Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Valentine - Coklat
Neira membuka matanya dan menatap jam yang ternyata sudah jam 7 malam berarti dia tidur cukup lama.
Setelah sampai Neira memang langsung menuju tempat tidurnya dan malah dia terlelap.
Dia pun beranjak bangun dengan menggulung rambutnya acak, berjalan keluar karena memang dia merasa sangat haus.
Sementara di ruang tengah, Gevan bersama Alfar, Panji juga Romi tampak menatap Neira yang berjalan turun.
Neira tampak sangat cantik membuat mereka langsung menatapnya tanpa berkedip.
"Gila bangun tidur aja cantik banget." Ucap Panji
"He'eh memang Neira cantik banget." Lanjut Romi.
Berbeda dengan mereka, Gevan tampak menatap tajam Neira apalagi saat ini Neira hanya memakai kaos oversize dan celana Hot pan yang menampilkan kaki jenjangnya.
"Eh, Maaf kak." Ucap Neira saat baru menyadari jika ada teman-teman Gevan.
"Baru bangun tidur Nei"
"Iya Kak, Nei ke dapur dulu."
Neira buru-buru ke dapur untuk mengambil minumnya.
"Eh,-
Neira hampir mengumpat saat tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Kak Gevan, ngagetin aja sih."
Gevan menatap Neira tanpa berkedip, memang benar Neira sangat cantik bahkan di saat bangun tidur.
"Kenapa turun."
"Hah-
"Kenapa turun Neira, kamu juga pakai baju seperti ini."
"Memangnya kenapa Ka?"
Gevan menghela napasnya dan membuang pandangannya.
"Di sana banyak teman-teman gue, dan Lo keluar pakai baju kayak gini."
Neira menatap tampilannya.
Bukannya wajar jika berada di rumah memakai pakaian seperti itu.
"Nei gak tau ada mereka lagian Nei juga haus Kak."
"Sekarang masuk kamar, jangan keluar selama mereka belum pulang."
"Tapi Kak,-
"Nurut Neira."
Neira menghentakkan kakinya dan berjalan keluar dia langsung kembali ke dalam kamarnya.
Sementara Gevan mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa Neira memperlihatkan kulit mulusnya di depan cowok lain apalagi dengan dia yang mengikat rambutnya semakin membuat terlihat cantik.
Gevan keluar dengan membawa juga juga beberapa cemilan.
"Mau di bawa kemana Ge" Ucap Panji.
"Kamar Neira."
"Suruh gabung aja Neira, kenapa di kamar "
Gevan langsung menatap tajam Panji yang tersembunyi sikuk dengan tatapan Gevan yang begitu tajam.
Neira duduk di tepi ranjang dengan memainkan ponselnya, padahal di juga lapar tapi Gevan malah menyuruh berada di kamar.
Ceklek.
Pintu terbuka membuat Neira mendongak.
"Kalau mau sesuatu telp atau Chat gue jangan turun."
"Kak Gevan mau turun lagi?"
"Kenapa Hm, Lo mau gue temani?"
"Eh, bukan gitu maksudnya Kak."
Gevan tersenyum dan mengusap pucuk rambut Neira.
"Makan dulu dan gak usah mandi udah malam."Ucap Gevan mengusap pucuk rambut Neira dan berjalan keluar.
Neira diam mematung dengan tingkah Gevan, jantungnya tidak aman jika terus mendapatkan sikap manis Gevan.
Jantung gue..
Lama-lama gue bisa mati muda karena sikap Kak Gevan.
Belum tenang dengan jantungnya, Neira kembali Melihat pintu terbuka.
Gevan kembali masuk dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Buat Lo." Ucapnya memberikan paper bag kecil dari tangannya.
"Apa ini Kak."
"Buka aja, buat Lo tapi jangan langsung semua di makan nanti sakit gigi."
Neira membukanya dan terlihat beberapa coklat di dalam sana.
"Ini-
Gevan tersenyum dan berjalan keluar membiarkan Neira yang masih bingung dengan semua itu.
Neira tersenyum, dia tidak menyangka jika akan mendapatkan Coklat di hari kasih sayang.
Biasanya dia akan selalu mendapatkan Coklat dari Alex tapi itu dulu karena hubungan mereka yang sudah putus.
