NovelToon NovelToon
Unblessed Story

Unblessed Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: iyan al

Seorang gadis yang selalu mengeluh tentang hidupnya yang membosankan tiba-tiba saja di transmigrasi ke sebuah dunia antah berantah, menguak rahasia besar yang selama ini ia lupakan.

Penyerangan yang tiba-tiba membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan seseorang yang menarik perhatiannya saat ia tiba.

Akankah gadis itu berhasil menguak identitas yang ia lupakan? Bisakah takdir mereka menyatu kembali? Apakah benang merah mereka mengkhianati mereka?

⚠️Perubahan pov akan terjadi untuk mendukung cerita, harap teliti agar tidak terlewat dan bingung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iyan al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Bersama Helen IV

"Chyou! Selamat pagi!"

Sapa Helen dari bawah saat melihat Chyou baru saja kembali dari luar, Chyou membalas sapaan itu dan berjalan menghampiri tiga orang yang menginap di rumahnya. 

Saat ini Helen sedang menyapu lantai, gadis itu memakai celemek berwarna merah muda yang dipadukan dengan penutup kepala yang berwarna putih. Sebelah tangannya memegang bulu yang diikat untuk membersihkan debu. 

Tidak jauh dari tempat Helen, ada Jenar dan tumpukan perkamen yang menumpuk di atas meja, sepertinya tumpukan itu semakin lama semakin meninggi, Jenar terlihat sangat fokus dengan pekerjaannya dan menghiraukan Xian yang sedang sibuk sendiri. 

Pemuda itu kini sedang berteriak dengan marah, meminta maaf, lalu tertawa terbahak-bahak hingga memegangi perutnya yang keram karena tidak bisa berhenti tertawa. Setelah selesai tertawa, Xian mengambil cemilan yang tersedia didepannya, menuangkan teh dan meminumnya seakan tidak ada hal yang terjadi sebelumnya. 

Chyou menyapa Jenar dan Xian, setelah itu pergi ke dapur. Ia memeriksa bahan makanan yang tersedia dan memasaknya menjadi beberapa hidangan untuk sarapan. Tangannya dengan lihai memotong sayuran, memasukkannya kedalam air mendidih lalu menutup wajannya. 

Tidak berhenti sampai situ, ia juga menyediakan adonan tepung dan menumbuk beberapa iris daging lalu mencampurnya dengan daun bawang yang sudah ia iris. Ia mulai memisahkan adonan tepung hingga sedikit lebih kecil, memipihkan adonan itu dan menaruh daging tumbuk ke atas adonan tepung di tangannya. 

Dengan cepat, tangannya mencubiti pinggiran adonan tepung hingga menyatu lalu menaruhnya ke atas wadah yang ia lapisi tepung. Begitu juga seterusnya hingga adonan tepung habis dan wadah itu terisi penuh. 

Kini ia mengambil wajan lain dan mengisinya menggunakan air kaldu, menunggu air itu mendidih lalu memasukkan pangsit itu ke dalam wajan hingga matang sempurna. 

Wangi dari masakannya membuat ketiga orang yang berada di ruang tengah menghentikan aktivitasnya masing-masing dan berjalan menuju dapur, melihat apa yang di masak oleh pemilik rumah hingga wanginya sangat menggugah selera. 

"Kau masak apa?"

"Apa sudah matang?"

"Aku lapar." 

Suara itu segera saja memenuhi telinga Chyou, Chyou membalikkan tubuh dan menyuruh ketiganya untuk duduk di ruang makan, sementara itu dia menyajikan makanannya ke atas meja dengan cepat. Untung saja masakan yang ia buat sudah matang, jadi ia tidak harus mendengar rengekan itu lebih lama lagi. 

"Selamat makan."

Ucap Chyou lalu memakan makanannya dengan pelan diikuti oleh ketiga orang lainnya. 

"Oh ya, aku sudah menerima informasi sebelum kedua juniorku menghilang."

Helen memecahkan keheningan setelah menyelesaikan makanannya, Ia menyajikan beberapa piring biji teratai dan camilan ringan yang ia bawa ke tengah lingkaran yang mereka buat. 

"Bagaimana?"

