Seorang gadis SMA bernama Gwen Alvaretta, yang terkenal dengan sifat dan pembawaan tomboy, dan menyenangi kebebasan dipaksa menikah oleh kakeknya. Sudah sejak usia 3 tahun, Gwen ditinggal kedua orang tuanya karena kecelakaan. Akhirnya gadis itu dibesarkan oleh kakeknya, yang juga sudah ditinggal oleh istrinya. Tinggallah Gwen tinggal sendiri dengan kakek, dan Om nya.
Terbiasa dikelilingi oleh laki-laki di rumah kakeknya, membentuk pembawaan dan karakter Gwen menjadi keras, dan hampir dominan sikapnya kasar seperti laki-laki. Merasa prihatin dengan keadaan cucunya, Gwen dipaksa untuk menikah dengan putra dari sahabat kakeknya dulu, yang juga teman dari Om nya Gwen.
Bagaimana kelanjutan ceritanya... pantau terus dan tunggu kelanjutan ceritanya ya...!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 Yakinilah Keyakinan
The Intercultral School
Dengan wajah dingin, Barra keluar dari dalam mobil Roll Royce. Wajah ganteng dengan kulit bersih, yang saat ini mengenakan kaca mata hitam, membuat gadis-gadis di sekolah yang melihatnya menjadi heboh. Kebetulan jam di sekolah ini, pas masuk pada waktu istirahat terakhir. Sehingga beberapa siswa perempuan banyak yang berada di luar kelas. Mereka melihat dari pertama kali Barra keluar dari mobil, kemudian berjalan masuk menuju ke ruang guru.
"Gile banget... siapa laki-laki tampan itu..." terdengar seorang siswi berteriak heboh, karena kagum melihat ketampanan Barra.
"Iyee..., sumpah, baru kali ini aku bisa menemukan paket lengkap seperti ini. Tampan, tajir, gagah... woww tidak ada yang kurang.." siswi yang lain menimpali.
Mendengar banyak kericuhan yang membicarakannya, Barra melihat ke arah mereka dengan dingin. Namun laki-laki itu kemudian melanjukan langkahnya, dan ketika melihat penunjuk arah ruang guru, Barra langsung menuju ke tempat tersebut. Laki-laki itu mengabaikan cuitan para siswi yang terdengar di belakangnya.
Tidak lama kemudian, laki-laki itu sudah duduk di ruang tunggu. Beberapa guru dan admin tampak salah tingkah melihat kedatangan laki-laki tampan itu, dan ketika mengetahui jika kedatangannya karena mendatangi panggilan wali keluarga dari Gwen Alvaretta, maka semakin membuat para guru dan admin sekolah menjadi penasaran. Semua orang di sekolah tahu, bagaimana kekayaan dari keluarga yang melatar belakangi kehidupan peserta didik mereka.
"Selamat sore mas...." guru BK membuka pembicaraan.
"Barra bu.., saya wali keluarga dari siswi sekolah ini Gwen Alvaretta. Tadi ada telpon ke rumah yang memberi informasi jika Gwen sudah bolos pelajaran pada jam terakhir. Disini saya mewakili pihak keluarga bu, jika lain waktu ada masalah terkait dengan Gwen, jangan merasa ragu untuk menghubungi saya." merasa jika guru itu bingung memanggilnya, Barra membuka jati dirinya. Laki-laki itu meletakkan card name di depan guru tersebut. Dengan mata berbinar guru BK itu langsung mengambil dan menyimpannya.
"Oh walinya Gwen... lalu apa hubungannya mas.. Karena biasanya yang sering mengurus ke sekolah, itu mas Andrew, jika tidak keliru pamannya Gwen.." guru BK tadi langsung menanggapi perkataan Barra.
Tetapi Barra hanya tersenyum, tidak mau membuka identitas hubungannya dengan Gwen di sekolah ini, mengingat jika istrinya masih bersekolah di tingkat SMA. Jika pihak sekolah mengetahui, jika Gwen sudah menikah, pastilah gadis itu akan dikeluarkan dari sekolah.
"Maaf mas, bukannya saya bermaksud untuk kepo ya... abaikan saja pertanyaan saya tadi. Begini mas, alasan kenapa dari pihak sekolah memberi tahu pihak keluarga, dan memintanya untuk segera datang ke sekolah, karena Gwen Alvaretta tiba-tiba saja membolos dari pelajaran mulai pukul 14.00 tadi mas. Padahal biasanya, meskipun lebih banyak tidur di kelas, Gwen tidak pernah sampai membolos.." Barra kaget mendengar kata-kata dari guru istrinya tersebut.
"Membolos..., apakah dari pagi bu..?" karena sudah ditinggal Gwen ke sekolah, Barra tidak tahu apakah gadis itu sejak pagi ke sekolah atau tidak.
"Tidak mas... sekitar dari jam 10-an, karena guru pengampu Mister Satria ada tugas pendampingan, maka mengganti pertemuan dengan siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok. tetapi ketika pukul 14.00, ada pelajaran Miss Stephanie, ternyata Gwen sudah tidak ada di kelas. Dan dari pantauan kamera CCTV, ternyata sejak pukul 14.00, Gwen sudah meninggalkan sekolah. Tidak lama kemudian, Aldo juga mengikutinya pergi.." guru BK menceritakan lebih lanjut. Mendengar kata Aldo, tiba-tiba saja dada Barra menjadi sesak.
