Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. Berkumpul
***Ruang kantor Stefan di Perusahaan Bramasta***
Rizky duduk termenung memikirkan perkataan Stefan. Meminta maaf ke Dian? Tidak mungkin! Rizky yakin dirinya tidak akan pernah merendahkan diri di depan gadis miskin yang menjadi istri Stefan selama sebelas bulan itu.
Terdengar dering handphone menggema di dalam ruangan sehingga Rizky merogoh kantong celana untuk mengambil handphonenya.
"Ayah," gumam Rizky ketika membaca nama panggilan yang muncul di layar handphonenya.
"Halo ayah," kata Rizky.
"Cepat pulang, anak durhaka! Istrimu sudah menandatangani surat cerai dan pulang ke rumah orang tuanya. Kamu menyia-nyiakan menantuku yang baik!" geram Tino, ayah Rizky.
"Tenang, ayah. Lisa pasti akan kembali ke sisiku," ucap Rizky dengan yakin.
"Awas kalau kamu tidak bisa membujuk Lisa pulang. Aku akan coret namamu sebagai ahli waris Perusahaan Martin," ancam Tino dan memutuskan sambungan telepon dengan cepat.
Ancaman Tino membuat Rizky berkeringat dingin. Walaupun Perusahaan Martin tidak sebesar Perusahaan Bramasta, setidaknya dirinya sebagai ahli waris satu-satunya mempunyai kekayaan dan martabat tinggi sehingga Rizky tidak mungkin membantah perkataan Tino.
Melisa, istri yang baru dinikahinya enam bulan merupakan anak dari teman akrab Tino. Rizky tidak mencintainya, tetapi Melisa sangat penurut dan tidak pernah merepotkan Rizky.
Apa pun perintah dan permintaan Rizky, pasti dikerjakan oleh Melisa sehingga Rizky merasa syok mengetahui Melisa berani meminta cerai darinya. Akan tetapi, Rizky yakin Melisa akan kembali ke sisinya. Jika Melisa tidak mau, Rizky akan memaksanya dengan cara lain.
***Ruang kantor Dian di Perusahaan Jayanata***
Chandra sudah berangkat dinas ke Australia sehingga beberapa proyek kecil yang ditanganinya di follow up oleh Dian.
David sedang memberikan penjelasan rinci mengenai beberapa proyek kecil itu ke Dian karena selama ini David menjadi sekretaris pribadi Chandra dan mengetahui jelas semua proyek yang dipegang oleh Chandra.
Terdengar suara ketukan dari luar ruang kantor sehingga David menghentikan penjelasannya. Dian pun menatap ke arah pintu.
"Masuk!" perintah Dian dengan tegas dan penuh wibawa.
Anggi berjalan menghampiri meja kerja Dian sambil tersenyum ramah.
"Ada apa manajer Anggi?" tanya Dian tanpa basa-basi.
"Aku tahu nona Dian tertarik mendapatkan proyek kerjasama dengan Perusahaan Alfa, tetapi perusahaan itu tidak pernah bekerjasama dengan Perusahaan Jayanata. Aku usulkan nona Dian melakukan proyek kerjasama dengan Perusahaan Samasta. Proyek yang mereka tawarkan juga cocok dengan Perusahaan Jayanata," jawab Anggi sambil menyerahkan dokumen mengenai Perusahaan Samasta.
Dian tidak membuka dokumen itu dan meletakkannya di atas meja saja, lalu menatap Anggi dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku akan mempertimbangkannya," ujar Dian.
"Selama ini aku yang berhubungan langsung dengan Perusahaan Samasta. Kali ini aku akan membantu membuat proposal perjanjian kerjasama," kata Anggi.
"Tidak masalah! Oh iya, manajer Anggi. Aku harap kamu memanggilku dengan wakil CEO Dian," ujar Dian sambil menunjuk papan nama yang berada di atas meja kerja.
Wajah Anggi menjadi merah karena merasa kesal dan marah. Senyuman palsu di wajahnya sudah hilang tanpa jejak.
