Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan melihatku seperti itu
Sore ini Azalea belum siap dengan pekerjaannya ketika teleponnya berdering.seseorang disana mengabarkan nya bahwa ayahnya berulah lagi. kali ini ia mengamuk dan pingsan didepan sebuah bar setelah memaksa menerobos masuk.
Azalea terburu-buru pergi ketempat itu dan mendapati ayahnya yang tampak memprihatinkan didepan pos security.Tidak ada yang berniat menolongnya, semua orang disana hanya melihatnya dengan tatapan kasihan. kali ini apa lagi yang dilakukan oleh ayah sialannya itu? Azalea mungkin kesal setiap kali dihubungi oleh seseorang karena ayahnya melakukan hal nekat lagi, namun ketika melihat pria itu terbaring menyedihkan dibadan jalan seperti itu, gadis itu benar-benar ingin menangis.
Azalea mendekati ayahnya dan mencium aroma pesing dan alkoholnya terasa begitu menyengat.Ia benar-benar merasa muak untuk terus membereskan masalah yang dibuat oleh ayahnya itu.
"Ayah, ayah bangun.. " ucap Azalea lirih sambil menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya.
Ayahnya Menggeliat sebentar dan meracau tak jelas sebelum akhirnya melanjutkan tidurnya.
"Ayah kumohon.. " ucap Azalea dengan nada memelas dan suara tertahan
" kamu keluarganya? "seorang pria paruh baya berpakaian rapi menghampiri Azalea yang sedang sibuk membangunkan ayahnya.Ia terlihat seperti security ditempat mewah itu.
Azalea melempar pandangan dan mengangguk pelan.
" Bapak ini sudah menghancurkan beberapa properti pribadi ditempat ini ketika ingin menerobos masuk. Jadi pihak Bar ingin menuntut ganti rugi. "pria itu berusaha menerangkan kepada Azalea.
Gadis itu tak segera menjawab, pikirannya kalut. Bagaimana caranya mengganti biaya kerugian. Namun pikiran itu segera teralihkan ketika melihat ayahnya mulai sadar dan muntah-muntah dipinggir jalan. Kali ini sepertinya lebih buruk dari biasanya karena Azalea melihat darah segar mulai keluar dari mulut pria tua itu.
Azalea membantu Ayahnya untuk bangkit namun ia kesulitan karena bobot berat pria itu. kali ini tatapannya beralih kearah orang -orang yang mengerumuninya,tidak ada satu orang pun yang berniat membantunya. Mereka semua hanya berdiam diri disana sambil memandanginya dengan tatapan jijik.
Mata Azalea mulai berkaca-kaca, Ia berusaha menahan perasaannya. Tidak, ia tidak boleh menangis ditempat itu.
Tiba-tiba saja seseorang menghampirinya,sekarang pria itu berdiri tepat disamping ayahnya dan berusaha menopang tubuh ayahnya dari sisi berlawanan.seorang pria yang tampak begitu familiar yang beberapa hari ini selalu mengusik pikirannya. Ray.
Ray menatap Azalea dengan tatapan yang sulit dimengerti. perasaan malu dan muak mulai menerpa Azalea, tidak ada yang lebih dibenci olehnya selain tatapan memprihatinkan dari pria itu.sungguh,diantara banyaknya orang ditempat itu kenapa harus pria itu yang muncul dan menolongnya.
'jangan melihatku seperti itu'batin Azalea
Ray membantu ayahnya yang setengah sadar untuk berjalan tergopoh-gopoh kedalam sebuah mobil silver yang terparkir tak jauh didepan sana.Azalea masuk dari sisi kanan diikut pria itu dari sisi berlawanan. sekarang ayahnya sudah berada didalam mobil dengan posisi duduk diapit oleh dua orang.
Aroma didalam mobil itu tiba-tiba terasa menyengat dan itu menambah rasa malu dibenak Azalea. namun Ray tak menggubrisnya, pria itu tak memperdulikan raut malu atau aroma pesing.ia hanya ingin segera membawa pria tua itu kerumah sakit.
"pergi kerumah sakit, pak" perintah Ray kepada seorang pria dikursi setir.
"jangan.." cegah Azalea cepat
"kenapa? " tanya Ray sambil menoleh cepat kearah gadis disebelahnya.
