NovelToon NovelToon
Janji CINTA

Janji CINTA

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Menikah Karena Anak / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: syitahfadilah

Memiliki anak tanpa suami membuat nama Cinta tercoret dari hak waris. Saudara tirinya lah yang menggantikan dirinya mengelola perusahaan sang papa. Namun, cinta tidak peduli. Ia beralih menjadi seorang barista demi memenuhi kebutuhan Laura, putri kecilnya.

"Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram." ~ Stev.

Yang tidak diketahui Cinta. Stev adalah seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar yang menyamar menjadi barista demi mendekatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8~ SEMOGA BENAR KAMU ADALAH ANAKKU

Vano memasuki ruang perawatan anaknya Cinta dengan perasaan yang sulit dijabarkan. Tatapannya datar membalas tatapan beberapa orang yang menunggu pasien lainnya di ruangan itu. Ketika pandangannya tertuju pada Cinta yang duduk di samping bed pasien di pojok ruangan, matanya seketika nampak sayu.

Benar dugaannya, Cinta hanya duduk di samping bed pasien menemani anaknya. Sementara beberapa penunggu pasien lainnya membawa karpet yang dibentangkan di lantai untuk mereka istirahat.

"Stev," Cinta pun berdiri. Mengucek mata yang terasa berat. Tersenyum tipis pada Stev yang telah berdiri di dekatnya.

"Maaf ya, aku lupa ngabarin kamu. Pasti kamu datang ke rumah ya jemput aku?"

"Iya, aku datang ke rumah kamu dan langsung ke sini saat diberitahu satpam rumah kamu." Vano menjeda kalimatnya sejenak dengan tarikan nafas. Ingin sekali ia menanyakan kenapa Cinta tidak mengambil kamar kelas satu atau setidaknya kelas dua yang fasilitasnya lebih memadai. Namun, ia tahan demi menjaga perasaan wanita itu.

"Aku temani kamu disini malam ini," ucapnya kemudian.

"Gak usah, Stev. Aku gak enak sama orang tua kamu, nanti kamu pasti dicariin."

"Enggak kok, tadi aku sudah izin." Vano tersenyum. Sebelum masuk ke ruang perawatan tadi, ia memang sudah menelepon mamanya, namun ia berbohong dengan bilang akan menginap di rumah Sean.

Cinta mengalihkan pandangannya pada beberapa penunggu pasien yang sudah beristirahat di lantai beralaskan karpet. "Tapi Stev, kamu gak akan bisa tidur di sini. Kamu pulang aja ya? Besok aja kalau kamu mau datang lagi."

"Kenapa gak bisa?" Vano menarik kursi plastik yang tak jauh dari tempatnya berdiri. "Kamu aja bisa tidur sambil duduk, kenapa aku gak bisa?" Ia membawa kursi itu berdekatan dengan kursi yang diduduki Cinta, lalu duduk. Mendongak menatap wanita itu sambil tersenyum. "Ayo duduk, entar pegal loh lakinya berdiri."

Cinta membalas senyuman pria itu penuh haru. Tak menyangka teman baristanya itu mau merepotkan dirinya dengan menemaninya di rumah sakit. Ia pun duduk kembali di tempatnya.

Ponsel di saku jaket Vano berdering. Melihat nama Sean di layar ponsel, ia dengan cepat berdiri dan menjauh untuk mengangkat panggilan itu.

"Van, anaknya Cinta di rawat di ruangan mana? Aku sama Maura sudah sampai di rumah sakit."

"Sean, sebaiknya kamu ajak Maura pulang saja. Besok saja kalau mau menjenguk anaknya Cinta. Kalau kalian kesini sekarang gak enak ganggu pasien lainnya," ucap Vano.

"Pasien lainnya?" ulang Sean dengan kening mengkerut.

"Iya, Anaknya Cinta di rawat di kamar kelas 3. Kamu pasti tahu gimana kapasitasnya?"

Sean menghela nafas, ia pun berdecak pelan. "Oke, kalau begitu kami pulang sekarang."

"Sean, aku mau minta tolong," ucap Vano sebelum Sean memutuskan sambungan telepon.

"Minta tolong apa?" tanya Sean.

"Besok pagi kamu datang ke bagian administrasi. Kamu urus pemindahan kamar rawat inap untuk anaknya Cinta, ambil kamar VIP. Setelah itu kabari aku, biar aku ganti uang kamu dua kali lipat."

"Nanggung lah, Van. Tiga kali lipat lah sekalian. Biar aku bisa langsung lamaran besok." Sean masih sempatnya bercanda.

"Bilang saja nanti kalau kamu udah mau lamaran. Biar aku yang siapkan uang lamaran kamu." Vano justru menanggapinya serius.

Sean terkekeh mendengarnya. "Aku becanda, Van. Tapi rejeki gak boleh ditolak, kan?"

Vano berdecak pelan. "Kalau nanti Cinta tanya. Bilang aja itu sebagai bonus karena dia sudah rajin, atau apalah. Pokoknya sepintar-pintar kamulah ngarang."

"Siap Bos." Sambungan telepon pun terputus setelahnya.

Vano kembali ke tempat duduknya, dan mendapati Cinta telah tertidur dengan kepala yang direbahkan di pinggiran bed pasien sambil menggenggam sebelah tangan putrinya. Wajah cantik itupun nampak letih. Ia menebak mungkin Cinta sudah tertidur sebelumnya dan bangun saat ia menelpon.

Malam semakin larut, tapi Vano belum bisa tertidur. Bukan karena tempatnya yang tidak nyaman, melainkan karena ada banyak sekali hal yang bersemayam dalam pikirannya.

Sejak tadi ia terus menatap balita cantik nan menggemaskan yang tertidur di atas bed pasien. Dalam hati bertanya, apakah benar anak itu berasal dari darah dagingnya.

Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Bukankah sekarang adalah kesempatan yang sangat bagus untuk melakukan tes DNA mumpung ia dan anaknya Cinta berada di rumah sakit. Sekarang ia tinggal mengumpulkan sampel DNA nya.

.

.

.

"Selamat pagi," sapa seorang perawat wanita yang baru saja masuk.

"Pagi, Sus," balas Cinta yang tengah berusaha merayu putrinya untuk makan. Sementara Vano yang duduk di samping Cinta hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Pria itupun turut membujuk balita cantik itu dengan memperagakan berbagai ekspresi lucu agar mau membuka mulut.

"Oh ya, siap-siap ya. Sebentar lagi anaknya mau dipindahkan ke kamar VIP."

"Kamar VIP?" ulang Cinta dengan ekspresi tercengang. "Tapi, Sus, saya gak pernah urus untuk pindah kamar rawat inap," terangnya. Kamar kelas bawah saja ia baru membayar setengahnya kemarin, apalagi kalau harus dipindahkan ke kamar rawat VIP yang jelas tidak akan mampu untuk ia bayar.

"Iya, tadi yang urus namanya Pak Sean."

"Pak Sean?" Cinta langsung menoleh menatap Stev di sampingnya.

"Oh iya, semalam aku kasih tahu Pak Sean kalau anak kamu sakit. Mungkin saja ini adalah bonus karena kamu adalah pegawai yang rajin dan cekatan," kata Vano. Namun, ia sedikit dibuat bingung sebab Sean belum menghubunginya untuk masalah ini. Padahal semalam ia sudah memperingati agar langsung mengabarinya jika sudah mengurus pemindahan kamar rawat.

"Tapi Stev, apa ini gak terlalu berlebihan?"

"Udah, terima aja. Mungkin ini udah rejekinya anak kamu."

Cinta nampak mengangguk pelan. Ia pun membereskan peralatan makan putrinya serta keperluan lainnya untuk pindah kamar rawat. Tak berselang lama, dua perawat laki-laki pun masuk dengan membawa brankar.

"Cin, kamu duluan aja ya, nanti aku nyusul. Aku mau ke kantin dulu beli sarapan," kata Vano ketika anaknya Cinta telah siap untuk dipindahkan.

"Iya, Stev." Perut mereka memang belum terisi apapun pagi ini.

"Oh ya, kamu mau sarapan apa?"

"Apa ajalah,"

"Oke." Vano pun keluar lebih dulu. Setelah cukup jauh ia berhenti dan duduk di sebuah kursi tunggu. Mengeluarkan ponsel dan langsung menghubungi Sean. Hanya dalam beberapa detik sambungan teleponnya pun terhubung.

"Sean, kirim rekening kamu sekarang."