"Jangan kira ada CEO Chandra sebagai beking, kamu bisa sombong. Jika kamu tidak berhasil mendapatkan proyek apa pun, aku yakin kariermu akan tamat. Aku sudah berbaik hati membantumu sekarang," ujar Anggi dengan ketus.
Anggi meninggalkan ruang kantor Dian dan sengaja menutup pintu dengan keras. David segera melihat ekspresi wajah Dian.
Dian tersenyum kecil dan tidak tersinggung sama sekali dengan perkataan Anggi.
"David. Periksa dengan jelas mengenai Perusahaan Samasta!" perintah Dian.
"Baik wakil CEO Dian!" jawab David dengan patuh dan mengambil dokumen yang diberikan oleh Anggi tadi dari atas meja kerja.
"Jika tidak ada pihak ketiga di ruangan yang sama, kamu bisa memanggilku nona Dian," ucap Dian.
"Baik nona Dian!" jawab David.
David pun melanjutkan memberi penjelasan tentang proyek kecil tadi. Sewaktu jam pulang kerja, David mengikuti Dian bertemu dengan dua pengusaha yang sudah memiliki janji temu dengan Dian. Semuanya berjalan lancar.
***Mansion Wijaya***
Hari minggu telah tiba, menandakan waktunya Dian pindah ke Apartemen Regal Residence. Sherina, Leon, dan Natasha tiba di Mansion Wijaya pukul sepuluh pagi. Mereka menunggu Dian di ruang tamu.
Dian menarik koper ukuran kabin pesawat keluar dari kamar tidur. Pelayan mansion membantu mengangkat koper mengikuti Dian dari belakang, menuruni anak tangga.
"Nona Dian. Mobil Porsche sudah tiba dan parkir di depan mansion," ucap Pak Lesmana sambil menyerahkan kunci mobil ke Dian.
"Terima kasih pak Lesmana," ucap Dian.
Dian mengambil kopernya dari tangan pelayan dan berjalan menghampiri ketiga teman yang menunggunya di ruang tamu. Suasana hati Dian sangat gembira karena sudah bertahun-tahun tidak berkumpul dengan sahabat karibnya.
"Ayo kita berangkat sekarang," ajak Dian.
"Princess. Pakaianmu hanya satu koper kecil ini saja?" tanya Leon dengan nada tidak percaya.
"Semua pakaian baru dan perlengkapan lainnya sudah diatur oleh Pak Lesmana dan pelayan mansion," jawab Dian.
"Betul tuan muda Leon. Perabot di apartemen pun sudah aku persiapkan lengkap. Nona Dian bisa tinggal di sana dengan nyaman," kata Pak Lesmana.
"Untung saja aku tidak perlu menggunakan ototku untuk menjadi kuli pindahan rumah," ujar Leon.
"Kalau begitu, kamu pulang saja ke Mansion Saputra," kata Sherina.
"Jangan dong Kak Rina. Papa dan mama masih belum pulang dari Paris. Aku kesepian di mansion sendirian. Malam ini aku menginap di apartemen kak Rina ya," ucap Leon sambil memegang erat kedua tangan Sherina dan memberikan tatapan memelas.
"Iya iya. Ngomong yang benar. Suara lemakmu membuat bulu kudukku berdiri semua," ujar Sherina sambil menepis tangan Leon.
"Aku juga!" ucap Dian dan Natasha bersamaan. Kedua gadis muda itu melipat kedua tangan dan menggosok-gosok lengan mereka sendiri.
"Aku bantu bawakan kopernya," kata Leon dan mengambil koper dari tangan Dian serta menariknya keluar dengan cepat.
Terdengar suara tertawa Dian, Sherina, dan Natasha dari belakang sehingga membuat wajah Leon merona merah. Leon memang suka bercanda dengan Sherina, tetapi reaksi yang diberikan oleh Dian dan Natasha membuat Leon merasa malu.
***
Selamat siang readers. Rizky yang menyebalkan ada endingnya sendiri di novel ini. Jangan lupa baca kelanjutan ceritanya besok ya.
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE