NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekejaman Abian

"Daniel kemana, tante?" tanya Amanda saat Dina baru mendudukkan pantattnya di kursi panjang di depan ruang ICU tempat papa Amanda dirawat.

"Daniel pulang ke Jakarta sayang, ada kerjaan mendesak, jadi Daniel harus ke Jakarta malam ini juga." jawab Dina berbohong, karena sebenarnya Dina menyuruh Daniel untuk melihat Dara setelah mengetahui jika Dara adalah cucunya.

Dina tersenyum, menatap wajah Amanda yang sudah terlihat sangat sembab, kasihan sebenarnya melihat Amanda, tapi mengingat bayangan wajah sedih Dara kemarin, Dina lebih tak tega lagi, bagaimana pun Dara cucu satu-satunya saat ini, Dina berencana menemui Dara jika masalah Amanda telah selesai.

Amanda diam, tak lagi banyak bertanya, padahal dia tahu Dina berbohong, sebab tadi Amanda mengikuti mereka, dan mendengar pembicaraan Dina dan Daniel. Sakit sekali rasanya diposisi Amanda sekarang, papanya sekarat, tunangannya malah lebih mengutamakan mantan istri dan anaknya, sekarang dia malah dibohongi oleh calon mertuanya.

Kalian tahu? Seseorang yang awalnya baik akan berubah menjadi orang yang tidak berperasaan jika dirinya merasa dikhianati, apalagi saat ini dirinya memang dalam kondisi terpuruk.

"Kamu sejak siang belum makan, tante belikan kamu makanan ya?" tawar Dina membuyarkan lamunan Amanda. Karena memang Amanda belum makan apapun sedari tadi.

Amanda hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.

"Kamu jangan begini sayang, kamu juga harus sehat, tente yakin papa kamu bisa sembuh dan melewati ini semua."

Amanda malas menaggapi itu, jika papanya sembuh, dia yakin Dina akan membiarkan Daniel kembali bersama Denisa.

"Tante, apakah aku boleh minta satu permintaan?"

Kening Dina membentuk beberapa kerutan. "Apa sayang? katakan."

"Selama hidup, Amanda tidak tahu sudah membahagiakan papa apa belum? sebagai dokter Amanda tahu jika umur papa bergantung pada mukjizat. Bukan Amanda mendahului Tuhan tante, tante tahu sendiri kan kondisi papa seperti apa? Tante, sebelum papa menghembuskan nafas terakhirnya, dan sesuai permintaan papa untuk tante menjaga Amanda. Maukah tante mempercepat pernikahan Amanda dan Daniel tante? Karena Amanda juga tak yakin papa bisa melihat rumah sakit apung yang papa mau."

"Amanda?" Dina tak bisa berkata-kata.

"Hanya itu permintaan Amanda tante, tante sudah berteman dengan papa sudah lama bukan? tante pasti tahu apa yang bisa membuat papa tenang dan bahagia sebelum papa menghembuskan nafas terakhirnya." Mohon Amanda lagi dengan lelehan air mata yang jatuh dipipinya.

* * *

"Mi, kok papi belum datang juga? kan jadinya kita nggak jadi kesekolah nunjukin ke teman-teman Dara kalau Dara sekarang punya papi."

Denisa yang sedang memakaikan baju Dara, langsung terdiam menatap manik bening anaknya yang menunggu jawaban darinya. Sesak sekali rasanya, Daniel benar-benar membuat Denisa naik pita kali ini, setelah dia jujur pada Dara siapa Daniel yang sebenarnya, kini Daniel malah ingkar, dan sampai sekarang belum ada kabar apapun dari laki-laki itu.

Denisa pun tak bisa berbuat apa-apa karena kini dirumahnya ada Abian yang begitu membenci Daniel.

"Papi ada pekerjaan mendadak sayang, jadi papi nggak bisa datang."

"Papi pasti orang keren ya Mi, yang nggak perlu kerja tapi uangnya banyak."

Denisa tersenyum mendengar itu. "Dara tahu dari mana yang kayak gitu?"

"Awan dan Angkasa, kata Awan, ayah mereka itu keren, nggak perlu ke kantor, tapi uangnya ada terus." Denisa tertawa, pasti Abian membual anak-anaknya yang tidak-tidak, dia sendiri begitu sibuk dengan pekerjaannya.

"Mi, kalau Dara tinggal sama Awan dan Angkasa, boleh nggak? Tadi Om Abian bilang begitu, Dara ikut kesana aja, karena Mami mau tugas yang jauh dan lama," ujar Dara lagi, yang cukup membuat Denisa terkejut.

Denisa menunduk, sedih sebenarnya, tapi benar juga yang dikatakan Abian, lebih baik Dara ikut bersama mereka selama Denisa bertugas jauh, tapi berpisah dengan Dara rasanya dia tidak bisa, tapi apa bedanya? Daniel juga tidak bisa diandalkan, dan Dara pasti akan merasa kesepian selama ia tinggal mengemban tugas yang sangat mulia itu.

