dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang di lupakan oleh keluarganya, dini selalu tidak di anggap oleh seluruh keluarganya. namun dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia. dia selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya tapi balasan keluarganya hanya mengacuhkannya atou memarahinya.
namun, dia yang selalu berusaha untuk mendekati keluarganya, tapi hasilnya hanya dia di abaykan oleh keluarga nya. dan akhirnya dini menyerah, dia akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. dan menjauhi orang - orang yang tidak ingin berdekatan dengan nya. saat dini mulai menjauhi mereka, mereka baru tersadar dan menyesalinya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ke benaran
Halloooo semuanya.....
Selamat membaca......
Dini masih tidur dengan sangat pulas, waktu sudah mulai gelap, dan dini masih terlelap karena tubuhnya terasa sangat leleh..
Di dapur Bu Nunung sedang memasak berbagai makan kesukaan dini, Bu nunung memasak semuanya kecuali, memasak berbahan seafood karena dini alergi terhadap seafood.
[ Bu Nunung tau kalau dini alergi seafood karena di beri tahu oleh bi Imah, dan semua kebiasaan dini Bu Nunung sudah tau dari Bu Imah ]
"ah sudah selesai saat nya membangunkan dini!" ucap Bu Nunung, Bu Nunung langsung naik ke lantai dua untuk membangunkan dini yang masih tertidur.
Tokk. . .tokk . . .tokk~~~!!
Bu dini mengetuk pintu kamar dini, namun dini tak kuncung membuka pintu, jadi Bu Nunung langsung membuka pintu, dan dia melihat di atas kasur, dini masih tidur dengan nyaman di kasur empuk itu.
FYI
[ Saat dini masih di rumah Kusuma dini tidak mendapatkan fasilitas kamar yang bagus, dini memang tinggal di rumah mewah di lantai dua namun kamar dini hanya berukuran kecil dan barang barang yang ada di kamarnya adalah barang yang sudah lama, ber beda dengan dua kakaknya yang memiliki kamar yang bagus dan lengkap, saat sekarang dini mempunyai kamar yang di impikannya secara tidak sadar dini sangat senang dan sangat nyaman tidur di kasur yang empuk, berbeda di rumah Kusuma hanya tidur dengan kasur kecil dan sudah mulai menipis karena dini sudah memakai kasur itu dari kecil dan tidak pernah di ganti ]
"sayang bangunn" Bu Nunung sambil mengelus kepala dini. Dini hanya menggeliat dan tidur kembali
"sayang bangun udah malem kamu belum makan sama minum obat, bangun dulu ya!" ucap Bu Nunung, dini membuka mata dan bangun dengan pelan sambil menyandarkan punggungnya di dinding
"iya Bu ini aku udah bangun" ucap dini sambil menggosok matanya, Bu Nunung ya melihat itu langsung menghentikan tangan dini "jangan di gosok matanya na nanti perih matanya" ucap Bu Nunung
"iya ibu" ucap dini sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Bu Nunung
"makan dulu ya setelah makan minum obat, nanti tidur lagi setelah makan" ucap Bu Nunung dengan lembut
"iya Bu, aku mau makan sama ibu di bawah boleh?" ucap dini
"boleh dong! ayo kita ke bawah, eh iya kamu cuci muka dulu sana" ucap Bu Nunung
"iya Bu, tungguin ya" ucap dini
"iya sana" ucap Bu Nunung, setelah dini cuci muka mereka pun turun kebawah dan makan malam bersama
"wah masakan ibu enak - enak aku suka" ucap dini
"benarkah, kalau begitu tambah lagi biar kamu cepet naik berat badanya" ucap Bu Nunung iya Bu
"iya ini aku ingin nambah Bu" ucap dini, Bu Nunung hanya tersenyum dan lanjut makan. dini dan Bu Nunung sudah selesai makan, dini pun sudah meminum obat dan mereka sekarang sedang duduk di ruang keluarga untuk menonton filem horor, mereka pun menonton, mereka seperti tidak ada rasa takut Karen mereka tidak terlihat ketakutan saat menonton filem horor itu.
Bu Nunung dan dini sudah menonton filem dan mereka pun masuk ke kamar mereka masing masing.
