Aku Masih SMA
Di kelas pelajaran Kimia
"Gweeeennnnnnnnnn...., bisa tidak sekali saja dalam kelas Mister Joe.. kamu tidak membuat keributan..." terdengar teriakan seorang guru di kelas. Sejak tadi guru bernama Joe itu sudah merasa emosi, melihat tingkah Gwen yang selalu membuat keonaran di kelas. Jika Gwen bukan merupakan siswa berprestasi di kelas itu, mungkin saja anak itu sudah diminta keluar kelas sejak tadi.
"Oh my God...., kenapa sih selalu Mr. Joe menyalahkan Gwen. Sejak pagi deh, Gwen berusaha untuk duduk diam, memperhatikan setiap guru menjelaskan. Tetapi lihat ke belakang Mister... Robert, Alana selalu mengajak Gwen bermain terus... Katanya sedang seru, mau ngajak turnamen essport Mister..." tanpa sadar, dengan maksud untuk membela diri, jawaban Gwen membuat jengah dua teman yang disebut namanya oleh gadis itu.
"Dukkk... woi kalau mau bela diri jangan bawa-bawa nama gue dong... Sembarangan kamu Gwen..." tempat pulpen dan pensil mengenai punggung Gween.
Gadis itu menoleh ke belakang, dan menatap liar pada pelaku pelemparan tersebut. Teman-teman lain di kelas Kimia bertepuk tangan meneriaki perseteruan dua gadis itu. Sedangkan Mr. Joe hanya geleng-geleng kepala, melihat tingkah murid-murid di kelasnya.
"Kira-kira dong Al... punggungku ini bukan tempat mendarat tempat pulpen. Jika mau uji nyali, coba kalau berani, kenapa tidak dilemparkan ke arah Mister Joe.. Dasar loe... cemen..." Gwen berteriak marah, dan terlihat Alana merasa ngeri melihat tatapan dari Gwen.
"Hemmph... peace Gwen..." dari belakang Alana tersenyum nyengir, dan mengangkat dua jarinya ke atas.
"Lihat tuh Mister... Alana kan yang sejak tadi membuat ulah di kelas. Gwen mah... sebenarnya gadis yang rajin, anteng Mister, buktinya setiap pelajaran Mister Joe, dan juga pelajaran guru yang lain.. nilai Gwen selalu mendapatkan 100. Tapi yah... maklumlah Mister... agak salah gaul, sejak Alana selalu dekat-dekat dengan Gwen, perangai kasar gadis itu sering tertular ke Gwen... Mister.." di belakang, Alana tambah bersungut-sungut mendengar Gwen menjadikannya sebagai kambing hitam.
"Sudah.. semua diam, kita kembali fokus lanjutkan pelajaran.." akhirnya Mister Joe kembali berjalan di depan, dan melanjutkan penjelasannya.
Gwen tersenyum, kemudian memasang head set di telinga dan kaca mata. Tidak lama kemudian, gadis muda berambut lurus itu sudah tenggelam dalam tidurnya. Novi... teman sebangku gadis itu, hanya bisa mengambil nafas sambil geleng-geleng kepala. Namun... meskipun casing Gwen terlihat kasar, tapi sebenarnya hati Gwen itu baik dan suka menolong. Belum lagi, banyak prestasi dipegang oleh gadis itu, sehingga Gwen tetap disukai oleh teman-temannya.
"Nov... Novi..." terdengar panggilan Alana dari belakang. Novi menoleh, dan ternyata Alana menanyakan tentang apa yang dilakukan Gwen.
"Gwen boksi... lagi bobok siang, jangan diganggu Al.. kasihan Mister Joe.. Biarkan saja Gwen tenang sebentar, aku mau dengarkan Mister.. , rumus Kimia itu sulit soalnya.." Novi menolak permintaan Alana untuk mengganggu Gwen.
Akhirnya kelas kembali diam dengan tidurnya Gwen, dan Mister Joe tahu jika gadis itu tidak mendengarkannya. Tetapi hampir semua guru mendiamkan tingkah Gwen, daripada jika anak itu membuka matanya malah akan berakhir dengan keributan di kelas. Ada-ada saja yang dilakukan oleh Gwen dan teman-temannya.. Namun kelas XII A, meskipun hampir semua guru mengeluhkan kegadungan mereka, semua mengakui jika di kelas itu, hampir semua murid memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
***********
Sore Harinya
Gwen berjalan menuju parkiran motor untuk mengambil kendaraanya, dan tidak lama kemudian Ducati Desmosedici GP-1 dengan harga dibanderol di atas 1 milliar itu sudah dikendarainya. Motor itu hadiah dari Om nya ketika gadis itu tepat berulang tahun ke 17. Sudah lama sebenarnya Gwen ingin memiliki motor tersebut, tetapi melihat spesifikasi tinggi dari motor itu, kakek dan adik almarhum papanya tidak mengijinkan. Tetapi ketika usia 17 tahun, di malam ulang tahunnya kakek dan pamannya memberinya kejutan, dengan memberinya hadiah motor tersebut.
"Gwen... mau ikut gak malam ini...?" tiba-tiba di sebelah Gwen, ada laki-laki muda berambut panjang yang menjajarinya berkendara.
"Kemana Aldo... aku cek dulu ada tugas dari Mister dan Miss tidak.. Jika ada, aku absen dulu, karena aku tidak mau membuat kakek kecewa jika nilai mata pelajaranku anjlok.. " gadis itu menjawab pertanyaan dari teman laki-lakinya itu.
"Biasa.. ada balapan liar nih di sirkuit Sentul.. mau join gak..?? Lumayan hadiahnya jika kita menang, bisa untuk liburan ke luar negeri.. " laki-laki bernama Aldo itu menyampaikan informasi.
"Kan aku sudah bilang tadi Al..., aku akan lihat dulu ada tugas gak.. Jika tidak ada, okay aku cuzz ikut, tapi jika ada, aku milih ngerjain tugas sekolah dong. Bagaimanapun senyum kakek dan paman, menjadi satu-satunya penyemangat hidupku yang sudah kacau balau sejak kecil Al... Hanya merekalah, yang menjadi harapanku saat ini..." sambil tetap memacu gas motor, Gwen menjawab pertanyaan Aldo.
"Kita mampir di bakso depan saja, kamu bisa buka gadget bukan untuk lihat, ada tugas atau kagak... Masak kamu mau pulang dulu baru melihatnya, wasting time..." Aldo membuat usulan.
"Yap... okay.." sahut Gwen cepat.
Aldo segera memacu kendaraannya, dan mendahului motor Gwen. Ternyata di belakang laki-laki itu, tanpa diketahui oleh Gwen ada dua laki-laki yang selalu mengikuti Aldo yang segera ikut memacu pedal gas motornya. Gwen tidak mau kalah, gadis muda itu segera melajukan motor untuk mengimbangi kecepatan tiga laki-laki di depannya itu. Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di warung bakso yang ada di ujung jalan. Di samping warung bakso itu, mereka biasa mangkal seusai sekolah, dan sering mereka menyebutnya sebagai base camp.
"Mau buka gadget disini, atau di warung bakso Gwen.." begitu Gwen menghentikan motor, Aldo menghampiri gadis itu, dan bertanya kepadanya.
"Sambil makan saja, kebetulan tadi siang aku malas makan. Bau kuah bakso dari kejauhan saja, perutku langsung terpanggil untuk menikmatinya.." Gwen segera memasang standar samping motor, kemudian gadis itu turun dan menghampiri Aldo yang menunggunya.
Tanpa banyak bicara dua anak muda itu segera masuk ke dalam warung bakso, dan Aldo memilih tempat duduk di pojok warung bakso tersebut. Gwen langsung mengeluarkan gadget iPad dari dalam tas, kemudian membukanya.
"Dua bakso kobis bang... yang satu banyakin sawi. Untuk minum dua es lemon tea.." Aldo langsung memesan makanan untuk mereka.
"Siap mas Aldo dan mbak Gwen.." penjual bakso langsung mengenali dua anak muda itu, karena hampir tiap hari mereka mangkal dan jajan bakso di tempat itu.
Aldo kembali memperhatikan Gwen dari sampingnya. Tidak bisa dipungkiri, laki-laki muda itu memang sudah menaruh hati pada Gwen sejak lama, namun gadis itu tidak pernah memberinya hati. Merasa khawatir jika ucapan kata cintanya akan membuat pertemanan mereka menjadi bubar, Aldo memilih untuk tidak memberi tahukan tentang perasaannya pada gadis itu.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Deasy Dahlan
Aldo.... Cinta didalam hat saja.. Lnjutt thorr
2023-06-21
2
StAr 1086
mampir.....
2023-06-16
0
Puji Lestari
Mampir thoor....suka deh klo crita2 anak2 ABG mah....putih abu-abu 🥰🥰
2023-05-07
0