Salah dia yang sudah memiliki buntut disaat dia masih harus mengejar cita-citanya.

"Nanti Mami pikirkan ya sayang."

Denisa tidak tahu saja, niat Abian membawa Dara adalah, agar Daniel tidak bisa dengan mudah menemui Dara. Daniel harus disiksa terlebih dahulu, urusan mereka kembali berjodoh lagi atau tidak, itu belakangan, setidaknya Abian memiliki kandidat adik ipar yang jauh lebih baik dari Daniel, mana mungkin dia bisa ipar-iparan dengan mantan rivalnya.

Malam ini, sebelum Abian ke hotel, mereka membuat acara kecil-kecilan, Abian sangat suka kumpul keluarga tanpa keluar rumah dan membuat acara seperti ini bersama anak-anaknya.

Ahh, semua yang Abian lakukan sepertinya memiliki maksud terselubung, membuat acara itu juga ingin melihat sepeka apa Ricko terhadap Denisa? Dan ingin tahu, sebesar apa keinginan Ricko mendekati Denisa.

Dan ini menjadi nilai plus untuk Ricko, ternyata Ricko begitu peka lebih dari yang dia bayangkan, Ricko membeli semua perlengkapan dan mempersiapkan bahan untuk acara mereka malam ini. Bahkan Ricko yang terbiasa memegang alat operasi, malam ini terlihat begitu cekatan membakar daging dan jagung.

"Kamu sengaja ya Bi, nyiksa anak orang?" bisik Delia dengan suara yang sangat pelan, takut Ricko mendengar, padahal mereka sedang ada didalam, menemani anak-anak mereka bermain. Denisa dan Ricko berada diluar membakar jagung dan kawan-kawanya.

"Sayang, dia dengan senang hati loh melakukan semuanya."

"Tapi kasihan Denisa, nanti dikiranya keluarga kita matre."

"Itu kalau pikiran laki-laki yang nggak niat dan nggak tulus dekati Denisa, dan laki-laki itu ... kere," katanya selalu benar, jika wanitalah yang selalu benar, tapi Abian kebalikanya, "lagian emang kamu mau kalau adik kamu itu balikan lagi sama si kuda nil?"

"Maksudnya?" tanya Delia tak mengerti.

Abian menghela nafas, sebenarnya tak mau jujur karena takut dia salah.

"Tadi siang Dara cerita kalau hari ini papinya mau datang, dan mau kenalin papinya ke Awan dan Angkasa, terus aku tanya siapa papinya? Dia bilang Daniel. Adik kamu diam-diam sudah bertemu Daniel."

"Dan-"

Cup, tak berubah, Daniel tak mau Delia menyebut nama lelaki itu dari bibirnya. Dan Delia masih saja bersemu jika Abian posesif padanya.

"Iya, laki-laki brengsek itu sudah ketemu dengan Dara." Jawab Abian tak ingin jika Delia kembali keceplosan menyebut nama Daniel.

"Kenapa Delia nggak cerita?"

"Mana mungkin dia cerita, adik kamu itu nanti tiba-tiba sudah balikan lagi dan buat keheboan. Dia terlalu dibutakan cinta."

Diluar, Denisa sedang menemani Ricko. "Maaf ya mas, kamu jadi kerepotan kayak gini." Denisa tak enak hati.

"Kamu masih kaku aja sih, Nis. Biasa aja bisa nggak sih? Aku seneng bisa deket sama keluarga kamu, mumpung mereka disini, lagian juga nggak tiap hari, walau aku pengennya mereka tiap hari disini." Jawab Ricko bijak, kemudian mematikan api dihadapanya, Ricko memegang pundak Denisa untuk berhadapan dengannya, "aku senang bisa ngelakuin ini, aku tuh nggak pernah tau bikin acara berbiquean kayak gini."

Mereka saling tatap dalam diam, Denisa tak bisa berkata-kata, Ricko terlalu baik, tapi hatinya tak pernah tersentuh untuk bisa menerima Ricko. Jika berdekatan dengan Ricko pun dia tak ada rasa berdebar sedikitpun, berbeda jika dia berdekatan dengan Daniel.

"Malah bengong," Ricko mencolek ujung hidung bangir Denisa, "nanti bunga-bunga pada layu kalau kamu bengong."

"Mas bisa aja." Sahut Denisa.

"Yaudah, bantuin aku bawa ini kedalam yuk, kita makan bareng-bareng," pintanya, Denisa mengangguk, dan membawa piring besar berisi makanan yang sudah di masak Ricko tadi.

Baru dua langkah mereka berjalan, Denisa dan Ricko sama-sama terpaku melihat Daniel sudah ada dihadapan mereka. Daniel paling tak bisa melihat Denisa berdekatan dengan laki-laki lain langsung menarik pergelangan tangan Denisa agar menjauh dari Ricko, dan berada didampingi, untung saja tak membuat makanan yang dibawa Denisa jatuh.

"Kamu ngapain malam-malam disini?" marahnya menatap Ricko tak suka, "kan kamu sudah tau kalau aku dan Denisa mau balikan? kenapa masih dekati Denisa?" katanya lagi tanpa basa-basi.