Di rumah Kusuma, keluarga itu sedang makan malam, setelah makan malam nyonya Fitri menyuruh mereka untuk kumpul di ruang kerja tuan imam, nyonya Fitri ingin membahas tentang dini. Di ruang kerja tuan imam ada nyonya dini, tuan imam dan Rian, kecuali Caca karena Caca taunya dini sekarang ada di London.
"ada apa mah? Mamah mau bahas apa?" ucap tuan imam
"mamah mau bahas tentang dini!" ucap nyonya fitri
"kenapa mamah bahas dia lagi? Memang dia datang lagi ke sini?" ucap tuan imam dengan marah.
"ngga pah, dini gak ke sini. mamah melihatnya kemarin di rumah sakit saat kita menjenguk Oma" ucap nyonya Fitri, Rian kaget
"mamah ngeliat Fitri juga kemarin di rumah sakit?" ucap Rian, nyonya Fitri kaget
"kamu juga liat dia nak?" ucap nyonya fitri
"iya mah aku kemarin liat dia, tapi kaya ada yang aneh sama dia!" ucap Rian
"maksudnya Anah Giman?" ucap nyonya Fitri "aku kemarin ber papasan dengan dini, tapi dai kaya gak kenal sama aku, dia juga berjalan dengan wanita, dia memanggil wanita itu ibu" ucap Rian
"apa! Dia memanggil orang lain dengan sebutan ibu? Apa dia sudah tidak menganggap aku ibunya?" ucap nyonya Fitri cukup kesal
"iya mah dia juga seperti tidak mengenaliku dan hanya lewat dan, melihat aneh kepadaku karena aku terus melihat dia, awalnya aku ragu, tapi saat aku mengikuti mereka, ibu itu menyebut namanya dan nama yang di sebut dini, disitulah aku yakin kalau itu dini, walaupun saat aku melihat dini dia terlihat cukup kurus, apa dia sedang sakit?" ucap Rian
"mamah juga saat melihat nya dia, dia seperti kehilangan berat badan cukup banyak!" ucap nyonya Fitri, tuan rian yang mendengarkan mereka terus membahas dini emosi
"kenapa kalian membahas wanita sialan itu, dia bukan lagi bagian Kusuma mulai sekarang jadi jangan bahas dia lagi. Mau sakit mau mati pun aku tak peduli" ucap tuan angkasa dengan marah
"pah kenapa papah berbicara seperti itu dini juga masih anak kita pah" ucap nyonya Fitri dengan muka sedikit emosi
"dia bukan anakku, anaku ku tidak pernah menjual diri dan seterhina itu!" ucap tuan imam
"apa maksud papah?" ucap Rian
"ada yang mengirimkan bukti kau dia bukan gadis baik di luar sana, dia hanya gadis penghibur untuk laki - laki di luar sana" ucap tuan imam dengan masih raut yang marah "tidak, tidak mungkin dini melakukan hal seperti itu pah!" ucap nyonya Fitri, tuan Rian hanya diam dan pergi mengambil leptop nya dan menunjukan foto dini yang tidak se**noh, nyonya Fitri dan Rian melihat dengan seksama dan Rian melihat ada kejanggalan dengan foto tersebut, Rian terus melihat dan mengamati foto itu dan dia yakin kalau itu hanya editan
"pah ini cuma editan!" ucap Rian "apa cuma editan, ini tidak mungkin lihat ini jelas dia" ucap tuan imam masih kekeh dengan pendapatnya kalau ini foto asli dini.
"bukan pah lihat ini, badan dan kepala warna kulit tidak sama, aku yakin ini adalah editan pah, kenapa papah tidak memberi tahu kami dulu dan setelah itu papah bisa mengambil keputusan yang benar.
"Apa gara - gara ini papah mengusir dini?" ucap Rian dengan sedikit emosi, walaupun Rian tidak terlalu menyukai dini tetap saja saat dini tidak di perlakukan baik ada rasa di dalam Tidka terima dan kasihan terhadap dini. Tuan imam hanya diam.
[ apa aku salah telah mengusir dini, dan tidak mau mendengar penjelasan orang itu ]