Tanya Xian sambil mengambil gula-gula, memasukkannya ke dalam mulut, sekali-kali menggerutu karena gula-gula itu terasa masam. 

"Mereka diserang beberapa monster yang berasal dari dungeon yang tiba-tiba saja muncul di tempat mereka, tidak hanya satu namun ada puluhan monster dengan level tinggi yang muncul secara susul menyusul. Dungeon itu tidak terhalangi pelindung hingga para monster dengan cepat keluar dan saling menyerang dengan membabi buta. Kedua juniorku terpaksa berpencar untuk melaporkan kejadian itu padaku, namun mereka malah terbawa empat bencana berpindah tempat karena mereka lumayan lama tinggal disisinya, hingga dianggap sebagai miliknya dan membawanya pergi."  

Jenar menghela nafas prihatin setelah mendengar cerita Helen.

"Kasihan sekali, kemungkinan mereka selamat semakin menipis. Setelah diserang monster, mereka dibawa oleh bencana." 

"Ya, makanya kita harus segera pergi menjalankan rencana yang kita rancang kemarin. Tidak tahu dimana portal menuju gunung nomaden itu sebenarnya."

"Apa kita akan berangkat sekarang?" Tanya Chyou dengan ragu. 

"Kita akan pergi setelah tidak merasa terlalu kenyang, jujur saja aku hampir tidak bisa berjalan karena terlalu banyak makan, rasanya aku ingin terus memakan masakan buatanmu. Apakah ada bumbu rahasia yang kau masukkan? Seperti bumbu penyedap bubuk misalnya?" Tanya Helen sambil mengelus perutnya. 

"Aku hanya memasak seperti biasa, baiklah kalau kita akan pergi nanti, panggil aku jika sudah ingin pergi."

Setelah mengatakan itu, Chyou berjalan kearah kamarnya dan masuk begitu saja tanpa menengok ke belakang, tidak lupa untuk menutup pintu kamarnya dengan rapat. 

Matahari sudah berada di atas kepala, angin yang berhembus tidak sedikitpun membuat keempat orang yang berjalan di gurun itu merasa sejuk, sebaliknya angin itu terasa seperti uap panas yang berhembus dari kompor, semakin ditiup semakin cepat masakan matang. 

"Ubi bakar, sate rusa, aku ingin minum air dingin."

Gumaman itu terdengar dari arah Xian yang berjalan paling belakang, jubah yang biasa ia pakai kini ia ikat di pinggang menyisakan kaus hitam berlengan panjang. 

"Kau bisa memakai ini sampai kita menemukan gua untuk berteduh."

Chyou sambil memberikan topi bambu yang ia bawa ke Xian, namun pemuda itu  menolaknya dan memakaikan topi bambu itu ke kepala Chyou. 

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lapar."

Xian sambil mengelus perutnya yang baru saja berbunyi, Jenar tertawa pelan saat menyadari adiknya sedikit berulah, Ia mendekati Xian dan memberikan sebuah roti kering yang ia bawa di ruang penyimpanan miliknya. 

"Kita makan saja dulu, lanjut nanti."

Ucap Helen yang sudah duduk di tikar bambu yang sudah ia gelar, gadis itu menarik tangan Chyou dengan pelan, menyuruh pemuda manis itu untuk duduk di sampingnya. 

"Yaish, kalian makan makanan itu dan aku hanya di beri roti kering?"

Protes Xian sambil menunjuk makanan yang tertata rapih di tengah-tengah tikar bambu, makanan yang di sajikan adalah makanan yang baru saja ia sebutkan tadi. 

Helen berdiri dari duduknya, menunjuk Xian dengan garpu yang ia pakai untuk makan daging bakar yang ia buat sebelum berangkat tadi.

"Bawel banget sih, tinggal makan saja kenapa."

Omelnya dengan kalimat yang tidak jelas. 

Tanpa membalas omelan Helen lagi, Xian langsung duduk dan makan bagiannya sebelum garpu yang Helen pegang meluncur kearahnya. Ingatlah para wanita itu sesungguhnya adalah malaikat yang tidak memiliki hati, hanya terlihat lembut diluar namun kejam dalam diam. 

"Berhenti menggerutu, aku tahu kau sedang menyumpahiku dalam hati."

