NovelToon NovelToon
Menikahi Ayah Anak Asuhku

Menikahi Ayah Anak Asuhku

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: senja_90

"Ingat Queensha. Aku menikahimu hanya demi Aurora. Jadi jangan pernah bermimpi jika kamu akan menjadi ratu di rumah ini!" ~ Ghani.

Queensha Azura tidak pernah menyangka jika malam itu kesuciannya akan direnggut secara paksa oleh pria brengsek yang merupakan salah satu pelanggannya. Bertubi-tubi kemalangan menimpa wanita itu hingga puncaknya adalah saat ia harus menikah dengan Ghani, pria yang tidak pernah dicintainya. Pernikahan itu terjadi demi Aurora.

Lalu, bagaimana kisah rumah tangga Queensha dan Ghani? Akankah berakhir bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan?

Akhirnya, Ghani hanya bisa menunduk dalam dan menyesali perbuatannya tanpa berani meminta maaf. Dia memutuskan untuk bermain saja dengan sang putri sembari berharap Queensha akan segera keluar dari kamar.

Hari ini, hari libur yang akan Ghani manfaatkan sebaik-baiknya. Meski entah bagaimana caranya, yang pasti dia akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat Queensha tidak lagi bersedih.

Kini, Ghani dan Aurora tengah bermain bola di taman samping rumah. Ayah dan anak itu terlihat gembira, sesekali keduanya malah berlari kejar-kejaran. Terdengar renyah tawa mereka sampai mengundang perhatian Queensha.

Ibu sambung Aurora sudah keluar dari kamar sejak sepuluh menit yang lalu. Dia berniat untuk kembali ke kamar setelah sarapan. Namun, mendengar tawa Aurora membuatnya penasaran. Siapa orang di balik tawa gadis kecil tersebut.

Hatinya merasa hangat tatkala melihat Ghani tengah mengejar Aurora dengan gadis kecil itu terus tertawa riang gembira. Baru saja memperhatikan sejenak, Ghani sudah menyadari kehadiran istrinya. Begitu juga dengan Aurora, gadis kecil itu langsung berlari ke arah ibu sambungnya.

“Mama! Tolong, ada Papa!” teriak Aurora disertai tawa, disambut senyuman oleh Queensha.

“Kebetulan, Mama Queensha sudah ada, Rora mau enggak jalan-jalan sama Papa dan Mama?” tawar Ghani, berharap putrinya itu bisa diajak kompromi.

Tak lain hal ini dilakukan untuk menebus kesalahannya pada Queensha. Namun, dia gengsi untuk mengatakannya langsung pada wanita itu. Jadilah Aurora sebagai umpan.

“Jalan-jalan?” tanya Aurora dengan mata berbinar, langsung diangguki oleh sang ayah. “Horeee! Jalan-jalan!”

“Emmm, Mama enggak ikut ya, Sayang.” Perkataan Queensha langsung menyita perhatian Aurora dan Ghani.

“Lho, kenapa, Ma? Kalau Mama enggak ikut, nanti siapa yang nemenin aku main?” tanya Aurora dengan wajah memelas.

Sementara itu, Ghani hanya diam saja. Membiarkan putrinya yang membujuk Queensha. Berharap dengan rengekan itu bisa meluluhkan hati sang istri.

Queensha memejamkan mata, lalu menghela napas pelan. “Mama lagi enggak enak badan, Sayang. Tapi ... kalau kamu maksa, mama ikut deh. Yang penting, kamu senang maka mama pun ikutan senang."

Mendengar pernyataan itu, Aurora langsung tersenyum girang. “Asiikk!”

“Ayok, pergi sekarang. Keburu siang,” ajak Ghani dengan hati senang, akhirnya Aurora berhasil membujuk Queensha.

Dua perempuan berbeda usia itu langsung kegirangan, terutama Aurora. Mereka berganti pakaian dan bersiap, lalu masuk ke dalam mobil dan memulai perjalanan ke wisata keluarga.

Sepanjang jalan, tidak ada pembahasan. Ghani yang fokus mengemudi dan Queensha yang sibuk dengan pemikiran sendiri. Sejujurnya, dia enggan ikut jalan-jalan. Namun, melihat betapa antusiasnya Aurora untuk ikut, dia terpaksa mengiyakan. Dia tidak bisa melihat gadis kecil itu bersedih, apalagi karenanya.