Azalea tak segera menjawab, ia tertunduk lesu. gadis itu benar-benar tak bisa menanggung rasa malu yang lebih dari ini namun ia harus mengatakannya
"aku gak punya uang"
Ray menghela napas"ini bukan saatnya memikirkan hal itu, Bukankah menyelamatkan ayahmu lebih penting. "
Azalea tertunduk lesu diruang tunggu sebuah rumah sakit.perasaannya Campur aduk, tetapi perasaan malu menjadi paling dominan. Apa yang membuatnya semalu itu? Apa karena Ray melihat kehidupannya yang buruk? atau karena pria itu sekarang menggantikannya untuk membayar biaya rumah sakit ayahnya? namun apa pun itu ia tidak bisa menahannya, sungguh.
Ray sedang berdiri dilorong pintu setelah melakukan prosedur administrasi diloket rumah sakit. kali ini ia melihat kearah gadis kecil yang sedang duduk termenung di kursi ruang tunggu. Ray selalu penasaran dengan gadis itu, Bagaimana kehidupannya? Apa sebenarnya yang dipikirkannya?. Ia hanya ingin mengetahui hal sekecil apapun dari gadis itu. Pernahkah kalian melihat sebuah porselen kecil?begitulah Ray menggambarkan gadis itu, indah dan rapuh.
Entah sejak kapan perasaan itu muncul, apa sejak pertemuan pertama mereka? apa sejak malam ketika ia mencium gadis itu? atau ketika melihat kehidupanya hari ini? entahlah, namun yang pasti perasaan ingin melindunginya selalu datang setiap kali gadis itu terlihat sedih.
"Azalea, kamu gak apa-apa" ucap Ray lembut setelah sampai didepan gadis itu.
Gadis itu tersentak sedikit, Ia terlalu banyak berpikir sampai tak menyadari pria itu sudah ada dihadapnya.
Sekarang Ray dan Azalea saling bertatapan.
Azalea bangkit dari duduknya dan sekarang berdiri sambil membungkukkan badannya.
"terima kasih pak, sudah menolong ayahku.terima kasih juga sudah membayar biaya rumah sakitnya, Aku berjanji akan segera menggantinya. " ucap Azalea dengan suara tertahan
Ray mengkerut dahi.
"jangan memikirkan hal itu dulu, bukannya kesehatan ayahmu jauh lebih penting. Kata dokter ada gangguan dengan organ hatinya. butuh diagnosa dan tes lab yang lebih jauh besok"jelas ray.
Azalea hanya mengangguk pelan.Raut wajahnya masih sama, tampak begitu menyedihkan.
" Aku mau pulang sebentar untuk mengambil beberapa pakaian ganti, selamat malam pak"
Azalea baru saja ingin membalikkan badan ketika ray meraih tangannya dan menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.
"pak.. "
Azalea ingin memberontak, namun dekapan Ray terasa semakin erat.
"jangan pergi, biar seperti ini aja dulu. " ucap ray pelan dan lirih.
Azalea membuka matanya dan mendapati dirinya sedang tertidur sambil bersandar kebahu pria disebelahnya.Ray, pria itu tampak sedang sibuk membaca sebuah buku tebal didepannya dan tak menyadarinya.sejak kapan ia tertidur dibahu pria itu? Azalea tak begitu mengingatnya.namun,Ada sesuatu yang menghangatkan hatinya tadi malam ketika pria itu memeluknya.
"sudah bangun? "
Azalea sedikit tersentak ketika pria itu tiba-tiba bertanya kepadanya. Azalea buru-buru menjauhkan Kepalanya dari bahu pria itu.
Azalea menatap wajah Ray dan melihat pria itu tersenyum kecil kepadanya. Deg, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.Ada gejolak emosi yang baru saja dirasakannya, apa itu tadi? entahlah,Azalea bahkan tak berani bertanya pada dirinya sendiri.
"kok malah ngelamun? "
Ray kembali menyadarkan Azalea dari lamunannya
"oh, enggak.. " jawab Azalea tergagap-gagap, gadis itu bangkit dari duduknya dan mulai merapikan pakaiannya.
"Azalea.. " panggil Ray pelan dan membuat gadis itu menoleh cepat kearahnya
"mau sarapan bareng? "