Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari kisahnya Ayyura dan Aydeen ...
Sebelum membaca Kisah Zayn dan Zayna, lebih baik baca kisah kedua orang tuanya dulu ya, TAKDIR CINTA AYYURA_AYDEEN ..
Sebuah takdir yang tidak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum diberikan seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni, mahasiswinya sendiri. Hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik, Zayna seorang Dokter cantik dan ambisius. Ia harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan banyak bahaya diluar sana, dan kerap kali menjadi pasiennya Zayna di UGD.
Yang penasaran sama kisahnya silahkan mampir readers, dijamin lebih seru dan penuh emosi dari kisah orang tuanya ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran
30 menit lalu ...
"Abang mau langsung pulang kerumah"? tanyanya, Zayna sedang mengantar Abangnya menuju lobi rumah sakit. Karena Zayn sudah selesai diperiksa dan diberi berapa vitamin oleh adiknya.
"Iya dik, nanti malam Abang mampir kerumah. Tiba-tiba rindu daddy dan mommy". cicit Zayn.
"Iya, udah hampir sebulan ini Abang gak main kerumah. Mommy nanyain Abang terus tuh".
"Iya, nanti malam sudah isya Abang mampir ya".
"Jangan gak ya, kasihan mommy rindu anak lakinya. Abang tahu sendiri, Zafran udah mulai pendidikan. Pasti mommy merasa kesepian, mana Rain udah pulang kerumah barunya. Sedangkan Dave, dia udah masuk sekolah, pasti akan jarang main kerumah". seloroh Zayna panjang lebar.
"Iya dik, iya .. Abang ngerti kok". sahut Zayn pelan.
"Kak Syifa". gumam Zayna pelan.
"Ehm .. nanti Abang akan ajak kakak Kamu juga". jawab Zayn yang masih terus fokus melangkah, namun langkah mereka terhenti kala melihat sosok perempuan yang mereka berdua kenal.
"Abang itu Kak Syifa". seru Zayna kuat.
"Mana dik"? ujar Zayn kaget.
Zayn menoleh, dan menelisik penampilan wanita yang dibilang oleh adiknya barusan. Wanita muda yang mengenakan gamis hitam yang menjuntai panjang, serta kerudung panjang yang membalut tubuh kecilnya. Walaupun saat ini ia mengenakan cadar, tapi si kembar tidak mungkin salah mengenali seseorang terlebih itu orang dekat mereka.
"Iya dik, itu kakak Kamu". sahut Zayn kembali.
"Kak Syifa mau kemana? kok kelihatannya buru-buru, mau coba ikutin gak"? ajak Zayna antusias.
"Gak tau, dia gak bilang sama Abang".
"Ayo kita ikutin Bang". seru Zayna semangat.
"Ah .. gak usah lah dik, mungkin dia mau menemui sahabat lamanya. Dia pernah bilang, katanya dia punya sahabat yang juga kerja disini". bantahnya.
"Emang Abang gak penasaran sama siapa Kak Syifa bertemu? kok Abang gak ada curiga-curiganya sih".
"Emang apa yang harus di curigain sih dik, kakakmu wanita soleha, mana mungkin ada main dibelakang Abang. Dan sebagai suami yang baik, Abang gak mau terlalu ikut campur sama privasi istri dik". timpal Zayn berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Kamu pria polos Bang, tapi Aku tetap mau ikuti dia. Aku mau cari tahu sendiri, apa yang sebenarnya dia lakukan disini, terlebih setelah mendengar semua cerita mami dan mommy kemarin". batin Zayna.
"Yaudah kalau gak mau ikut, biar Aku aja yang ikutin. Abang pulang aja sana, dasar suami takut istri". gerutu Zayna pelan dengan nada sedikit kesal.
"Bukan begitu dik". jawab Zayn lirih.
"Zayna .. Kau mau kemana Kamu dik"?
Namun suara Zayn tidak dihiraukan sama sekali oleh adik kembarnya itu, Zayn hanya bisa menghela nafas panjangnya, dia bingung harus berbuat apa.
Zayna terus mengikutinya, sampai akhirnya langkah kakinya berhenti didepan ruang Poli Kandungan.
"Dokter Khinara"? gumam Zayna pelan.
"Ngapain Kak Syifa menemui Dokter Khinara"?
Tentu ia mengenal Dokter tersebut, Dokter Khinara adalah Dokter Spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn) yang menangani masalah kesehatan reproduksi wanita. Termasuk kehamilan, persalinan, dan juga menopause pada wanita lanjut usia.
Setelah melihat Syifa masuk kedalam ruangan, Zayna pun mengikutinya dengan langkah pelan.
"Maaf Dokter Zayna, Dokter Khinara sedang ada tamu sekarang ini". ucap perawat yang bertugas didepan pintu ruang poli Obgyn tersebut.
"Tamunya adalah kakak saya, dan saya juga diudang dan ikut serta dalam pertemuan ini". dusta Zayna.