Queensha sesekali melemparkan candaan pada Aurora, begitu juga dengan putri kecil itu. Bersenda gurau dan mengobrol hal-hal sepele membuat perjalanan tidak terlalu membosankan.

Sampai di tempat wisata, Queensha tetap memanjakan Aurora dengan beribu canda tawa. Tampak jelas sekali kasih sayang seorang ibu dari wanita itu. Hal itu membuat kepala keluarga mereka tersenyum tipis, merasakan kehangatan dan kebahagiaan melihat mereka tersenyum ceria.

“Paa ... ayok, naik itu!” rengek Aurora seraya menunjuk pada permainan kuda yang memutar, membuat Ghani tersadar dari senyumannya, lalu memasang wajah datar kembali. Dia dan Queensha ikut memandang permainan yang ditunjukan putri mereka.

“Iya, ayok!” seru Ghani, mereka bertiga langsung kompak berjalan ke sana. Dengan tangan Aurora dipegang oleh kedua orang tuanya dari kanan dan kiri.

Berbagai permainan sudah dicoba. Mereka tampak bahagia sekali. Kini, ketiganya tengah melihat sekitar. Permainan apa lagi yang ingin dicoba.

Mata Aurora berbinar saat melihat permainan sangkar yang melingkar ke atas, dia belum pernah mencoba permainan tersebut. “Pa, aku mau naik itu!” kata Aurora, menunjuk permainan yang dia inginkan.

“Bianglala?” ujar Ghani dengan wajah ragu.

“Iya, ayok, Pa! Aku belum pernah naik itu!” rengek Aurora kembali, menarik kemeja ayahnya agar lekas mengabulkan permintaan.

Sementara itu, Queensha hanya diam saja. Membiarkan ayah dan anak itu memilih ingin pergi ke mana. Dia hanya ikut saja ke manapun mereka menaiki permainan.

“Ya sudah, ayok.” Ghani akhirnya mengiyakan setelah berpikir cukup lama. Demi membahagiakan putrinya, dia rela melakukan apapun.

Aurora dengan girang berlari kecil ke arah bianglala. Satu keluarga itu menaiki permainan tersebut. Aurora dan Queensha duduk berdampingan, sedangkan Ghani duduk di depan anak dan istrinya.

Pintu bianglala ditutup dan permainan tersebut mulai berjalan. Namun, tiba-tiba wajah Ghani berubah drastis menjadi pucat bak mayat hidup saat bianglala menuju ketinggian.

Pak Ghani kenapa? Kok wajahnya berubah pucat sih? batin Queensha.

Tuhan, kapan bianglala ini berhenti berputar? Aku ... enggak sanggup lagi.

Ghani memejamkan mata, tak ingin melihat sekitar. Padahal, anak dan istrinya begitu menikmati panorama alam kali ini.

Semakin tinggi bianglala beranjak, semakin ketar-ketir Ghani. Pria itu mencengkram kuat jendela bianglala sembari terus memejamkan tangan.

Melihat itu, Queensha tidak tega. Lantas dia beringsut dan duduk di sebelah Ghani tanpa mengalihkan perhatian dari sosok kecil di depannya.

“Kenapa? Bapak phobia ketinggian?” tanya Queensha, menebak dari perubahan mimik Ghani.

Ghani membuka mata dan menoleh dengan wajah yang sudah pucat, lalu ia pun mengangguk ragu. Malu lebih tepatnya. Namun, tidak ada jawaban lain yang mampu dia berikan saat ini.

Queensha tersenyum tipis, lalu meraih tangan sang suami. Menggenggamnya dengan erat, menyalurkan kekuatan dalam dari sana. Dengan tatapan penuh kehangatan, dia berkata. Walaupun dia masih sakit hati akan sikap Ghani semalam, tapi melihat suaminya menderita tentu saja hati kecil wanita itu tidak tega karena bagaimanapun, Ghani adalah suaminya.

“Jangan takut, Pak! Ini tidak seburuk yang Bapak pikirkan. Tarik napas, keluarkan dengan pelan.” Queensha berusaha menenangkan hati suaminya.

Menyaksikan adegan itu, Aurora yang duduk di depan kedua orang tuanya, menutup mulut dan terkekeh kecil. Manis sekali. Dia senang melihat kedua orang tuanya akur seperti itu.

