Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Bab 25: Dalam Bayang-Bayang Cinta dan Rindu
Sudah berbulan-bulan Andrian dan Kirana mengarungi bahtera pernikahan mereka. Di tengah kebahagiaan yang menghampiri pasangan muda ini, muncul kabar yang mengguncang dunia mereka, Kirana hamil. Berita ini disambut gembira oleh Andrian, yang tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
Namun, di balik sukacita itu, ada bayang-bayang kesedihan yang menyelimuti Melinda, istri pertama Andrian yang sudah tujuh tahun mendampinginya.
Melinda merasa terpuruk. Tujuh tahun harapan untuk menciptakan kehidupan baru dalam rahimnya seakan sirna seiring dengan datangnya kabar gembira dari Kirana. Dia menyadari betapa lambat laun, Andrian semakin mengalihkan perhatiannya. Rasa cemburu dan kehilangan menyergap hati Melinda. Ia sadar bahwa tempatnya di hati suaminya kini mungkin tak sekuat dulu, tergerus oleh cinta yang baru dan segar.
Dalam suasana yang penuh emosi, Andrian memutuskan untuk berbicara dengan Melinda. Satu sore yang tenang, mereka duduk berdampingan di teras rumah yang mereka bangun bersama.
Andrian memandang Melinda dengan tatapan penuh penyesalan. "Melinda, maafkan aku. Aku tahu ini tidak mudah bagimu. Sekarang, perhatian dan fokusku akan lebih kepada Kirana, yang sedang mengandung buah hati kita," ungkap Andrian, suaranya bergetar, mencerminkan kerisauan yang mendalam.
Melinda terdiam, air mata tak tertahan menggelinding di pipinya. Ia menahan napas, mencoba menyusun kata-kata yang tepat.
"Mas, aku mengerti. Kita adalah sepasang suami istri, dan aku pernah berharap untuk memiliki anak bersamamu. Namun, hati ini... rasanya hancur saat menyadari Kirana yang lebih dulu memilikinya," ungkapnya dengan suara bergetar.
Keduanya terdiam sejenak. Andrian berusaha memahami posisi Melinda, sedangkan Melinda berjuang untuk merelakan hal yang terasa begitu berat. Ketegangan di antara mereka menciptakan suasana yang tak nyaman, di mana cinta dan kesedihan saling bertarung.
Sementara itu, Kirana yang tengah menikmati masa-masa kehamilannya tidak menyadari dampak dari kebahagiaannya terhadap hubungan Andrian dan Melinda. Ia larut dalam gelora cinta yang hadir, merasa terbangun dalam dunia baru yang penuh harapan dan impian. Namun, seiring dengan itu, ia tidak bisa menafikan bahwa di balik senyum manisnya, terdapat pertarungan batin Melinda yang penuh luka.
Dalam perjalanan waktu, Melinda mencoba untuk berdamai dengan kenyataan. Ia mulai menyibukkan diri dengan pekerjaan dan komunitas, mencoba menemukan jati dirinya di luar peran sebagai istri. Melinda belajar bahwa meski Andrian adalah cintanya, kebahagiaannya tidak sepenuhnya bergantung pada hubungan mereka.
Langkah demi langkah, ia berusaha menemukan cahaya di ujung terowongan gelap ini.
Andrian, di sisi lain, merasa terjebak antara dua cinta. Ia ingin menjadi suami yang baik bagi Melinda, tetapi cinta dan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang akan datang mengikatnya kepada Kirana. Dalam dilema batin ini, ia menyadari bahwa keputusan yang diambil saat ini akan memengaruhi kehidupan semuanya ke depan.
Tantangan demi tantangan mengintai di depan, tetapi harapan akan sebuah keseimbangan di tengah kehidupan yang semakin rumit ini tetap ada. Andrian berharap agar suatu saat, baik dirinya maupun Melinda dapat menemukan kebahagiaan masing-masing, meskipun jalan yang dilalui berliku-liku. Kirana, dengan kehadirannya, telah membuka jalan baru, namun pada saat yang sama, ia juga menjadi pengingat akan kehilangan yang harus dihadapi.
***
Bab ini menyiratkan perasaan manusiawi tentang cinta, kehilangan, dan harapan. Ini adalah kisah yang tidak hanya menggambarkan hubungan antara suami dan istri, tetapi juga tentang bagaimana kita berjuang untuk menemukan kebahagiaan dalam situasi yang rumit dan menuntut. Sebuah perjalanan yang harus dilalui setiap karakter dalam menemukan arti cinta sejati dalam kehidupan mereka.
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta
kl aku jd melinda,mngkn brpsah plihan yg tpat....drpd pnya status,tp d abaikn...kn lbh baik nyri kbhgiaan sndri...
dia pst ingin jd satu2nya,ga mau brbgi dgn wnta lain....
knp melinda msh brthan????
mskpn msh cnta,tp kn bs mncri kbhgiaan yg lain....