERSAMBUNG

****