Kita dan Rasa
Kisah cinta beda agama antara Wilona si gadis kampung yang sedang merantau di kota dan Raka pria kota yang berasal dari keluarga kaya raya yang tak sengaja dipertemukan.
Raka yang mulai jatuh cinta kepada Wilona memutuskan untuk mendekati Wilona , perjuangan Raka membuat hati Wilona luluh ,merek pun menjalin hubungan bahkan Raka berani mengenalkan Wilona kepada keluarganya.
Walau keluarga Raka menerima Wilona ,namun beberapa waktu kemudian mereka sadar bahwa mereka berbeda keyakinan.
konflik dan drama terjadi diantara kisah cinta mereka belum lagi kehadiran orang ketiga yang mampu mencuri hati keluarga Raka membuat Wilona semakin merasa terpojok.
Wilona yang hampir menyerah dengan cintanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman ,namun tak di sangka Raka masih berjuang dan menyusulnya.
Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? atau takdir justru memisahkan mereka berdua.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Takdir Yang mempertemukan Kita
Hujan masih turun dengan deras nya , ditambah dengan gemuruh nya angin seakan menggambarkan suasana hati Wilona yang sedang dilanda ke jenuhan.
Bagaimana tidak , Jansen sangat nakal hari ini Jansen tak berhenti mengacak - acak mainan dan barang - barang yang ada di ruang Tv tempat mereka bermain.
"Jans udah dong "
Jansen tak merespon larangan Wilona bahkan semakin menjadi - jadi .
Wilona yang tak berani melarang lebih jauh hanya bisa pasrah dengan pekerjaan nya ini, Wilona membereskan mainan yang di lempar oleh Jansen ,namun setelah semua rapi Jansen kembali mengacak - acak mainan nya lagi.
Wilona kini hanya berdiri melihat kenakalan Jansen , tenaga dan mental nya harus kuat agar bisa bertahan pada pekerjaan ini.
"Stop ! Udah cukup ,dari pada kamu berantakin mainan mending kita ke mall , ayo ganti baju"
Mama Jansen yang baru naik ke lantai empat akhirnya bisa membuat Jansen berhenti setelah mengajak Jansen ke mall.
Wilona akhirnya bisa lebih tenang lalu mulai membereskan kekacauan yang disebab kan oleh Jansen.
"Wil kamu ganti baju juga yah kita jalan - jalan ke mall"
Baru saja Wilona memikirkan untuk bersantai di kamar nya karena Jansen akan dibawa ke mall oleh mamanya ,justru Wilona juga di ajak.
"baik bu" jawab Wilona pasrah.
Wilona sudah hapal yang di maksud jalan - jalan oleh mama jansen adalah mengikuti dan menemani Jansen bermain.
Dan benar saja , saat sampai di mall , mama Jansen menitipkan Jansen kepada Wilona ,sementara dirinya pergi ke salon untuk perawatan.
Namun setidak nya disini lebih aman , Wilona tak perlu khawatir Jansen akan mengacak - acak mainan ,karena di tempat ini Jansen bisa bebas bermain apa saja,Wilona hanya perlu memantau Jansen saja.
Setelah beberapa lama bermain Wilona menyuapi Jansen makan , setelah itu Jansen yang belum puas bermain kembali ke tempat bermain nya.
Wilona membeli roti sebagai pengganjal perut nya , jika Wilona membeli makanan berat dia sudah pasti repot karena takut kehilangan jejak Jansen.
Jansen bermain seharian, Wilona sendiri bingung kenapa Jansen se kuat itu , hingga sore hari akhirnya tenaga Jansen habis dan mulai menghampiri Wilona.
Jansen tertidur dipangkuan nya, Wilona menelepon mama Jansen yang masih melakukan perawatan di salon,mama Jansen meminta Wilona untuk ke mobil duluan.
"eugggh berat banget sih kamu kalo lagi tidur" keluh Wilona saat menggendong Jansen yang tertidur pulas.
"duduk dulu deh sebentar" Wilona yang sudah sangat lelah ditambah belum mengisi perut nya memutuskan untuk duduk sebentar di kursi yang ada di dalam mall.
"Astaghfirullah capek nya" Wilona mengusap keringat nya yang mulai bercucuran dan mengatur nafasnya.
Gep..
"Astaga ! "
Wilona sedikit berteriak saat seseorang mengambil Jansen dari pangkuan nya.
"loh kamu , lagi - lagi ngagetin" Wilona memukul bahu Raka karena dirinya benar - benar kaget.
Raka yang sudah terlanjur bangun pagi - pagi dan bersiap pergi di ajak oleh orang tuanya ke mall, Raka yang sedang menemani Arka bermain game tak sengaja melihat Wilona dan mulai mengikuti nya.