Malam telah menyapa. Angkasa berubah menjadi gelap. Keluarga kecil itu sudah ada di depan rumah dengan Aurora berada dalam gendongan Ghani.

Gadis kecil itu sudah tertidur sejak di mobil tadi, mungkin karena kelelahan bermain membuat Aurora tidur di perjalanan.

Sepasang suami istri itu berjalan beriringan dengan Ghani membawa tubuh mungil putrinya. Hal itu disaksikan oleh bulan dan bintang yang bertaburan malam ini, membuat suasana semakin terasa syahdu.

“Queensha-"

“Pak-"

Secara bersamaan, mereka ingin mengutarakan sesuatu. Namun, langsung terpotong oleh ucapan pasangan. Keduanya langsung bungkam dan suasana terasa canggung.

“Kamu dulu yang bicara,” kata Ghani, mempersilakan istrinya untuk mengutarakan lebih dulu.

Queensha menggeleng pelan. “Tidak, Bapak duluan aja."

“Tidak, kamu dulu. Ini perintah, bukan permintaan,” ucap Ghani, membuat Queensha diam tak berkutik. “Ayok, mau ngomong atau tidak? Kesempatan ini tidak akan saya berikan lagi.”

“Baiklah.” Queensha akhirnya menuruti perkataan sang suami. Dia tidak ingin merusak malam ini hanya karena hal sepele seperti ini. “Bapak tahu tidak jika waktu kecil saya punya mimpi menjadi seorang arsitektur terkenal di tanah air. Melihat bintang di atas sana mengingatkan saya akan mimpi tersebut. Mendiang ibu sangat ingin saya bisa menjadi arsitektur dan mendirikan yayasan yatim piatu. Tapi ....”

“Tapi kenapa?” tanya Ghani penasaran, sejak tadi dia menyimak dengan saksama perkataan istrinya itu.

...***...

1
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
aca
dasar otak udang bodoohh ampe tulang queen apaan kasih nama aja si tolol
Gina Savitri
Ngeri liat kelakuan ghani, takut queensha kena baby blues habis melahirkan langsung kena mental 😑
Gina Savitri
Waduh resepsi di hotel bisa sampai 9 jam, biasanya mentok 4jam udah capek banget berdiri soalnya
Gina Savitri
Harusnya Raffa, Rifky dan Rasya namanya 😅
Gina Savitri
Aturan jodohin aja fifi sama rama, kasian blm dapet jodoh sendirian kan tuh rama 😁
Gina Savitri
Kasian lita jadi korban kejahatan kedua orang tuanya 😏
Gina Savitri
Zavier kan masih single harusnya dia yg balik ke rumah jagain orang tuanya klo emang ghani mau hidup mandiri
Gina Savitri
Waduh leon calon jodohnya lulu nih, baru kenal udah ribut plus dapet ciuman 😂
Gina Savitri
Lah tadi masuk bersama kedua anaknya, knp skrng anaknya di titipin 🤔
Gina Savitri
Coba klo rama akhirnya jadi jodoh shakeela 😁 seru pasti habis di hatam kakaknya dapet adiknya
😂😂😂
Gina Savitri
Tinggal menjelaskan sama aurora klo mereka orang tua kandungnya
Gina Savitri
Pas queensha curiga aurora mirip muka sama alerginya, saya udah menduga klo mia dalangnya yg nuker dan jual anaknya queensha
Gina Savitri
Kayanya mungkin rora tertukar waktu melahirkan 🤔
Gina Savitri
Bukannya lulu dateng ya pas nikahan ghani-queensha, masa gak inget mukanya
Bahkan lulu sampai memperingati ghani harus menjaga queensha 🤔
Gina Savitri
Hehehe..leon bnr tuh cassandra, jangan sombong..kali aja setelah ini kedua orang tua lo meninggal terus lo jatuh miskin karna cuma tau menghambur2kan duit ortu
Gina Savitri
Jahat temannya ghani, pasti dikasih obat perangsang yg suruh clarissa biar bisa tidur sama ghani
Gina Savitri
Cowok patriarki, cuma mau di dengar tapi nggak mau mendengar penjelasan orang lain 😏
Gina Savitri
Apa jangan2 aurora anak ghani dan queensha hasil hubungan di luar nikah ? kali aja dulu anaknya di kasih ke panti sama mama tiri nya
Gina Savitri
Turunan papa rayyan jadi si raja tega ghani 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!