"Ohh begitu, kalau begitu silahkan masuk Dokter". imbuhnya dengan membukakan pintu ruangan itu.
Awalnya ia masuk kedalam dengan penuh keraguan, tapi keyakinannya terus mendorongnya dengan kuat. Syifa kini sudah berdiri di depan meja kerja Khinara, bukan diruang pemeriksaan. Zayna sudah masuk kedalam sana tanpa sepengatahuan mereka berdua. Ruang kerja Khinara masih terpisah oleh satu pintu lagi, dan syukurnya pintu tersebut terbuka sedikit dan membuat Zayna lebih leluasa untuk menguping.
*
*
*
Berapa waktu berlalu, awalnya Zayna hanya menjadi penonton perdebatan antara kedua sahabat itu saja. Namun lama-kelamaan, perdebatan itu semakin memanas dan penuh amarah. Sampai akhirnya semua rencana yang selama ini mereka simpan dengan rapat-rapat, terkuak dengan begitu jelas.
Zayna menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan kedua tangannya, setelah ia mendengarkan semua ucapan demi ucapan yang mereka utarakan barusan dengan begitu lantang dan juga terang-terangan.
Dengan penuh kesabaran, Zayna membuka pintu ruang kerja Khinara dengan lebar, hal itu cukup membuat kedua wanita yang kini sedang beradu argument tersebut langsung tersentak serta shock.
"Dokter Zayna". ucap Khinara dengan mata melotot.
Ketegangan semakin terjadi, saat langkah tegap pria tampan yang ada dibelakang Zayna hadir disana.
"Abang"? kaget Zayna, saat melihat Zayn yang sudah berdiri disampingnya, ia tidak menyangka ternyata Abangnya itu belum pergi dari rumah sakit.
"Bang Zayn? Sejak kapan Abang disini"? tanya Syifa dengan semua kegugupannya.
"Sejak kalian berdua bercengkrama dengan ramah, dan itu cukup untuk Aku mendengarkan semuanya". sindirnya pelan, yang nyaris seperti bisikan.
"Abang". gumam Zayna ikut gugup.
Wajah Syifa semakin pucat dan padam, jantungnya seperti berhenti berdetak untuk sementara waktu. Pikirannya mulai berkelana mana-mana, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah ini sama mereka.
Sementara Zayna terus menatapnya dengan penuh pertanyaan, rasa penasaran kini mulai memenuhi otak kecilnya. Gadis itu bahkan tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari wanita yang sudah berstatus menjadi kakak iparnya selama 3 tahun ini. Wanita yang kerap mengenakan cadar itu merasa, bahwa dirinya sudah terjebak oleh semua rencana dan permainan yang ia buat sendiri sebelumnya.
Dan laki-laki yang sejak tadi hanya diam dengan semua pemikirannya, kini berusaha menetralisirkan hati dan juga rasa emosionalnya, yang kapan saja bisa terlepas dari kendalinya. Tatapan kecewanya terlihat jelas pada sorot matanya yang tajam itu. Mata yang biasanya selalu menatapnya penuh cinta dan kelembutan, tapi pagi ini dalam sekejap waktu, berubah menjadi penuh tuntutan dan kecemasan.
"Kita bisa jelaskan semuanya Bang". jawab Syifa.
"Kita pulang kerumah sekarang dik". ucap Zayn dengan nada yang penuh kekecewaan.
"Tapi Bang, adik bisa jelaskan semua ini".
"Baiklah, jelaskan dirumah mommy dan daddy".
"Tidak, ini masalah kita berdua. Kenapa harus dirumah kedua orang tuamu menyelesaikannya". bantah Syifa penuh ketakutan.
"Ini masalah bersama, bukan hanya antara Aku dan Kamu saja dik. Keluarga kita harus tahu masalah yang sebenarnya, termasuk ummi dan abah Kamu". timpal Zayn tidak gentar sedikitpun.
Glek ...
Syifa meneguk ludahnya kasar, dia tentu tidak akan ingin kedua orang tuanya di kampung tahu tentang semua kejadian hari ini. Sebab kedua orang tua Syifa sangat menjungjung tinggi akhlak serta ilmu agama.
"Kita pulang kerumah kita aja ya Bang, adik akan jelaskan semuanya sama Abang. Tapi kumohon, jangan sampai kedua orang tua dan keluarga kita tahu semua ini, kita bisa ..".
"Kita pulang sekarang Asyyifa"! ucap Zayn tegas.
"Kak, lebih baik kakak ikut aja Bang Zayn pulang".
"Selesaikan semuanya dengan baik-baik dan kepala dingin, mommy kita juga sudah tahu semua ini". akhirnya Zayna angkat suara dalam ruangan itu.
"Apa Kamu bilang"? ucap Zayn dan Syifa kompak.
kayaknya lebih seru dari kisah Aydeen dan Ayyura