"Rekening? Untuk apa?" tanya Sean. Suaranya terdengar sedikit kesal.

"Aku mau ganti uang kamu. Kamu kan, udah mengurus pemindahan kamar rawat untuk anaknya Cinta?"

"Belum, Van. Sorry banget ya aku belum sempat ke rumah sakit. Ini aku lagi membujuk Ririn yang lagi ngambek. Dia tahu kalau semalam kita ngadain pesta ulang tahun bohongan itu di Cafe dan ada yang kirim foto aku lagi sama Maura. Udah dulu ya, Van. Aku tutup teleponnya dulu."

Panggilan pun berakhir. Vano terdiam menatap layar ponselnya dengan ekspresi tak terbaca. Jika bukan Sean yang mengurus pemindahan kamar rawat anaknya Cinta, lalu siapa. Sangat jelas tadi perawat itu menyebut nama pak Sean.

Sejenak, Vano termenung dengan pikiran melayang. Sesaat kemudian ia beranjak dari tempat duduknya sambil menarik nafas. Masalah siapa yang telah mengaku menjadi Sean itu akan ia cari tahu nanti. Sekarang ia harus ke laboratorium untuk menyerahkan sample DNA. Semalam ia dengan sangat hati-hati mengambil beberapa helai rambut anaknya Cinta.

"Berapa lama hasilnya akan keluar?" tanya Vano setelah menyerahkan sample DNA itu pada petugas laboratorium.

"Sekitar 5 hari, Pak."

"Oke, langsung hubungi saya kalau sudah keluar hasilnya."

"Beres, Pak."

"Terima kasih." Vano pun meninggalkan laboratorium dan langsung menuju kantin rumah sakit.

"Semoga kamu benar adalah anakku," gumamnya penuh harap. Balita cantik nan menggemaskan itu mampu membuatnya jatuh cinta hanya dengan waktu semalam.

...VISUAL...

...CINTA _ STEVANO_ LAURA...

Visual lainnya nyusul ya.

1
Wangintowe Tundugi
nah loh kan laura
Misaza Sumiati
sepertinya cinta juga dijebak , mungkin sama indri
Phi Pesek
👍
sherly
menarik
Nurlinda: terima kasih kk 🙏😍
total 1 replies
sherly
sejauh ini kenapa aku merasa kalo Laura tu bukan anak cinta dan Vano... cinta hanya menemukan Laura atau emang dititipin ... tp knp KTP cinta ada dikamar hotel
Yuliati Soemarlina
runyem lagi nih mslh...
Yuliati Soemarlina
kasian klo anak diluar nikah ..tdk ada hak utk dapat warisan dari ayahnya..apalagi klo anak perempuan..ayahnya tdk bisa menjadi wali..
Yuliati Soemarlina
adiknya evan..laura ya ?
Yuliati Soemarlina
teeserah kalian berdua...ktnya cinta risih disentuh vano...tapi vano pergi..malah dicariin..nyamperin...
Yuliati Soemarlina
indri anak haris diluar nikah..sama dg naura...hanya beda kondisi..
Yuliati Soemarlina
haris ternyata penyelingkuh..bukan lelaki setia...
Yuliati Soemarlina
kenapa polisi tdk masuk ?...
Yuliati Soemarlina
perusuh sdh tertangkap..tinggal 1 lg ibunya
Yuningsih Nining
semoga keluarga nya cinta Vano tetap aman2 aja saat si evan smnklg nya tau klu cinta jg mau ada adek nya Laura /anak kandung nya
Yuningsih Nining
haduh kmn aja tuh si evan ya, apa dia nemuin si indri di hotel prodeo, atau takutnya malah laginsusun rencana balasan ini si evan?
Yuningsih Nining
haduh knp si hrs pake acara sandiwara buat sinkakwk evan, klu ternyata ke depan nya si kakek malah jd nmbh semangat sembuh dan seger bugar lagi, kayaknya bakal nambah ribedt buat si cinta kasian cinta thoor
Yuliati Soemarlina
vano pelupa ..belikan kek hp baru utk cinta..
Yuliati Soemarlina
harus sdh tau kelakuan indri..apa yg akan dia lakukan ??
Yuliati Soemarlina
gegitu ya ceritanya thor...lanjut...
Yuliati Soemarlina
permainan apalagi ini thor..ceritanya muter" kaya baling"..😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!