Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meledanggggg
Setelah sampai dari pertempuran yang memakan waktu, Alfist memutuskan untuk pulang ke kediaman Eckart bersama Saki Kai dan Nathan, Kalau berpenampilan acak acakan akan membuat Karina takut, setelah membersihkan diri dia ingin segera bertemu dan mendapatkan gadis cantik yaitu calon Nyonya Eckart di kediaman utama Eckart yang sudah dipikirannya bahwa nenek nya membawa Karin dan Marselino ke rumah, padahal Karin tidak disana.
Tapi sebelum ke kediaman utama, dia memilih pergi ke pegunungan dulu di balik kediaman Eckart, 'wufh' 'wufh' 'wufh' 'wufh' 'hu' 'ha' 'hu' 'ha' 'hu' bunyi suara prajurit bersorak di bawah air terjun yang lumayan deras, prajurit itu adalah prajurit yang dilatih khusus dari keluarga Eckart.
"Harus giat melatih kekuatan tubuh dan menggali kekuatan terpendam dalam tubuh" ujar seorang pelatih yang sudah ditetapkan oleh Alfist yaitu kang Arif Solikhin kang gorengan.
"Kalian semua jangan ada yang malas-malasan" ujar kang gorengan itu
"baik" ujar mereka serentak
Kang Arif yang Melihat kedatangan Alfist langsung mengatakan kepada anak didik nya,
"Baik, hari ini kita latihan sampai sini, pulang istirahat lah" dengan bersuara keras dan tegas, setelah kepergian mereka semua,
"Paman, apa perlu kita periksa orang yang mendaftar sebagai prajurit keluarga Eckart, siapa tahu ada yang bermasalah?" Tanya Alfist karena berapa bulan ini mereka merekrut orang sebagai anak buah dan akan dilatih khusus dari Kang Arif.
"Menurut saya kita perlu melakukan pemeriksaan terhadap calon-calon prajurit kita Tuan, jangan sampai ada musuh yang mengambil keuntungan bagitu Nona Karin yang akan dipublikan sebagai Nyonya Besar Eckart" ujar kang Arif memberikan masukan
"Ada calon prajurit yang sama sekali tidak punya kekuatan untuk menghadapi anak buah kita, apa perlu dikhawatirkan!" Tanya Saki juga, pas pendaftaran, setiap calon harus melawan 4 orang prajurit yang sudah terlatih, dan harus melakukan 1 vs 4, kalau dalam satu jam kemudian bisa bertahan akan diterima langsung yang di latih langsung dari kang Arif, tapi kalau tidak, akan di ikat menggunakan tali di tubuhnya, dan akan digopong/diangkut dan digolongkan sebagai prajurit di bawah asuhan Dyrant yang terkenal menyeramkan suka sret sereset kejam suka seenaknya, Dyrant ini teman dari teman nya Alfist sebangsa dengan Nathan suka cari rusuh dengan orang yang tepat.
"Seperti waktu itu ada seorang laki-laki yang mendaftar perawakannya masih seperti bocah 17 belasan, pas pertandingan bocah itu malah ingin kabur tidak sampai 15 menit sudah dipukul dihajar digebukin, apakah bocah ini harus diperhatikan?" Tanya Kai lagi
"Kasian juga kalau diingat-ingat langsung digebukin, sial dulu baru beruntung abis kena hajar langsung dijadiin anak buah Dyrant yang suka menyiksa dulu baru bahagia" ujar Nathan mengingat tingkah laku Dyrant, Dyrant seumuran dengan Alfist, Saki dan Nathan, btw kang Arif ini umurnya dah 36 tahun dah punya bini tapi tidak dikaruniai seorang anak ygy.
"Habis menderita datang lah penderitaan baru" ujar Nathan
"Pepatah surgawi ya gak?" ujar Nathan lagi, sambil merasa kata-katanya bagus
"Apaan sih tikus sawah"ujar saki kai seperti bercanda
"Bacot cendol dawet" ujar Nathan
"Kerja bagus" ujar Alfist sambil menyunggingkan senyuman
"Ngomong-ngomong, sudah lama tidak melihat bocah manja itu, rasanya menyenangkan...." ujar Nathan yang merasa lega tidak ada Marsel yang suka memaksa kehendak nya terhadap dia.