******
Sementara Alex masih menemani Elisa belanja, Elisa bahkan terus meminta Alex untuk membelikannya banyak barang.
"Aku boleh ya beli tas ini, aku udah lama pengin" Ucap Elisa manja.
Alex hanya bisa mengangguk dan mengeluarkan Black Cart miliknya.
Padahal dulu selama bersama Neira, Alex lah yang sering kali ingin memberikan sesuatu untuk gadisnya namun Neira selalu menolaknya.
Bahkan Neira sama sekali tidak pernah meminta apapun kepadanya.
"Sayang, kamu lupa kalau hari ini hari kasih sayang. Kamu gak pengin beliin aku sesuatu?"
Alex menautkan kedua alisnya heran, Dia tidak membelikan sesuatu terus apa yang ada di tangan Elisa saat ini bahkan kedua tangan Alex pun tampak menjinjing belanjaan Elisa.
"Aku mau coklat, kita beli coklat ya."
Alex hanya bisa mengangguk pasrah, dia mengikuti Elisa dan membeli beberapa coklat bahkan bukan hanya berhenti di sana Elisa menarik Alex masuk ke dalam restoran karena dia lapar.
Hari pun semakin malam,
Neira masih berada di kamarnya namun dia sudah berganti dengan memakai piyama tidurnya tampak meringkuk dengan ponsel yang masih berada di tangannya.
Ceklek..
Pintu terbuka, terlihat Gevan yang berjalan masuk dia berjalan masuk dan melihat Neira yang tengah tertidur.
Gevan menggeleng melihat Neira yang tertidur dengan posisi yang begitu lucu.
Dasar Bocil.. Gumam Gevan mendekat dan mengambil ponsel di tangan Neira.
Namun matanya menatap sebuah foto dimana Neira bersama seorang laki-laki tengah tersenyum dengan Neira yang memegang coklat juga bunga mawar.
Gevan terus menatapnya, dia tau jika itu adalah mantan Neira, laki-laki yang sudah membuat Adiknya itu menangisi.
Gevan meletakkan ponselnya diatas meja dan membenarkan posisi tidur Neira.
Dia pun tidak lupa menyelimuti tubuh Neira.
Gevan lantas duduk di sisi ranjang, menatap wajah polos Neira cantik walau sedang tertidur.
Tangannya terulur menyentuh wajah cantiknya, entah lah dia begitu ingin membuat Neira bahagia dia selalu ingin dekat dengannya dan membuatnya nyaman. Apa perasaan seorang Kakak laki-laki akan seperti itu namun Gevan merasa jika dia senang jika dekat dengannya.
Cup,,
Gevan mengecup singkat pucuk rambut Neira, dan mengusapnya lembut.
Good Night bocil...
Gevan beranjak bangun dan keluar kamar, Namun baru saja keluar ponselnya bergetar membuatnya merogoh saku celananya terlihat Widia yang menelpon.
"Halo Kak" Ucap Widia saat Gevan menjawabnya.
"Ya Mom"
"Kamu belum tidur Nak?"
"Belum Mom, Gevan baru masuk kamar."
"Maaf sayang, Apa kamu lihat Neira.
Mama telpon dari tadi tapi tidak di jawab Mama Chat juga gak di bales."
"Neira sudah tidur Mom."
"Pantas tidak jawab telpon Mama,
Gimana Neira, dia tidak merepotkan kamu kan Sayang, Mama minta maaf ya karena belum bisa pulang. Kamu sabar ya jagain Neira yang manja."
"Neira gak merepotkan kok Mom, Gevan juga gapapa."
"Makasih ya Sayang, ya sudah sekarang kamu istirahat jaga kesehatan kalian ya."
"Mama juga di sana jaga kesehatan sama Papa."
Gevan menutup telponnya dan merebahkan tubuhnya, hubungan antara dirinya dengan Widia semakin dekat apalagi Widia tampak menyayangi nya sama seperti Neira.
Gevan pun sudah bisa menerima Widia sebagai Mama nya.
Gevan mulai memejamkan matanya, karena besok dia harus datang lebih pagi ke Kampusnya untuk acara Camping.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA