Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.
Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.
Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Kedatangan Nina
Tapi saat aku bangun lagi-lagi suamiku sudah tidak ada disampingku. Kulihat waktu menunjukan pukul lima dini hari. Rasanya aku belum terlambat bangun. Aku segera menelpon suamiku.
"Kakak kenapa enggak bangunin aku, aku kan mau bantu mengurus keperluan kakak," ucapku lewat sambungan jarak jauh.
"Enggak usah repot, kamu urus aja keperluanmu, sudah ya aku repot ini," tanpa basa-basi dia langsung menutup telepon.
Aku terkejut dengan nada ketus suamiku, salah apa aku sebenarnya, kenapa tiba-tiba nada bicara suamiku terdengar ketus. Seingatku malam tadi aku telah melayaninya dengan baik, dia juga terlihat puas dan bahagia. Jualan pisang goreng kemarin juga laku semua, hanya tersisa sedikit dan aku kasihkan pada ayah dan ibu.
Apa mungkin kak Anggara tak merelakan pisang yang dimakan ayah dan ibu. Tapi rasanya tidak mungkin, kak Anggara kan mantan orang kaya, masa iya pisang segitu dia perhitungkan.
Aku terus memikirkan ucapan kak Anggara yang terdengar ketus tadi pagi. Rasanya ngenes banget punya suami bicaranya asal saja tanpa memikirkan perasaan istrinya. Masa iya cintanya sudah berubah, kan baru dua hari menikah.
Aku keluar kamar untuk membantu ibu setelah mandi dan melaksanakan shalat subuh.
"Kenapa wajahmu muram begitu nak apa ada masalah sama Anggara, oh ya suamimu mana dari tadi enggak kelihatan," tanya ibu.
Aku memceritakan apa yang terjadi sejak aku bangun tidur dan menelpin suamiku. Aku juga menceritakan tentang mengkhawatirkanku terhadap sikap suamiku. Aku fikir ibuku akan sedih mengetahui bagaimana sifat suamiku. Namun ternyata beliau hanya terkekeh.
"Persis ayahmu waktu muda dulu, Anggara itu, paling sulit bersikap lembut. Kamu harus sabar nak, mungkin dia belum terbiasa bangun pagi dan berangkat kepasar yang terkadang becek dan bau mana harus berdesak-desakan dipagi buta begini.
Jadi hal yang wajar kalau suaranya yang ketus dan terdengar seperti sedang marah. Dia bukan sedang marah padamu nak, tapi marah pada kondiainya. Dulu ayahmu juga sering begitu, kalau punya masalah dikantor selalu tampangnya asem, apapun yang ibu lalukan selalu salah dimatanya.
Kalau kamu tidak percaya, lihat saja nanti kalau pulang dia paati baik-baik saja," nasihat ibuku.
Tak lama menunggu buniyi kendaraan kak Anggara terdengar diteras rumah.
"Ayo cepat disambut suamimu, bersikaplah biasa saja seolah tidak ada apa-apa," kembali ibuku menasehatiku.
"Sayang aku senang banget hari ini aku banyak dapat pisang dengan harga murah. Lihat barangnya masih sangat segar dan ukurannya juga lebih besar dari yang kemarin," teriak suamiku yang masih duduk dikendaraannya.
Ternyata benar ucapan ibu, kak, Anggara tidak marah padaku, justru dia terlihat sangat bahagia mendapatkan belanjaan dengan harga murah. Aku segera mendekatinya dan membantunya menurunkan semua barang belanjaannya.
"Aku bersyukur akhirnya dapat pelanggan yang harganya lebih murah sehingga keuntungan kita bisa lebih banyak. Terus tadi ada pesanan lima puluh kotak pisang keju untuk meeting dikantor temanku sesama pengusaha dulu sewaktu aku masih mengelola perusahaan orang tuaku"
Dengan wajah berseri kak Anggara menceritakan pengalamannya selama dipasar pagi ini. Melihat senyumnya saja aku sangat bahagia, dulu rasanya tak pernah aku melihat senyumnya yang riang ini. Padahal dulu dia kaya, apapun yang diinginkan bisa dia miliki, tidak seperti sekarang kehidupannya berubah drastis.
Waktu terus berlalu, kini seminggu sudah aku menjadi istri kak Anggara. Seminggu pula aku membantu suami menjual pisang goreng dan pisang keju serta olahan pisang lainnya.
Kini kami telah pindah dari rumah orang tuaku kerumah sederhana yang dibeli kak Anggara dari hasil menjual mobil mewahnya.
Walaupun baru satu minggu, namun omset jualan suamiku kini telah meninggkat. Strategi penjualan kak Anggara dengan melakukan promosi dimedia sosial sambil menawarkan kekantor-kantor ternyata berhasil.
Kini kak Anggara tak lagi mengerjakan pekerjaannya sendiri, dia sudah mempunyai beberapa pekerja. Kak Anggara juga merekrut beberapa orang yang ingin berpenjualan keliling untuk menjual barangnya dengan sistem bagi hasil.
Setiap pagi dirumah kami sibuk dengan aktifitas mengolah pisang. Sebagian pisang dijual keliling dan sebagian lagi dijual online. Kebanyakan pelanggan adalah kantor, rumah sakit, perusahaan untuk camilan disaat meeting.
Sore ini saat aku baru pulang kerja dan duduk santai di teras rumah yqng kami tempati, saat semua pekerja sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sebuah mobil mewah berhenti dihalaman rumah kami yang sempit.
Aku langsung menyoroti seseorang yang dengan tertatih keluar dari mobil mewah tersebut. Sepertinya aku mengenal wanita itu, aku terus memperhatikan dia hingga akhirnya akupun mengingatnya. Dia adalah Nina istri Andrea yang telah menikah saat acara pernikahanku dengan Andrea hampir selesai dipersiapkan.
Aku hanya diam saja, bingung apa yang harus aku lakukan. Apa mungkin Nina yang sedang hamil besar itu akan kembali melabrakku.
"Assalamualaikum"
Nina akhirnya mengucapkan salam. Dari caranya mengucapkan salam yang terdengar lemah sepertinya dia tidak ingin marah-marah. Semoga kedatangannya kemari membawa maksud baik. Aku segera keluar menyambut dia.
"Wa allaikum sallam, Nina ada apa kamu kerumah kami tanyaku,"
Dengan muka sembab, Nina langsung bercerita bahwa dia telah mencariku kerumah orang tuaku. Ayah dan ibu memberikan alamatku padanya.
Ternyata dia mencariku ingin bertanya apakah aku bertemu dengan Andrea suaminya atau pernahkan Andrea menemuiku. Tentu saja aku langsung menjawab tidak, karena memang kenyataannya begitu.
Dengan berlinang air mata Nina menceritakan kalau dia sempat berpisah dengan Andrea saat mengetahui kalau Andrea ingin tetap menikahiku dan menjadikanku istri keduanya. Dia lalu menghentikan semua kucuran dana ke perusahaan Andrea yang omsetnya terus meningkat.
Kini aku baru menyadari dulu Andrea tidak sekaya itu. Namun beberapa bulan setelah menjalin hubungan dengannya, ibu dan ayahnya sering jalan-jalan dan belanja barang mewah. Andrea juga tiba-tiba membangun sebuah perusahaan hingga kemudian dia resign dari kantornya bekerja untuk mengurus perusahaannya sendiri.
Kini aku tahu, barang mewah yang sering dia hadiahkan kepadaku adalah dibeli dari uang pemberian Nina. Aku baru menyadari, betapa bodohnya aku dahulu. Dibalik kemewahan yang Andrea berikan kepadaku ternyata ada dompet wanita lain yang selalu dia kuras.
"Maafkan aku Elena, aku yang menggoda Andrea saat dia masih menjadi kekasihmu. Aku fikir uang bisa membuatnya berpaling darimu. Ternyata dia hanya memanfaatkanku. Cintanya padamu tak pernah pudar.
Aku memutuskan kembali dengannya karena mengingat anak yang ada dalam kandunganku. Aku merasa kasian jika dia lahir tanpa seorang ayah. Aku memutuskan kembali pada Andrea tapi tak mau lagi mengucurkan dana untuknya juga untuk keluarganya. Sehingga ayah,ibu Dan adik Andrea, semuanya kini membenciku.
Begitupun Andrea, dia sering memarahiku, mencaciku, mengatakan aku wanita tak tahu diri. Kalau bukan karena anak ini, tak sudi aku kembali menjadi istri lelaki seperti dia," Nina bercerita dengan suara terbata, air matanya tak henti-hentinya mengalir, sesekali dia menarik nafas dalam-dalam seperti ingin melepaskan segala beban dihatinya.
*****
dan andrea segera mampus
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