Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

1. Kenyataan Pahit

Akhir-akhir ini hidupku serasa lebih indah, dalam beberapa minggu lagi aku dan Andrea kekasih yang sangat aku cintai akan segera menikah.  Persiapan sudah mulai dilakukan, bahkan hari ini aku baru selesai mengantarkan kartu undangan keseluruh kenalan, kerabat, teman, dan tetanggaku.  Berkas pernikahan juga telah kami masukan ke KUA, foto prewedding telah kami lakukan, EO, katering dan sebagainya juga telah beres.  

Sore ini aku terbaring santai, sedikitpun aku tak mampu menahan senyum bahagia mengingat hari bahagia yang selama tahun-tahun terakhir ini aku nantikan.

Saat senyumku terus mengembang, tiba-tiba ponselku berbunyi, aku langsung mengambil dan menyorotkan pandanganku kebenda multi tasking yang ada ditanganku. 

"Dewi, apa kabar sahabatku, sayangku, manisku.  Oh iya aku lupa belum ngabarin kamu kalau dua minggu lagi aku dan pacarku Andrea akan menikah, jangan lupa yah datang dihari bahagiaku"

Aku berkata dengan sangat antusias, ingin rasanya aku meneriakkan dan berbagi rasa bahagia dengan sahabatku yang sudah setahun ini jarang aku jumpai karena kesibukan kami masing-masing.

"Elena, senang aku mendengar kabar baikmu, tapi tunggu dulu, maksud kamu, Andrea kakak kelas kita yang kamu gandrungi mulai dari kita baru masuk kuliah dulu," jawab Dewi.

Aku langsung mengiyakan dan mengingatkan dia kalau Andrea dan aku satu kantor dan akhirnya kami jadian hingga sekarang.

"Tapi aku baru saja pulang menghadiri pernikahan Andrea dan Nina adik kelas kita, ini baru aku mau ngabari kamu dan mau tanya, apa kalian sudah putus"

Aku tertawa mendengar ucapan Dewi, sedikitpun aku tak percaya dengan ucapannya, mana mungkin Andrea menikah dengan orang lain karena yang aku tahu, dia terlihat begitu mencintaiku dan sudah merencanakan pernikahan denganku.  Mana mungkin dia menikah dengan Nina adik kelasku.

"Coba deh aku kamu cek media sosial milik Andrea atau Nina, biar kamu tahu apa yang terjadi, sabar ya Elen"

Deg, jantungku seolah berhenti berdetak, dengan tangan gemetar aku langsung memutuskan panggilanku dengan Dewi.  Kubuka media sosial Andrea kekasihku.  Dewi benar, dalam balutan jas warna hitam dan peci warna senada, dan Nina disampingnya mengenakan kebaya putih tengah melangsungkan akad nikah disebuah ruang tamu rumah Andre.

Air mataku mulai mengalir deras membasahi kedua pipiku, aku menangis sejadi-jadinya, meratapi apa yang telah aku lihat.  Namun kali ini aku belum percaya seratus persen, aku harus kerumah Andrea untuk memastikan Kebenarannya.

Dengan mata masih basah, aku segera mengambil tas, memasukan dompet dan ponselku kemudian melangkah keluar dari kamarku dengan tergesa-gesa.

"Elen mau kemana kamu nak, sebentar lagi kamu akan menikah, jangan terlalu banyak keluar rumah yang tidak perting, tidak baik untuk calon pengantin" teriak ibuku dari ruang tengah.  

Aku segera berbalik dan mencium punggung tangan ibu dan berucap pamit.

"Aku pergi sebentar bu, ada urusan penting"

Aku melangkah tergesa-gesa, sekilas kulihat wajah ibu memandangku dengan wajah khawatir.  Hingga aku sampai dihalaman ku dengar teriakan ibu menyuruhku agar berhati-hati.

Segera ku kelajukan motor metikku dengan kecepatan tinggi menuju rumah Andrea.  Dalam perjalanan fikiranku terus memikirkan banyak hal.  Aku tidak tahu bagaimana reaksi ayah dan ibu jika mengetahui Andrea telah menikahi perempuan lain dan acara pernikahan putrinya yang sudah dinantinya sejak lama gagal begitu saja.

Sebagai seorang gadis, anak pertama dengan dua saudara yaitu Devan dan Dila, berasal dari keluarga yang lumayan berada. Sudah tentu ayah dan ibu berulang kali menanyakan kapan aku akan menikah.  Semua teman-teman ibu dan ayah rata-rata telah memiliki banyak cucu, hanya ayah dan ibu yang belum memiliki cucu.  Bahkan sejak lulus SMA, beberapa pemuda anak dari kolega ayah datang melamar.  Sebenarnya ayah dan ibu menginginkan aku menikah muda.  Namun aku menolaknya berulang kali, selain aku ingin menyelesaikan pendidikan S1 dan bekerja terlebih dahulu.  Aku juga ingin menikah disaat aku telah siap secara mental dan bertemu dengan lelaki yang benar-benar aku cintai.

Kini aku telah menyelesaikan kuliah dua tahun yang lalu dan bekerja disebuah perusahaan bonafit dikota ini.  Sudah dua tahun pula aku menjalin hubungan dengan Andrea rekan kerjaku yang merupakan kakak tingkatku difakultas tempat aku menimba ilmu.  Aku mengenal Andrea saat acara ospek diawal masuk kuliah.  Wajahnya yang rupawan, dan segudang prestasinya telah membuatku jatuh hati dan sangat menggilainya.  

Namun baru saat kami bekerja, aku dan dia menjalin hubungan serius.  Hari-hari aku jalani hubungan ini dengan bahagia, kami selalu akur dan jarang bertengkar, karena memang aku selalu menurut apa maunya, cinta yang begitu besar membuatku tak mampu menolak apapun maunya.  Bahkan berulang kali dia mengajakku untuk berhubungan layaknya suami istri.  Syukurnya, untuk yang satu ini aku berhasil menolaknya dengan berusaha memberinya pengertian kalau itu tak boleh dilakukan oleh pasangan yang belum halal.  Aku selalu berjanji akan menyerahkan kesucianku dimalam pertama saat kami telah menikah.  Selalu dengan berat hati dan wajah kecewa diapun menurut.

Sekarang aku memasuki halaman rumah Andrea, benar kata Dewi, dirumah Andrea tampak ramai dengan saudara dan keluarga besarnya.  Sepertinya memang baru saja ada acara dirumah ini.

Sepeda motorku langsung kuparkir dihalaman rumah Andrea dan setengah berlari aku naik keteras rumah itu.  Tanpa permisi aku memasuki pintu ruang tamu yang telah terbuka, beberapa keluarga Andrea memandangku terkejut.  Sampai diruang tamu ternyata Andrea yang masih memakai jas pernikahan sedang duduk merangkul Nina dan juga masih memakai kebaya yang tadi kulihat dimedia sosial.

Plaaakks!

Satu tamparan langsung aku layangkan kepipi lelaki yang telah menghancurkan hatiku. Andrea langsung berdiri dengan wajah terkejut menyaksikan kehadiranku.

"Eleeen….maaf, aku bisa jelasin" ujar Andrea dengan tergagap.

"He…Elen, jangan seenaknya saja kamu menampar suamiku, dia sekarang sudah resmi jadi suamiku, kami sudah menikah.  Dia bukan lagi kekasihmu, jadi jangan seenaknya kamu ya," teriak Nina berusaha pasang badan melindungi Andrea yang dia sebut suami.

"Elen, maaf ya…aku harus bertanggung jawab pada Nina karena dia hamil anakku.  Tentang pernikahan kita, nanti kapan-kapan aku kerumahmu untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi"

Andrea berucap dengan santai, wajahnya tidak sepanik tadi saat baru mengetahui kedatanganku.

"Kamu dengar Elen, aku hamil anak Andrea, selama menjadi kekasihmu, akulah yang selalu menemaninya diranjang, saat kamu menolak disentuh olehnya. Jadi saat aku hamil anaknya, wajar kan kalau dialah yang menikahiku, karena cintaku padanya lebih tulus, buktinya aku mau memenuhi apapun maunya termasuk memberikan seluruh tubuhku untuk dia nikmati.  Sedangkan bukti cintamu mana?, jadi jangan mimpi deh untuk bisa menikah dengannya," ujar Nina sambil berkacak pinggang dan isyarat tangannya menyuruhku pergi.

Aku segera berlari meninggalkan mereka setelah meninggalkan satu tamparan dipipi Nina.  Kakiku berlari meninggalkan ruang tamu, dengan tangan mendorong siapa saja yang menghalangi langkahku.  Bahkan seorang gadis yang sedang membawa nampan berisi minumanpun aku didorong hingga terjatuh dan semua gelas berisi minuman tersebut jatuh kelantai pecah berserakan. 

Sampai dihalaman, kulajukan sepeda motorku dengan kecepatan tinggi.  Air mataku terus mengalir, bibirku terus terisak.  Aku bingung bagaimana caraku menyampaikan kenyataan pahit ini kepada kedua orang tuaku. 

Braaaak!

Aku terkejut, tanpa sadar motorku terlempar kearah trotoar dan aku terdampar disebelahnya dengan posisi tertelungkup.

******

  

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor....

2023-11-01

0

auliasiamatir

auliasiamatir

hati hati dong helena

2023-10-10

0

auliasiamatir

auliasiamatir

waooo bangga kali dia berkata, issss dasar jalang

2023-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!