Ricko hanya tersenyum kecil atas kecemburuan Daniel, mulutnya baru saja terbuka ingin menjawab marah Daniel. Dari dalam Dara berteriak.

"Papiiii." Teriak Dara dari dalam langsung behamburan memeluk kaki Daniel, Dara seolah langsung tahu kedatangan Daniel. Daniel sampai terlonjak kebelakang dibuatnya. "Papi kenapa datangnya malam banget? Dara nungguin papi dari pagi." Dara mendongak agar bisa menatap wajah papinya yang tampan.

Daniel tersenyum. "Papi minta maaf."

Abian dan Delia yang berada didalam langsung keluar melihat apa yang terjadi. Abian yang tahu kedatangan Daniel langsung keluar, menyuruh Denisa dan Dara masuk.

"Oh ada tamu tak diundang rupanya," Abian langsung memperlihatkan wajah permusuhannya, "Denisa, ajak Dara masuk, Kakak mau menyampaikan kata sambutan untuk laki-laki yang sudah mencampakkan mu."

Denisa bingung, dia takut, Abian masih tak menyukai Daniel, tapi melihat wajah senang Dara atas kedatangan Daniel, membuat Denisa tak tega sebenarnya. Tapi Daniel juga salah, Denisa harus tegas, Daniel telah memberikan harapan palsu untuk Dara.

"Masuk Denisa," perintah Abian lagi, dia benar-benar bersikap seperti seorang ayah yang melindungi anaknya.

Daniel mencekal tangan Denisa yang ingin membawa Dara. "Mami nggak kasihan sama anak kita?" sengaja Daniel memanggil itu dihadapan Ricko dan Abian, melihat wajah Abian yang terkejut, Daniel tersenyum penuh kemenangan.

Denisa menjadi dilema, siapa yang harus dia utamakan?

"Dara harus masuk, dia masih terlalu kecil untuk tahu permasalahan ini," ucap Denisa pada akhirnya.

"Denisa!" Daniel berkata dengan wajah memohon.

Denisa tak mempedulikan permintaan Daniel. Denisa jongkok, mengelus pipi Dara, tangannya masih memeluk kaki Daniel.

"Dara, nanti kita ketemu sama papi, biar papi ngobrol dulu sama Om Abian, ya." wajah Dara berubah sedih, dan itu membuat mata Denisa berkaca-kaca, hatinya ikut perih.

Dara mendongak menatap Daniel yang juga terlihat sedih, hati mereka sama, sama-sama rindu yang begitu dalam walau baru beberapa hari mereka dekat. Meski begitu, Daniel ikut merendahkan diri, memberikan pengertian pada Dara.

"Dara masuk ya, Papi ada urusan dulu sama Om kamu." Dara mengangguk, kemudian memeluk leher Daniel, tanpa terasa Daniel menitikkan air matanya.

Ricko yang melihat itu tersadar, jika keberadaan Daniel sangat berarti untuk Dara, dia kemudian melihat Denisa, terlihat juga, jika Denisa masih begitu mencintai Daniel, meskipun Denisa menyangkal, apakah dia harus menyerah sekarang?

1
Safa Almira
seru
Nana RamLee
iyaaa kak agak kaget bacanya kok jauh kali belayarnya kapal nya
padahal kan dari Batam
karna di Batam sendiri termasuk kepulauan Riau banyak pulau2 kecil di Batam yang aksesnya buat ke Batam yang termasuk kota besar di kepulauan Riau itu lumayan membutuhkan waktu, yang paling jauh itu kepulauan Anambas dan Natuna kak
bersebelahan dengan laut cina
Anna
langsung pusing stres 😂 🤣
Anna
wah hamil ya 😂🤣🤣
Anna
paham donk 😂 🤣
Anna
iya lucu2nya fase puber ke 7 😂
Hamda Bakkas
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ilma Suryani
ceritanya bagus 👍
Elf Aurora
biasanya tak pakai minyak wangi. biasanya tak suka begitu.
olalilali Ola olala /Casual/
Elf Aurora
asik langsung lanjut skidipapap deh papi mami
Elf Aurora
bener2 gak berkelas ni cewek. ngomong nya jahat bgt ke sesama cewek./Panic/
Elf Aurora
apa coba kata2nya ky gitu? terlalu jahat kalo ngaku sahabat tp ngomong nya begitu..
Elf Aurora
kamu jg jangan jadi duda gatel ya masih ngejar2 mantan istri padahal udah punya tunangan sendiri..
Elf Aurora
astaga, dosa itu dokter ricko. jangan ya dek ya, jangan...
Elf Aurora
jauh juga denisa kabur sampe k Batam. pantes gak ketemu Daniel nyari2 d jakarta-subang /Grimace/
FUZEIN
Kiutt...dara
FUZEIN
Sedih 😭...anak2 mana faham..paling mengangguk je
FUZEIN
Peak tu apa
FUZEIN
Ceh..lelaki jahat
Lusi Seksi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!