Update: 12:00 WIB
Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.
Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.
Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.
Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Goldfish Soup
Kakek Yi menghela napas. Ada perasaan tidak rela jika tebakannya benar dan enggan untuk berpisah dengan cucu angkat yang telah dia besarkan sejak kecil.
Gadis itu sangat terampil dan belajar dengan cepat. Siapa yang tidak akan menyukainya bukan?
"Bukankah keluarga Chen pernah memiliki anak perempuan di masa lalu?"
Tianlong Heyu tidak terkejut. "Ya, bukankah meninggal karena sakit?"
"Apakah benar itu meninggal karena sakit atau ... anak itu hilang ...," jawab Kakek Yi tidak yakin tapi hanya menebak saja.
"Bagaimana Kakek bisa menebak acak hal-hal seperti itu?"
Tianlong Heyu sedikit tidak senang. Dia tidak suka ikut campur atau mengurus masalah rumah tangga orang. Ia menghormati keluarga Chen karena Chen Yelang adalah temannya.
Apa hubungannya anak perempuan mereka yang hilang dengan dirinya?
"Kamu, Nak—" Kakek Yi ingin berteriak untuk memarahinya tapi masih menahan diri. "Jika Si'er adalah anak mereka yang hilang, maka Xiaolang akan senang. Kamu tahu betapa sedihnya keluarga Chen tahun itu. Jadi, periksa untukku, apakah anak perempuan di keluarga itu meninggal atau hilang."
Tentu saja Tianlong Heyu tidak mau mencari tahu. Tapi ekspresi wajahnya menjawab semua itu hingga Kakek Yi menepuk bahunya dengan keras, sedikit meremasnya.
"Cucuku, kamu akan mencari tahu untuk Kakek bukan?" Pria tua itu menatapnya dengan tajam tapi senyumnya terlihat tulus.
Tianlong Heyu merasakan sensasi mati rasa di bahu kirinya dan mau tidak mau wajahnya menggelap. Ia hanya mengiyakan keinginan pria tua itu.
"Butuh waktu, tidak perlu terburu-buru."
"Kalau begitu Kakek akan menunggu, jangan terlalu lama. Jika tidak, pria tua ini akan datang ke ibu kota untuk bertanya pada keluarga Chen langsung."
Wajah Tianlong Heyu seketika menghitam seperti dasar panci. "Jangan khawatir, beri waktu seminggu."
"Baiklah." Kakek Yi mengangguk, menarik tangannya kembali.
Tianlong Heyu masih merasakan sensasi kesemutan di bahu kirinya saat ini. Kekuatannya kakeknya, dia tak boleh menganggap enteng.
......ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ......
Di dapur, Chen Sisi meminta Chen Yelang untuk meletakkan kelinci panggang yang telah matang ke meja lain lebih dulu. Dia menyiapkan bahan lain lainnya untuk memasak menu ke dua.
"Nona Chen, apa lagi yang akan kamu masak kali ini?"
"Sup ikan mas. Kakek sudah tua dan butuh sesuatu untuk membasahi tenggorokannya saat makan." Chen Sisi tidak meliriknya sama sekali dan sibuk menyiapkan bahan-bahan.
"Sup ikan? Biarkan aku menyiapkan bahan. Katakan, apa saja bahan-bahannya, aku akan belajar memasak."
"..."
Apakah kamu yakin belajar memasak atau belajar meracuni makanan? Chen Sisi tidak yakin.
Orang-orang di zaman kuno ini, apakah begitu polos?
Chen Sisi jelas menolak dan menggelengkan kepala. "Tidak kali ini. Biarkan aku saja, kamu atur makanan ke ruang makan."
Dia harus masak cepat dan jangan biarkan kakeknya menunggu lama.
Chen Yelang tidak memaksakan diri. Dia membawa makanan yang telah siap ke ruang makan.
Di dapur, Chen Sisi sudah menyiapkan 4 ikan mas yang telah dibersihkan, 2 jeruk nipis lalu peras airnya. Lumuri ikan dengan perasaan air jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis, setidaknya biarkan selama kurang-lebih 10 menit.
Agar tidak bosan menunggu, Chen Sisi juga menyiapkan seikat daun kemangi, dua lembar daun salam, dua batang sereh yang langsung digeprek agar aroma harumnya keluar. Dua buah tomat merah dan satu tomat hijau, potong kecil-kecil.
Kemudian siapkan cabai rawit, gula pasir, garam secukupnya, jahe, lengkuas bahkan merica serta penyedap rasa. Bahkan bahan lainnya juga dihaluskan seperti bawang merah dan bawang putih.
Setelah itu, cuci ikan sampai bersih. Chen Yelang yang telah selesai menata makanan di meja makan melihat gadis itu memasak dengan terampil. Dia terkejut.
Di usianya yang sangat muda, gadis itu sudah pandai memasak.
"Nona Chen, apakah begitu banyak bumbu untuk memasak sup ikan? Setahuku, tidak banyak bumbu yang ditambahkan, cukup masak dengan beberapa rempah yang harum, sup ikan selalu menggugah selera."
Chen Yelang sangat penasaran setelah melihat ada banyak bumbu yang dipakai. Bahkan sebagian bumbu tidak dia ketahui.
"Tentu saja. Apa yang kamu tahu?"
Masakan kuliner negaranya sendiri, kenapa dia tidak tahu. Makanan Nusantara sangat enak dan beragam, biarkan dia memperkenalkannya pada mereka.
Chen Sisi akhirnya mulai menumis bumbu hingga harum dan langkah demi langkah tidak lepas dari pandangan Chen Yelang.
Setelah waktu yang cukup lama, aroma sup ikan tercium. Aromanya sangat wangi hingga perutnya keroncongan. Dia tidak hanya akan makan daging kelinci panggang tapi juga sup ikan!
Setelah selesai memasak, keduanya juga menyiapkan nasi.
"Pergi dan beri tahu kakek dan pria itu untuk kembali." Chen Sisi enggan untuk menyebutkan nama Tianlong Heyu.
"Baiklah!"
Tidak sabar untuk makan, Chen Yelang berlari menuju halaman belakang. Dia tidak terlalu peduli dengan cuaca dingin saat ini.