Daging yang ada di piringnya itu ditusuk menggunakan garpu dengan ganas oleh Helen, membuat Xian merinding ketakutan. 

Mereka mulai makan dalam diam, udara juga tidak lagi terlalu menyengat karena Chyou memasang perisai pelindung dan pendingin di sekitar tempat mereka. Perisai itu berwarna hijau muda yang berhiaskan cahaya putih yang berterbangan disekitar mereka. 

Perisai itu sedikit mengingatkan Xian akan seseorang yang pernah mengisi hari-harinya dulu, yang ia ingat hanya seorang gadis yang tidak pernah tersenyum namun mampu membuat hari-harinya terasa sangat berharga. 

Jika musim kemarau, gadis itu selalu mengajaknya untuk pergi ke sebuah danau yang mengering, menjadikan dasar danau itu bagai giok yang tersembunyi di dalam bumi. Mereka akan berada di sana dalam waktu yang lama, saling menunjukkan keahlian masing-masing dalam bermain alat musik. 

Jika musim hujan tiba, gadis itu akan mengajaknya belajar di perpustakaan kota hingga sore hari untuk menghadapi ujian, dan saat pulang pemuda itu akan mengajaknya pergi ke pasar malam yang sedang di buka, entah itu jauh atau dekat mereka akan menyempatkan diri untuk membeli makanan yang dijual di pasar malam itu. 

"Apa kau diajarkan seseorang membuat perisai ini?" Celetuk Xian tanpa menyadari jika pertanyaan itu keluar dari mulutnya. 

"Tidak, aku membuat ini saat mengingat seseorang."

Jawab Chyou dengan memalingkan wajahnya, beruntung tiga orang lainnya tidak menyadari perubahan raut wajahnya. 

"Aku jadi mengingat seseorang saat melihat perisai ini, seorang gadis yang pendiam, apa kau mengenalnya?"

Tanya Xian lagi sambil mendekat ke tempat Chyou, tidak ingin kedua saudaranya yang sedang tertidur mendengar percakapannya dengan Chyou. 

"Mungkin tidak, gadis yang aku kenal itu periang dan cerewet."

Chyou mengucapkannya dengan pelan, suaranya yang sedikit bergetar juga tidak dapat didengar Xian karena kini pemuda itu tengah melamun sambil memandang perisai itu dengan tatapan yang sulit diartikan. 

Chyou memandang Xian yang tidak menyahuti ucapannya, lalu kembali memandang perisai yang ia buat, larut dalam pemikiran yang sejak malam melintas diotaknya atau lebih tepatnya saat ia berada di gua itu semalaman?

Hening, bahkan suara angin bisa terdengar dengan jelas di telinganya, membisikkan sesuatu menggunakan suara yang saat ini sangat ia rindukan.

"Kita akan segera bertemu."

1
Naomi Arin
tambah penasaran sm episode selanjutnya wooeyy,
mampir dinovelku Mati Rasa ya gaess, sukses trs thor 😍
Husna15🐅
njirr😂
Husna15🐅
gimana klau Xian ktmu Ian d depan mata Chyou
Husna15🐅
Ooh🤭
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
aku ngakak bentar kak🤣
Husna15🐅
hah? pantesan bnyk yg ngincer ian
Husna15🐅
tapi mimpi emang sering kek nyata, saking nyata perasaan dalam mimpi ke bawa d dunia nyata
Husna15🐅
lahh, efeknya masih ada terus ian gk sadar dri tdi
Husna15🐅
tunggu² aku kek ragu² 😂

alin itu ian kan? aduh.. gk salah inget kan akunya
Iyan: Alin itu Lian kak, tapi dia dipanggil apa aja juga nyaut
total 1 replies
Husna15🐅
hm, udah kembali ke dunia asli
Husna15🐅
akhirnya tau kondisi ian
Husna15🐅
ada hati yang harua di jaga😌
Husna15🐅
seperti hewan iblis
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
ehh, tpi ini singa😆
Husna15🐅
dri dulu pengen pelihara harimau
Husna15🐅
kuat banget ya Xian
Iyan: Soalnya dia setiap cobaan dicobain
total 1 replies
Husna15🐅
😔
Husna15🐅
aku blm prnah nyium bau teratai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!