Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 - Membantu Gadis Remaja
Erika menatap tiga lelaki yang berlari mengejar gadis remaja. Keningnya mengernyit. Entah kenapa ada rasa penasaran dalam dirinya. Erika merasa kalau keadaan gadis tadi sedang tidak baik-baik saja.
Tanpa basa-basi, Erika ikuti ketiga lelaki tadi. Dia berlari dengan hati-hati karena harus memikirkan keadaan janin.
Untungnya tiga lelaki dan gadis remaja tadi masuk ke sebuah gang buntu. Mereka berhenti di sana. Sang gadis remaja dipojokkan.
Erika sigap bersembunyi. Sebelum turun tangan, dia ingin mengamati keadaan terlebih dahulu.
"Mau kemana kau, hah?! Habis sudah nyawamu kali ini!" ujar Albert, lelaki bertubuh gempal.
"Sebaiknya kita apakan dulu anak sialan ini?" tanya Willy, lelaki yang badannya tampak dipenuhi tato.
"Kita bawa dulu ke tempat aman! Setelah itu, kita rasakan secara bergantian!" sahut Zac, lelaki terakhir dengan rambut gimbal.
"Tak perlu bergantian. Bersama-sama juga tidak masalah," balas Albert. Dia dan kedua temannya tertawa licik.
Mendengar itu, sang gadis remaja dirundung perasaan panik. Ia segera menjatuhkan dirinya untuk berlutut.
"Aku mohon... Lepaskan aku... Aku janji akan membayar semuanya nanti. Beri aku waktu..." isaknya dengan air mata yang berlinang di wajah.
Cuh!
Satu ludahan diberikan Albert untuk gadis remaja tersebut. Jelas itu adalah penolakan secara mentah-mentah.
"Jangan harap kau bisa lepas lagi kali ini!" bentak Albert. Sambil tergelak, dia tendang bahu sang gadis remaja. Gadis itu sontak jatuh ke tanah.
Selanjutnya, Albert menyuruh Zac dan Willy memegangi gadis remaja tersebut.
"Kau mau apakan dia?" tanya Willy. Dia dan Zac sudah memegangi sang gadis.
"Kita lakukan pemanasan dulu di sini. Kita bikin dia dulu menangis darah!" ucap Albert seraya memegangi celana yang dikenakan gadis remaja. Dia ingin segera melucuti celana tersebut.
Melihat keadaan sudah tak bersahabat, Erika segera muncul dari persembunyian.
"Hentikan!" seru Erika.
Atensi semua orang otomatis langsung tertuju ke arah Erika. Albert dan kawan-kawan menyeringai kesal. Untuk sementara, Albert hentikan dahulu keinginannya yang ingin menyentuh sang gadis remaja.
"Siapa kau? Mau apa? Mau menolong gadis bodoh ini?" timpal Albert dengan gaya angkuhnya.
"Lepaskan dia!" tegas Erika dengan mata melotot dan wajah sangar. Wanita yang telah menguasai ilmu bela diri itu tentu tak takut dengan Albert. Orang seperti Albert justru bukanlah tandingan bagi Erika.
"Silahkan! Lepaskan dia sendiri kalau bisa!" tantang Albert seraya mengukir senyuman sinis. Dia juga menatap Erika dari kaki sampai kepala dengan penuh nafsu. Lidah Albert sampai mendesis keluar.
"Sialan kau!" Erika dibuat geram. Baginya tatapan Albert adalah pelecehan.
Erika melepas blazernya. Kini dia tampak mengenakan dress selututnya. Erika mengambil sebuah balok kayu yang tergeletak di tanah.
"Aku akan habisi kalian semua!" tantang Erika yang sudah siap baku hantam.
Melihat sikap Erika yang menantang, Albert dan kawan-kawan maju bersamaan. Mereka melakukannya karena yakin main keroyokan pasti akan cepat menang.
Namun siapa yang menduga? Erika melakukan perlawanan dengan sangat baik. Bahkan bisa dikatakan sebagai aksi perlawanan sempurna. Dia tak bergeming di tempatnya.
Erika ayunkan dengan cepat balok kayu yang dipegangnya. Pergerakan tangannya sangat gesit dan mampu memukul titik vital milik ketiga lawannya secara bergantian.
Sebagai mantan istri bos mafia, berkelahi tentu adalah hal biasa. Erika bahkan sudah hafal dimana titik bagian tubuh terlemah manusia. Makanya dia sekarang menyerang lawannya di kepala, organ intim, dan perut.
Perkelahian itu hanya terjadi dalam durasi 30 detik. Albert dan kawan-kawan berakhir tumbang semua.
Mengetahui Erika sepertinya bukanlah orang biasa, Albert dan dua temannya lari terbirit-birit. Kini yang ada hanya Erika dan sang gadis remaja.
Erika segera mendekati gadis remaja itu. Gadis tersebut masih terduduk di tanah. Erika ulurkan tangannya pada sang gadis.
"Kau baik-baik saja?" tanya Erika.
"Ya... Terima kasih sudah menolongku." Gadis itu menyambut uluran tangan Erika dan berdiri. Ia berdecak kagum pada sosok yang baru saja membantunya itu.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