"hay kita ketemu lagi yah, mau dibawa ke mana anak ini?" Raka menyapa Wilona.
"ke mobil , tapi aku tadi capek banget jadi istirahat dulu " Wilona kali ini sedikit canggung dengan Raka , ia tak menyangka bisa bertemu Raka disini.
"yuk " Raka menggendong Jansen di ikuti oleh Wilona menuju ke parkiran , setelah Jansen di masukan ke dalam mobil, Wilona menghubungi mama Jansen dan diminta untuk menunggu sebentar lagi.
"Kita nunggu disana aja yuk? " Raka menunjuk kursi yang tak jauh dari parkiran mobil Jansen, Wilona setuju lalu mereka duduk disana dan mengobrol.
"Dia adik kamu yah? Jansen kan namanya? " Raka memulai pembicaraan,walau dirinya sudah tahu Jansen bukan lah adik Wilona ,namun Raka tak bisa mencari topik pembicaraan yang lain.
"bukan , aku kerja ngasuh dia , kok kamu tau Jansen ?" Wilona berkata jujur dan juga bertanya dari mana Raka tahu Jansen.
"dia sekelas sama Arka , adik ku" Ujar Raka.
Mereka berdua melanjutkan mengobrol ,tentang Wilona yang bekerja dan juga Raka yang memperkenalkan diri nya dan cerita tentang sekolah nya.
"kamu masih ada waktu kah?" tanya raka di tengah obrolan nya dengan Wilona.
"gak tahu deh Rak , bos aku kayak nya sebentar lagi selesai deh, kenapa ?" jawab Wilona.
"tadinya mau ajak kamu makan si ,tapi gak apa - apa kan kamu lagi kerja " Raka sungguh ingin mengajak Wilona makan berdua namun sayang , Wilona sedang bekerja.
"lain waktu yah Rak ,aku gak bisa sekarang" ujar Wilona.
"bisa gak sih gausah manggil Rak? emang nya aku Rak piring apa ih" Raka protes karena sejak awal Wilona selalu memanggil Rak .
"hahaha lalu apa , kakak? Orang kamu lebih muda dari aku, atau mau aku panggil adek?" jawab Wilona sembari bercanda ,sepertinya Wilona mulai nyaman dengan Raka.
"yah panggil aja Raka ! " Wilona gemas dengan Raka yang tiba - tiba saja ngambek.
"iya deh Mulai sekarang ,aku pastikan bakal manggil kamu dengan sebutan RAKA ! Puas ?" ujar Wilona yang mengalah karena takut Raka benar - benar marah.
"nah gitu dong kan bagus" Raka puas dengan jawaban Wilona.
Raka mulai jatuh cinta dengan sosok Wilona yang baru ia temui dua kali itu pun secara tidak sengaja karena keduanya selalu di pertemukan tiba - tiba.
"Raka , kamu ini sejenis jin kah?" Raka melirik Wilona dengan tatapan bingung , karena Wilona memberikan pertanyaan yang aneh.
"maksudnya?" tanya balik Raka kepada Wilona.
"yah datang tiba - tiba, muncul tiba - tiba , saat di sekolah dan tadi di dalam mall , kayak aku gak ngira bakal ada yang duduk di samping aku " ujar Wilona menjelaskan pertanyaan nya.
"itu artinya jodoh Wil" Wilona hanya tertawa mendengar candaan dari Raka.
Sama seperti Raka ,sepertinya kali ini Wilona juga mulai menumbuh kan rasa cintanya , padahal mereka baru saja berteman.
"eh itu kayak nya bos aku deh , iya bener ,ayo kamu sembunyi aja ayo cepetan aku males di tanya - tanya kalau bos aku lihat kamu " Wilona yang melihat kedatangan mama Jansen meminta Raka untuk pergi agar mama Jansen tak melihatnya.
"makasih yah dadah" Wilona melambaikan tangan nya lalu berlari kecil menuju mobil Jansen.
Raka membalas lambaian tangan Wilona lalu berdiri cukup jauh dan tetap memperhatikan Wilona.
"masih mau main yah Wil ? Lain kali yah sekarang kita pulang" ujar mama Jansen yang mengajak Wilona untuk pulang.
Wilona mengangguk lalu masuk kedalam mobil dan mereka pun pergi, Raka tak berhenti tersenyum senang karena bisa bertemu dengan Wilona kembali.
"Ih bego ! Kenapa gak minta nomor telepon nya ! " Lagi dan lagi Raka melupakan hal penting , memang jika sudah di dekat Wilona ,Raka akan melupakan segalanya karena terbius oleh kecantikan Wilona.
Raka senang malam ini karena bertemu Wilona dan tetap gundah gulana saat di perjalanan pulang karena lupa meminta kontak wilona untuk yang kedua kali nya.