NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:138.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Johanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Johanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Johanna dijual kepada lelaki hidung belang dan memaksanya harus menikah. Siapakah lelaki yang rela membeli Hanna dengan bayaran sangat tinggi. Apakah kehidupan Hanna berubah setelah itu?

ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

INGATAN ITU

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Levi hanya diam terpaku di sana. Ia terus memperhatikan kepergian Hanna dan Betran. Namun tiba-tiba,

"Ah... kepalaku?" Levi meringis kesakitan. Ia berusaha mengingat. Ingatan itu seakan berputar-putar di dalam otaknya. Tapi tak juga menemukan memori ingatannya. Levi mencengkeram kepalanya begitu kuat.

"AAARGGHH..."

"Aku tunggu kau di taman tengah kota jam 7 malam. Kau harus datang!"

"Aku semakin mencintaimu. Malam ini kau harus jadi milikku."

"Aargghhhh...!" Levi kembali mencengkeram kepalanya, bahkan lebih kuat lagi. Napasnya terlihat naik turun.

Antoni terkejut saat melihat tuannya sedang mencengkram kepalanya. Antoni langsung melangkah panjang dan mendekat.

"Tuan, anda tidak apa-apa?" Antoni menyentuh lengan Levi. Benar saja wajah Levi sudah tampak memerah menahan sakit.

Menyadari kedatangan Antoni, Levi langsung menegakkan badannya. "Aku tidak apa-apa." ucapnya dengan cepat.

"Wajah anda memerah tuan. Apa kita ke dokter saja?" Kata Antoni begitu khawatir. Dia sangat tahu keadaan tuannya itu. Semenjak kecelakaan lima tahun yang lalu, Levi hilang ingatan dan beliau tidak bisa menahan rasa sakit pada bagian kepalanya.

Levi memaksa bibirnya tersenyum, ia mencoba meyakinkan asistennya. "Aku tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir." Ucapnya lagi.

"Baik tuan." Antoni sedikit mengangguk.

"Kita pulang."

Levi membenarkan jasnya, lalu melangkah lebih dulu meninggalkan asistennya. Antoni kaget dan bergegas menyusul pak direktur sebelum ketinggalan lift.

TAP TAP TAP TAP

TAP TAP TAP TAP

Seperti tidak terjadi apa-apa, Levi kembali menunjukkan wajah seriusnya. Sementara Antoni mengembuskan napasnya saat berhasil menyusul pak direktur sampai di depan lift. Antoni pun menekan tombol lift. Lalu melangkah ke belakang tepat di belakang pak direktur. Ia berdiri tegap menjaga jarak satu meter di belakang pak direktur.

Ting!

Pintu lift terbuka.

Levi masuk lebih dulu, dan kemudian di susul Antoni. Ia tetap berdiri satu meter di belakang pak direktur setelah menekan tombol lift itu kembali.

"Bagaimana persiapan rapat besok pak?" Levi bertanya, namun pandangannya tetap ke depan.

"Semua sudah diatur tuan, rapat besok sudah di jadwalkan pukul sepuluh." jawab Antoni dengan cepat. Tak lupa ia selalu membawa buku agenda di tangannya.

"Apa email dari London sudah masuk?"

"Saya sudah periksa tuan, emailnya sudah masuk, anda tinggal memeriksanya."

"Persiapkan rapat dengan baik saat kita sudah kembali ke kota A. Saya tidak mau terulang seperti tahun kemarin. Sampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk mengurus hal itu."

"Saya sudah menghubungi pihak yang bertanggung jawab untuk mengurus hal itu. Dan kita tinggal membahasnya di sana. Waktu dan tempat sudah saya infokan. Mereka sudah mempersiapkan tempatnya, tuan."

"Tolong Atur sebaik-baiknya, saya tidak mau ada kesalahan sedikit pun."

"Baik tuan."

"Apa ada kendala lagi?"

"Sejauh ini laporan yang saya terima, tidak ada kendala tuan." Jawab Antoni dengan lugas dan tidak bertele-tele, sementara sikap tubuhnya masih tetap tegap.

TING!

Pintu lift terbuka kembali. Levi berjalan lebih dulu. Antoni mengikutinya dari belakang hingga mereka sampai di pintu utama. Sebuah sedan mewah berwarna hitam berhenti di depan mereka. James adalah seorang security yang sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan ini. Beliau juga adalah security senior di sini dan pernah juga menjadi security di cabang perusahaan. James keluar dari mobil dengan berpakaian rapi. Ia mengitari mobil tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya ke arah Antoni. Menyapa dengan santun, dan membungkukkan tubuh ke arah Levi. Ia menunjukkan rasa hormatnya.

Belum lagi James menyapa. Levi sudah lebih dulu memberi sapaan kepada James. Karena ia lebih menghormati yang lebih tua darinya.

"Selamat sore pak James, apa kabar?"

"Sangat baik tuan." James tersenyum sumringah saat Levi menyapanya.

"Bagaimana operasi anak anda pak?" tanya Levi.

Mata James berkaca-kaca. Ia sangat bersyukur karena Levi lah anaknya bisa menjalani operasi dengan baik. Semua biaya operasi dan pengobatan anaknya sebanyak tiga kali semua dibayar langsung oleh perusahaan. Awalnya pihak rumah sakit menolak pengobatan anaknya dan tidak mau melakukan operasi karena tidak ada biaya. Berita itu sampai ke telinga Levi saat pak Rayhan mengikuti rapat di cabang perusahaan. Karena saat itu James sedang menghubungi Rayhan tidak bisa masuk kerja . Dan sekarang anaknya semakin membaik berkat bantuan dari pemilik perusahaan ini.

"Semenjak melakukan operasi ke dua. Keadaan anak saya semakin membaik tuan. Anak saya sudah bisa berjalan dan bisa sekolah lagi."

"Syukurlah, jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan. Perusahaan siap membantu siapa pun itu."

"Saya tidak dapat memberikan apa pun kepada anda tuan. Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih. Mudah-mudahan kebaikan tuan mendapatkan balasan terbaik dari Tuhan dan kehidupan tuan selalu diberkati dengan banyak kebahagiaan dan berkah."

"Hmm, terima kasih atas doanya pak," ucap levi tersenyum hangat.

"Sama-sama tuan," james membungkukkan badannya kembali. "Pak Antoni, ini kuncinya!" Ia pun menyerahkan kunci itu kepada Antoni.

"Terima kasih pak." ucap Antoni tersenyum singkat dan menerima kunci itu.

"Sama-sama pak," James membalas senyuman dari Antoni. Lalu kembali membungkukkan badannya dan pamit undur diri untuk kembali ke pos.

"Mari, tuan. Silakan!" Antoni mempersilakan Levi untuk berjalan mendekat ke arah mobil. Ia segera membukakan pintu mobil bagian belakang, seperti yang biasa ia lakukan selama ini. Levi pun masuk dan duduk di sana. Antoni sendiri duduk di kursi bagian kemudi dan meletakkan buku agendanya di samping kursinya. Antoni memasang sabuk pengaman.

Klik!

Sabuk pengaman terpasang dengan baik. Ia pun mulai menginjak pedal gas dan membawa mobil itu menuju Hotel.

Sementara Hanna meminta taksi memutar kembali mobilnya dan kembali ke kantor. Hatinya tidak tenang saat Betran mengatakan Levi kecelakaan 5 tahun yang lalu. Dia ingin mencari tahu kenapa Levi bisa mengalami kecelakaan itu. Hanna sangat takut, jika karena ia Levi kecelakaan, sungguh ia tidak akan memaafkan dirinya. Setelah memberikan uang taksi, Hanna menunggu di tempat parkiran.

Deg!

Pucuk dicinta ulam tiba. Akhirnya yang ditunggu-tunggunya keluar juga. Levi tampak berbicara dengan security. Penampilannya begitu berkarisma di sana. Tanpa sadar Hanna tersenyum di sana. Saat melihat mobil itu keluar dari kantor Diamond. Dengan cepat Hanna berlari ke arah taksi. Ia duduk di belakang supir taksi. Ia menarik napas sambil menutup pintu mobil.

"Ikuti mobil itu pak, kita jangan sampai kehilangan jejaknya." Ucap Hanna memegang sandaran kursi sopir taksi yang ditumpanginya.

"Baik nona." kata sopir taksi menginjak pedal gas dan membawa mobilnya melaju meninggalkan kantor Diamond.

"Kita jangan sampai kehilangan jejaknya ya pak." Hanna mengingatkan pak supir taksi di sana.

"Baik nona." jawab sang supir menatap penumpangnya dari kaca spion.

Mobil taksi terus bergerak mengikuti mobil sedan milik Levi. Mata Hanna tidak lepas melihat arah mobil Levi Levi yang melaju dengan kecepatan sedang.

Sementara dari dalam mobil sedan milik Levi. Tampak Levi tertidur tenang di bangku bagian belakang. Mereka tiba di hotel pukul tujuh 15.30 wib. Mobil mewah itu langsung masuk ke dalam basemen hotel.

"Kau tidak masuk?" kata Levi mengancingkan jasnya kembali.

"Ada sesuatu yang harus saya kerjakan tuan, tapi sebelumnya izinkan saya mengantar anda sampai ke atas tuan."

"Tidak perlu. Lanjutkan pekerjaanmu." Kata Levi menolak.

"Baik tuan." Antoni membungkukkan badannya untuk memberi hormat.

Sementara Levi langsung naik melalui lift khusus menuju kamarnya. Sementara Antoni kembali masuk ke dalam mobil.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
Park Minji
penasaran aku tuh 🥺
Park Minji
Wow wow wow...
ada apa ini?.
apa.yang dirahasiakan mereka
Briana Annette
lanjut dong
nunggu Senin lama banget sih
Briana Annette
tiga bulan pasti Hana bisa, aku yakin karena cintanya Levi begitu besar ke Hana
semakin penasaran aku
Briana Annette
author yang terbaik
Briana Annette
Semangat Hana kamu pasti bisa dong
Angela Catrine 💢
🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄
Angela Catrine 💢
kira kira apa yang mereka sembunyikan Thor kenapa Antoni terlibat ya
Angela Catrine 💢
Uda mulai banyak yang suka
Angela Catrine 💢
Keren bangett sih Thor ceritanya. baru ini Nemu karya sekeren ini.
Melva Jane
up pliss
Melva Jane
Tolong up lagi dong Thor
(meminta dengan nada paling lembut)
soalnya saya penasaran
🎄Claudya🎄
mumet otakku mencari tahu thor
🎄Claudya🎄
Apa sih thor yang mereka rahasiakan
✨Margareth💫
mantap
✨Margareth💫
Mantap Thor semangat
tambah seru ceritanya
Magdalena💨
penasaran habis aku tuh
Magdalena💨
apa thor yang sembunyikan ayah tiri Levi dan apa yang diketahui Samantha thor
kok otakku berpikir keras dan tidak menemukan jawabannya
✨Margareth💫
Daebak Thor
Cheryl Emery
Terima kasih buat Author cantik, Karya mu sangat menarik sekali, tetap semangat 👍🏻👍🏻👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!