"Kak Nathan lagi membicarakan tentang siapa?" Tanya Marsel tiba-tiba, yang sudah berada di belakang mereka
"Hih.... Apa yang dikatakan langsung terjadi? Takdir sungguh diluar Nurul" perasaan Nathan tidak enak dia sangat tahu suara Marsel sedari bayi, mereka yang membantu mengurus nya.
"Kak Nathan, apa maksudmu dengan ucapan mu itu!" tanya Marsel lagi
"Mana mama mu Marsel?" Tanya Alfist
"Ini benar-benar bencana pah!, Nenek tidak menyuruh ku pulang bersama Mama" adu Marsel bersedih
"Papah mau bertemu nenek mu, urus semua nya Kai" perintah Alfist
"Baik, bos" dan tinggalah Saki, Nathan, kang Arif dan Marsel, Marsel ke sini pergi bersama Iwung (termasuk prajurit terbaik keluarga Eckart) menggunakan mobil.
"Ngomong-ngomong, bukankah kak Nathan masih belum minta maaf padaku?, Ada kah undang-undang keluarga Eckart mengizinkan kak Nathan bersikap sewenang-wenang terhadap Marsel?" Karena kejadian Nathan melempar tombak ke arah Marsel tiba-tiba membuat Marselino marah karena Nathan seperti sengaja padahal waktu itu Marsel masih fokus memanah, memang candaan Nathan suka ngadi-ngadi yang membuat Marsel marah.
"Aku minta maaf, tidak mungkin, mommy pernah bilang, asalkan tidak mengakui nya, tidak ada yang bisa melakukan apa-apa pada tuan muda Alaster Wiratama" mendengar itu Marsel mengeluarkan ketapel kearah kakinya dengan cepat Nathan menghindari mundur beberapa langkah.
"Ahhhhh" Nathan teriak pura-pura terkejut
"Hmph" sombong Marsel
"Marsel, apa kau mencoba membunuh ku?!, Aku akan mengadu pada mommy!" Ujar Nathan sedikit pura-pura marah
"Pergilah, jika tidak pergi kak Nathan harus minta maaf!" Toleransi Marsel
"Kau, kasar sekali!" Teriak Nathan sedikit gemes pengen unyel-unyel pipi Marsel
"Hah.... Paman tidak punya waktu, paman akan mengatakan dengan jelas periksa status mereka semua Kai" ujar kang Arif
"Baik, paman, akan segera ku laksanakan" ujar Kai
"Marsel sudah baikan?" tanya Kang Arif
"Sudah paman, hal begitu hal kecil bagi Marsel tapi jangan katakan pada mama kalau Marsel sudah biasa hal beginian (maksudnya rasa sakit ygy, Marsel dah dari kecil sudah dilatih dari umur 3 tahun)
"Datanglah ke arena bertarung, aku akan mengajarkan menunggang kuda poni dan memanah dengan sempurna, biarpun kamu sudah bisa tapi kita harus mengasah lagi dan lagi" ucap kang Arif, pergilah Marsel, dan kang Arif ke arena, Nathan sebelum nya sudah ditelpon oleh mommy nya untuk memetik Cabe di belakang rumah bersama mommy nya.
Sebelum pergi Nathan berucap,
"Marsel, buktikan kehebatan mu, kalahkan musuh sombong kita" sambil menyemangati dan berlari pergi bersama anak buah nya.
"Nek" panggil Alfist
"Ada apa, Alfist?" Tanya Dianra, yah nama nenek Alfist adalah Dianra Eckart
"Dimana Karina?"
"Karin lagi sibuk, karena hari ini Karin kerja dan besok dia ada kegiatan, jangan bebankan kepada Karin, Alfist" ucap nenek Dianra tegas
"Baiklah, aku ingin menemui Karina" beranjak pergi
"Tunggu sebentar" cegat nek Dianra, pergi ke dapur dan membawakan rantang 4 susun yang berisi makanan.
"Bawah lah makanan buat cucu menantu ku" sambil memberikan ke Alfist
"Nek...." ujar Alfist ingin menolak dan menaruh rantang makanan tersebut di meja
"Nenek terus memikirkan perbuatan mu dan Marsel dan mempertanyakan keputusan kalian, dan setelah bertemu langsung dengan nya, nenek merasa dia adalah yang terbaik buat cucu dan cicit nenek yang ganteng ini, nenek berjanji akan membantu mu, demi kebahagiaan bersama kalian" ujar nek Andira sambil tersenyum bahagia, merasa ini adalah jalan menuju kebahagiaan untuk orang tersayang
"Nek...., aku senang nenek selalu mendukung keputusan ku, terima kasih nek...." sambil memeluk neneknya, setelah lepas
"Hhmmmm...." ujar nenek sambil membimbit telinga Alfist
"Ah.... sakit nek"
"Ehm, jangan sampai lepas untuk mendapatkan nya, rubah sikap mu itu, jadilah lebih manis, jangan seenaknya saja, paham"
"Paham nek" dan dilepaskan bimbitan tersebut
"Ini kembali kan pada Karin" ucap nenek sambil memberikan barang yang harus dibawah
Kembali berapa jam yang lalu
Setelah menasehati Andira dan semoga maksud nek Dianra di mengerti dari Andira, Marsel pun sudah disuruh pulang dan istirahat di rumah
"Setelah pemeriksaan, Marsel sudah boleh pulang nyonya, ini resep obat nya silahkan di ambil di ruang farmasi, saya permisi" ucap dokter tersebut
"Baik dokter, terimakasih" ucap Karin dan keluar dokter dari ruangan tersebut
"Sebentar" ucap Karin mencari celengan yang di bawa
"Ini nek, maaf masih di dalam tadi gak sempet diambil" ucap Karin sambil tersenyum mengeluarkan celengan 1jt nya
"Kalau masih kurang Karin bisa ambil dirumah"
"Tidak perlu, Nona, semua pengobatan sudah dibayar dari Alfist"
"Ahh.... tapi ini...."
"Sudah-sudah jangan dipikirkan lagi, ini bukan kesalahan nona"
"Ak.... aku merasa tak enak hati kalau seperti ini aku mohon ambilah setidaknya bisa menutupi pengeluaran Marsel sakit, aku merasa ini adalah tanggung jawab Karin nek"
"Mama tidak perlu khawatir tentang uang, papa sudah mengurus semuanya" ujar Marsel mendongak tersenyum dan masih memeluk erat Karin
"Tapi...."
"Baiklah nenek terima celengan nona" dan Karin langsung 'sret' memberikan kepada nenek Alfist
"Dan ini cincin dari Alfist nek" sambil melepaskan cincin bermata merah muda dari jari manis nya
"Tidak perlu Nona, itu untuk Nona, kalau Alfist tau nona mengembalikan pemberian nya, dia bisa ngereog marahin nenek yang sudah tua ini" ucap nenek itu
"Aku sama sekali tidak mengerti, kenapa memberikan cincin secantik ini" merasa menerima cincin itu bukanlah hal baik
"Kata papa setelah memberikan cincin ini, papa berjanji kita akan bahagia bersama" ujar Marsel yang mendengar janjian dari Alfist dengan polos
'tolong bantu aku ya tuhan' ucap Karin dalam hati
'Wah gw terbawa suasana yang menyegarkan, apa Karin akan menjadi nyonya keluarga Eckart' ucap Sandra dalam hati yang dari tadi memperhatikan kondisi
Setelah Marsel bersiap-siap dan pulang bersama neneknya, Karin pun pulang bersama Sandra dan Kak Andira menggunakan mobil yang sudah disediakan untuk mereka awalnya nolak tapi dipaksa dari nek Dianra.
"Gilak sihh, keluarga Eckart menginginkanmu jadi Nyonya mereka" ucap Sandra bersemangat
"Iya yang kakak tahu, mereka adalah keluarga terkaya di negeri ini, perusahaan mereka dimana-mana" ucap Andira dan sakura tertidur pulas
"Yahh, setelah lu nyuruh gw searching gw sampe gak nyangka, dihampiri orang kaya, tapi orang itu rada Gilak, gw hanya kasihan sama Marsel yang berharap punya mama" jujur Karin akhirnya
"Whattt"
"Karin bicara lah yang jujur, kami adalah keluarga mu bukan?" Tanya kak Andira
"Maaf kak" akhirnya Karin menceritakan semuanya dari Karin bertemu Marselino dan Marselino yang menginginkan memanggil Karin sebagai mama, dan semua nya tentang cincin yang dipakai dan pria aneh itu yang menginginkan dirinya.
"Yahh, gw jadi bingung" ucap Sandra.
"Kita pikirkan itu nanti, untuk sekarang jaga jarak dengan orang itu, biasanya orang besar seperti itu hidup nya berbahaya" ucap Andira, Dan di dengar sama sopir dari keluarga Eckart
"Biarkan dia mau mengadu atau tidak, hah... kehidupan gw ajaa gini ditambah lagi makin riwettt" ucap Karin yang merasa lelah apa yang terjadi
Mereka tidak tahu di mobil terpasang alat penyadap yang bisa di dengar di saat Alfist ingin mendengar nya, sayang Alfist sedang sibuk
Setelah sampai Karin bersiap untuk kerja, Karin lapar pun hanya membawa nasi, nanti di supermarket saja memasak mie, untuk mengenyangkan perut nya, apalagi besok kegiatan sekolah yang menyambut.
Di tempat lain, di dekat jalan yang mengarah sungai yang memang biasanya sepi. Nathan yang sudah jauh dari rumah Alfist yang menuju rumah mommy nya, mendapatkan tamu tak diundang, mereka pulang menggunakan 2 mobil, 1 mobil dikendarai oleh 4 bodyguard nya dan satunya Nathan dan sopir sekaligus anak buah terpercaya yaitu Andre Salim sesosok yang berpikir panjang luas gak asal seperti demit
"Pergilah, cari bantuan! Aku yang akan urus bajingan-bajingan ini!" Teriak Nathan kepada anak buah nya yang berada dibelakang untuk kembali ke kediaman Eckart dan mendapatkan bantuan, karena Nathan hanya di kawal 5 orang, dan musuh yang belasan dengan persenjataan lengkap seperti sudah menunggu dari tadi
"Tapi, tuan" ujar salah satu anak buah Nathan
"Tuan tuan muda tunggu, kalian mendengkat lah, berusaha lah segera masuk Roy ke dalam mobil kami, dan kalian serang balik mereka menggunakan senapan AS-15, lindungi Roy untuk masuk ke dalam setelah itu kalian segera pergi ke kediaman Eckart" perintah Andre Salim
"Lakukan" teriak Nathan melalui Mountable, dia selalu setuju keputusan Andre
'tang' senjata tajam yang mengarah ke arah mobil yang disuruh kembali untuk mendapatkan bantuan, yang hanya membuat kaca depan lecet, dengan cepat mereka melakukan yang disuruh dan Roy berhasil masuk biar pun lecet sedikit dan berhasil masuk ke dalam mobil dan anak buah lain memutar arah dan menurut perintah Nathan
"Baik, hati-hati, tuan"
"Jangan kalian pikir aku kan diam saja!" Oceh Nathan
Dan musuh terus menerus memuntahkan peluru, tapi mobil yang dipakai memang sudah sediakan untuk hal seperti ini, Tahan muntahan peluru ygy
Dengan cepat menyuruh Roy mengambil granat di belakang, Nathan menyiapkan ketapel (ketapel buatan Nathan dengan Marsel di saat gabut) kearah musuh dan membuka jendela sedikit dengan bantuan Andre Salim menarik tuas granat tersebut dan terlempar ke arah musuh, dengan waktu 5 detik granat tersebut meledanggggg . Dan berkali-kali Nathan melempar granat yang membuat musuh berlarian teriak 'gyaaaa!!'
Dan dengan cepat Roy memuntahkan peluru menggunakan senapan AS-15, dan Andre menggunakan senapan sniper dari celah jendela yang sedikit terbuka, dengar menyerang seperti itu separuh musuh sudah dead tapi ada yang melawan balik dan melemparkan granat dan Nathan lah yang mengambil alih kendali mobil dengan lincah dengan sengaja mengarah kan mobil ke musuh yang membuat musuh langsung kabut dan terlindas indah, jalan yang kasar mulus kasar mulus dan Roy, Andre yang masih sibuk fokus biarpun mobil bergerak terus. Andre yang sedari tadi bisa memburu dengan senapan nya.
Setelah sekian lama, hanya meninggalkan beberapa orang yang sudah hampir mati tapi masih bernafas, Nathan turun dan diikuti oleh yang lain, dan mendekat beberapa orang yang masih hidup, melihat-lihat dan terpana sama jasad yang mukanya pernah dia lihat
"Dia pernah kulihat, dia adalah bawahan perusahaan Licia.... di wilayah barat, apa karena aku meng-ekspor biji-bijian kesana sampai mereka menyerang kita seperti ini?" Pikiran Bingung Nathan
"Kita Ekspor biji-bijian kesana karena konsumen kita yang meminta tuan muda, rencana mereka untuk panen musim gugur" penjelasan Andre atas kebingungan Tuan mudanya
"Perusahaan Licia pasti yang melakukan ini, mereka dikirim karena aku menganggu usaha mereka di wilayah barat" yakin Nathan
"Iya...., bisa jadi, tuan muda" ujar Andre
"Hah.... jadi pengusaha ternyata menimbulkan dampak, yaitu musuh yang iri dengki terhadap keberhasilan kita" ujar Nathan
"Kita pulang, suruh anak buah keluarga Eckart untuk membersihkan semua ini" perintah Nathan, dan Andre langsung menelpon Pasukan Eckart untuk membantu membersihkan sisa pertempuran
Eheheh khayal gw kek gitu ygy maklumi wkwk
Alfist mendengar informasi bahwa Nathan diserang dan dia pun memberi perintah kepada pasukannya untuk menolong segala keperluan untuk membantu Nathan.
Dan mendapatkan informasi bahwa Karin sekarang masih kerja, jadi dia akan bertemu langsung setelah Karin pulang kerja, melihat Karin yang sudah bersiap untuk pulang kerja dengan taksi online dan diikuti oleh Alfist
Dan menaruh mobil di jalan, dan berjalan mengikuti langkah Karin, setelah Karin membuka pintu dan akan menutup pintu
'Wuss' dengan cepat Alfist sudah masuk ke dalam rumah Karin, dan makanan sama barang dari neneknya di taruh di teras.
"Kyaaaaaa!!" Teriak Karin tapi langsung ditutup dengan tangan Alfist, dan tangan satunya sudah memeluk Karina tanpa celah, dan Karin langsung berhenti tereak, dan dilepaskan tangan Alfist yang menutup mulut Karin
"Mau orang-orang dengar?" Sambil mencium pipi atas sebelah kanan Karin, Karin pun terpaku dengan semua gerakan Alfist
'chup' mencium lagi pipi yang sama, dan mengigit pelan telinga Karin sebelah kanan, 'deg' Karin merinding merasakan perlakuan Alfist ingin teriak takut terzolimi sama warga gaze, menjauh dari Alfist malah Alfist makin mempererat pelukannya
"Uuh.... benar-benar, deh, sekarang hentikan" ucap Karin kesal
"Lu datang ke sini bukan untuk mengganggu gw, kan?" Tanya Karin masih kesal
"Entah lah" jawab Alfist enteng
'Apa lebih dari ini tidak boleh?' Ujar Alfist dalam hati
"Plissss, lepaskan" ucap Karin makin kesal dengan muka jutek yang diperhatikan dari Alfist malah imut
"Ucapkan hal manis untuk ku, aku akan melepas kan mu baby" sambil mencium rambut harum Karin
"Tidak mau" tegas Karin
"Sekarang tidak ada pilihan kalau tidak mau, aku akan...." sambil membelai poni rambut Karin dan mengusap lembut dan mendekat kan bibir ke .... yahh begitu ygy
'gw kalah lagi' ucap Karin dalam hati dan menghembuskan nafas kesalnya dia terpaksa harus berucap manis, dan mendongak
"Rambut tuan.... jadi lebih pendek, seperti kucing gw sih itam dan bue" menatap lekat dan memegang juga rambut Hitam Alfist, jadi sama-sama memegang rambut
"Ya?"
"Tuan juga jadi lebih tampan"
"Begitu kah?"
"Iya, sampai gw merasa tidak suka" ejek Karin
"Hmm.... pujian macam apa ini?"
"wajah lu bikin gw mumet aja" lanjut Karin apa adanya
'set' Alfist memegang tangan Karin yang masih memegang rambutnya lalu mencium nya
".... pujian mu tidak membuat ku senang"
"Hah.... maksa muluk" sambil marah dan terpaksa memuji lagi, karena Alfist masih sangat erat memeluk tidak bisa didorong mau sekuat tenaga pun
"Gw senang bisa melihat tuan Eckart, gw pikir tuan sudah melupakan gw yang tidak ada apa-apanya ini"
"Mana mungkin, aku selalu...." belum selesai ngomong langsung dipotong oleh Karin
"Omong-omong.... hari itu yang tuan maksud, apa bisa dijelaskan?" Sambil menjinjit dan mencium Alfist singkat di kening
sedikit bawah sebelah kiri
"....?" Alfist terdiam
"Katakan?" Ucap Karin dan mencium singkat hidung mancung Alfist
'Harus nya dia benci dengan wanita gampangan' ucap Karin dalam hati, tujuan nya untuk membuat Alfist tidak suka sama Karin, supaya dia menjauh dari kehidupan Karin,
".... ah" Alfist terkejut dengan tingkah Karin, biasanya dia yang aktif
"Jadi, apa jawaban mu tuan"
'set' dan Alfist memeluk lebih erat sampai-sampai kaki Karin sudah tidak bertapak di lantai
"Ah!, sebentar....!"
Alfist mendekat kan bibir nya tinggal berapa sentimeter,
"Jawab dulu" ucap Karin sambil manyun, melihat itu Alfist malah terpesona dan menyeringai
".... iya, malam itu, seperti yang akan kita lakukan sekarang" berjalan menuju kamar
"Lu mau ke mana?"
"Entah lah"
"Ya ampun.... gw teriak yah" ancam Karin
"Teriak lah sesukamu baby" sambil mencium pundak Karin
"A.... aku mohon jangan lakukan ini" mohon Karin Karena merasakan sensasi yang aneh
"Aku merindukan mu" memandang wajah cantik Karin
"Lu.... harus segera pulang, Marsel...." ucap Karin berusaha tegas
"Jangan panggil bocah itu" ujar Alfist dingin dengan muka masam
"Ah.... lu cemburu?" Dan dipandang dingin dari Alfist
"Menikah lah dengan ku" ujar Alfist lagi serius, Karin terperanjat dengan ucapan Alfist
'?!!!' Tanda tanya dalam pikiran Karin
"Apaaa? Tunggu sebentar...." ucap Karin menutupi mulut Alfist dengan tangan kanan nya dan di genggam dari Alfist menggunakan tangan kiri
"Menikah lah.... dengan ku" sambil mencium tangan Karin yang masih menempel di mulut Alfist
"Aku tidak mau"
"Tidak ada penolakan, kalau menolak aku akan melakukan yang kita lakukan malam itu, dan mengatakan pada warga bahwa kita...."
"...." Karin terdiam mendengar ancaman tersebut
"Ka.... kalau aku setuju, apa yang akan lu lakukan....?" Tanya Karin dia tidak mau sebagai bahan gunjingan orang-orang padahal kenyataannya tidak demikian, Alfist tersenyum, dan dilihat dari Karin memang pria didepannya ini sangat lah tampan
"Kita akan pulang ke kediaman Eckart bersama"
".... tapi.... aku tidak mau?"
"Kalau begitu, aku akan menculik mu"
'Sama saja dong' ucap Karin dalam hati
Bersambung.... tetewww