"Hempph... saya akan segera menindak lanjutinya bu.. By the way... karena keluarga tidak mampu mengamati bagaimana keadaan Gwen di sekolah, jika boleh kami akan bertanya bu.. Sebenarnya bagaimana hubungan Aldo dan Gwen bu, apakah mereka pacaran ataukah hanya sebatas teman saja di sekolah." tidak tahu mengapa, tiba-tiba Barra malah mencari tahu tentang informasi istrinya.
"Kalau untuk itu, lebih jelasnya mungkin bisa bertanya pada Gwen sendiri mas. Mereka memang dekat sih, atau mungkin dekat sekali, Tidak jarang Aldo akan menjadi pembela bagi Gwen, dan beberapa siswa menggosipkan jika mereka memang pacaran. Tetapi sahabat dekat Aldo dan Gwen sendiri mengatakan, jika mereka tidak pacaran. Aldo memang naksir dengan Gwen, tetapi gadis itu tidak menanggapi serius kedekatan mereka.." guru BK malah bercerita banyak tentang Gwen, dan Barra mendengarkan dengan serius.
**********
Di rumah
Sambil bernyanyi, Gwen masuk ke dalam kamar tanpa melepas sepatunya. Melihat suaminya Barra yang sedang melihat televisi di sofa, gadis itu mengacuhkannya. Seperti biasa, Gwen melepaskan sepatu dan tidak merapikan, dan melempar tas sekolah dengan sembarangan ke atas tempat tidur. Gadis itu segera merebahkan tubuh di atas ranjang tersebut. Tiba-tiba...
"Gwen... bisa tidak kali ini kamu mendengarkanku bicara.." suara Barra dengan nada sedikit keras mengagetkan gadis itu. Gwen mendongakkan wajahnya, dan melihat ke arah suaminya.
"Duduklah di sofa, aku tidak terbiasa mengajak seseorang untuk bicara di atas ranjang, kecuali malah menjadikanku bernafsu untuk menidurinya..." mendengar jawaban Barra yang sedikit vulgar, menjadikan Gwen menjadi ngeri Gadis itu memandang ke arah barra, kemudian tanpa sadar Gwen segera berdiri dan melangkahkan kaki, kemudian duduk di samping laki-laki itu.
Beberapa saat keduanya terdiam, tampak Barra seperti menata hati dan mengendalikan perasaanya untuk berbicara dengan istrinya. Akhirnya...
"Pertanyaan pertama, tadi siang pergi kemana kamu, bisa-bisanya membolos dari jam 10 pagi dan tidak kembali lagi ke sekolah. Kedua, apakah kamu pergi bersama dengan Aldo...?" dua pertanyaan itu mengejutkan Gwen.
"Dan selanjutnya, hentikan sikap sembaranganmu... Bibik Surti maupun para ART yang lain, bukan dibayar untuk mengurusi hal-hal pribadimu. Kamu harus mulai memiliki area privacy, barang privacy.. dimana tidak boleh memanfaatkan jasa mereka untuk melakukannya. Pada intinya, jika kamu berbuat, maka bertanggung jawablah.." lanjut laki-laki itu.
Mendapatkan pertanyaan, dan juga masukan dari laki-laki itu, tidak membuat Gwen bersuara. Gadis itu langsung berdiri kemudian, mengambil sepatu dan menempatkannya di rak sepatu. Setelah itu, tas sekolah di atas ranjangnya diambil, dan diletakkan di atas meja belajarnya. Tetapi pertanyaan tentang membolos, gwen tidak mampu menjelaskannya. Gwen malah melangkahkan kaki menuju ke arah kamar mandi...
"Gwen.. apakah kamu merasa sudah menjawab dua pertanyaanku tadi..?" merasa diacuhkan, Barra bertanya dengan suara sedikit keras.
Gadis itu berhenti, kemudian dengan berani membalas tatapan suami kepadanya..
"Untuk membolos, Gwen jawab paman... Gwen memang membolos, dan kemana tujuan Gwen ketika pergi, merupakan hal privacy bagi Gwen sehingga Gwen tidak bisa membocorkannya. Saran dari paman, sudah Gwen amalkan barusan." dengan santai Gwen menanggapi kata-kata laki-laki itu.
"Untuk pertanyaan kedua, biarkan waktu dan Gwen sendiri yang tahu. Biarlah semua orang, termasuk paman Barra meyakini sesuatu, yang sudah Paman yakini.." setelah menjawab, tanpa menoleh lagi, gadis itu segera bergegas masuk ke kamar mandi. Tidak lama kemudian, bunyi pintu kamar mandi dibanting terdengar, dan Barra hanya bisa menghela nafas, serta berusaha mengendalikan emosinya.
***********
Love U fulllllll💝🥰
Eh kak Saptaaa
udah End ato blm nih???
Jacqueline... Jacqueline...
tak kira wes tobat.....
ternyata...oh ternyata...
Musuh dlm selimut....
Thanks Jacqueline sdh ad dicerita Gwen-Barra...See u...bye ..😵
terusin say....!! Go Go Go ...!!