NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:938
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 Pagi Yang Menggoda

Pagi itu, Ceira terbangun dengan malas. Matanya masih terasa berat karena semalam begadang menonton drama Korea. Ia menggeliat perlahan, merenggangkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Ia ingin kembali melanjutkan tidur, tapi tenggorokan nya terasa begitu kering. Dia butuh sesuatu yang menyegarkan pagi ini dan setelah itu bisa kembali melanjutkan tidur cantiknya.

"Hoamm," Ceira berjalan keluar kamar menuju arah dapur dengan ogah-ogahan.

Gadis itu mengambil segelas air putih berukuran cukup besar dan meneguknya hingga habis tak bersisa.

"Pagi hari harus minum banyak air putih kalo kata google, biar kulitnya makin bagus," gumamnya pada diri sendiri.

"Lanjut tidur lagi kali ya, masih ngantuk banget aaaaa," dia melirik meja makan yang sudah menyediakan berbagai jenis sarapan yang menggugah selera, "enaknya makan dulu atau tidur dulu baru abis itu makan?" Dia terlihat menimbang-nimbang pilihan mana yang tepat.

Dia menghela nafas, "Tidur dulu lah, masih ngantuk. Nanti aja sarapannya sekalian makan siang."

"Gini lah kalo jadi istri orang kaya, pagi-pagi bangun makanan udah siap semua diatas meja, gak perlu repot-repot masak lagi," lanjut Ceira setelah itu pergi meninggalkan dapur.

Namun, tepat saat ia hendak kembali ke kamar, tapatnya tak jauh dari dapur, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Dengan keadaan setengah mengantuk gadis itu berjalan perlahan menuju balkon.

Dan .....

Mata yang tadi nya masih mengantuk langsung membulat saat melihat sosok Daniel yang sedang berolahraga. Yang lebih mengejutkan lagi, pria itu tidak mengenakan atasan, hanya celana olahraga pendek yang memperlihatkan tubuh atletisnya.

“Oh my God...” gumam Ceira pelan, masih setengah sadar.

Perut Daniel yang berotot terpampang jelas dan sangat nyata di bawah sinar matahari pagi. Dadanya bidang, otot lengannya terlihat kuat dan berurat dan ... oh, yang paling membuat Ceira nyaris tersedak air liurnya adalah perutnya yang berlapis-lapis sempurna.

“Oh, ini yang namanya roti sobek yang sering dibahas teman-teman SMA gue dulu...," gumamnya lagi, tanpa sadar menatap intens.

Ia bahkan sampai tidak berkedip, seolah otaknya masih mencoba memproses pemandangan luar biasa yang ada di hadapannya saat ini. Tadinya ia masih sangat mengantuk, tetapi sekarang matanya langsung segar seperti habis minum kopi lima gelas atau bahkan 10 gelas.

Daniel yang tengah fokus melakukan push-up lalu berdiri dan menghapus keringat di dahinya dengan handuk kecil. Saat ia melirik ke arah samping, ia langsung menangkap basah istrinya yang sedang berdiri tak jauh dari sana dengan ekspresi terpana.

Sudut bibir Daniel terangkat membentuk smirk khasnya. Dengan langkah santai, ia mulai berjalan mendekati Ceira yang masih berdiri kaku di tempatnya.

Ceira baru sadar bahwa Daniel telah memperhatikannya dan langsung berbalik hendak kembali ke dalam kamar. Namun, sebelum ia sempat menutup pintu, Daniel sudah lebih dulu menahan pintu itu dengan satu tangan dan mendorongnya sedikit.

Kini jarak di antara mereka sangat dekat. Daniel menatap wajah Ceira yang sudah merona merah seperti kepiting rebus. Ia menyadari betul bahwa gadis itu baru saja mengaguminya tanpa sadar.

“Kamu menikmati pemandangan pagi ini, hm?” tanya Daniel dengan suara rendah yang sedikit serak karena baru selesai berolahraga.

Ceira menelan ludah. “A-apa? Nggak! Aku nggak liat apa-apa! Tadi emang nya kenapa, aku liat apa? Gak ada perasaan,” jawabnya panik seperti orang bodoh dan langsung membuang muka.

Daniel mengangkat alis. “Oh? Tapi matamu berkata lain.”

Ceira semakin gelagapan. Ia berusaha mundur, tetapi punggungnya justru menabrak tembok. Daniel yang melihat itu malah semakin mendekat, menempatkan satu tangannya di sisi kepala Ceira, mengurungnya.

Jarak di antara mereka hanya beberapa sentimeter. Ceira bisa mencium aroma maskulin khas Daniel, campuran dari keringat dan parfum yang entah kenapa justru membuatnya semakin gugup.

Daniel menunduk sedikit, hingga wajahnya sejajar dengan wajah Ceira. “Jadi, kamu benar-benar tidak melihat apa-apa?” tanyanya lagi, kali ini suaranya terdengar semakin menggoda.

Ceira berusaha keras mencari alasan, tapi otaknya benar-benar macet. Matanya tidak berani menatap langsung ke arah Daniel, tapi juga tidak bisa lari ke mana-mana karena pria itu masih mengurungnya dengan tubuh tegapnya.

"Oh Tuhan, siapapun tolong selamatkan gue," batin Ceira.

Daniel tersenyum kecil. “Ceira.”

“H-hmm? Apa?"”

“Kamu menelan ludah barusan.”

Ceira langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, semakin panik. Daniel yang melihat reaksinya hanya terkekeh kecil, merasa terhibur dengan tingkah gadis itu.

Ia semakin mendekat, lalu berbisik tepat di telinga Ceira. “Lain kali, kalau mau ngintip aku olahraga, jangan sampai ketahuan.”

Jantung Ceira nyaris copot. Ia buru-buru mendorong dada Daniel—yang ternyata keras seperti batu—dan berlari masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan keras.

“Huwaaaa! Malu banget gue!!” teriaknya dari dalam kamar.

Sementara itu, Daniel hanya tertawa kecil di luar. “Gadis aneh.”

...----------------...

Ceira mondar-mandir di dalam kamarnya, jari-jarinya gelisah memainkan ujung piyama yang masih ia kenakan sejak tadi pagi. Insiden tadi benar-benar membuatnya kehilangan ketenangan. Dia sudah mencoba menutup mata, mencoba tidur lagi, tapi bayangan tubuh atletis Daniel terus berputar di pikirannya.

"Aduh! Gue kenapa sih?!" keluhnya, menjatuhkan tubuh ke tempat tidur.

Tapi tetap saja, pikirannya tidak bisa berhenti. Malah semakin kacau. Bahkan wajahnya masih terasa panas kalau mengingat bagaimana Daniel mengurungnya di tembok tadi pagi. Napasnya memburu lagi saat mengingat detail kejadian itu.

"ARGHHH! Gue nggak bisa! Gue nggak bisa ketemu dia!"

Sementara di luar, Daniel sudah beberapa kali memanggil namanya. "Ceira, sarapan."

Gadis itu hanya diam di dalam kamar, pura-pura tidak mendengar. Ah, dia tidak siap untuk duduk berhadapan dengan Daniel. Tidak setelah apa yang terjadi pagi ini!

Beberapa detik berlalu, namun Ceira tetap tidak keluar.

Daniel menghela napas panjang. "Dasar keras kepala," gumamnya sebelum akhirnya memutuskan untuk berangkat kerja tanpa menunggunya lagi.

Begitu mendengar suara pintu apartemen tertutup, Ceira langsung mengintip dari balik pintu kamarnya. Benarkah Daniel sudah pergi? Dia berjalan pelan menuju ruang makan, memastikan apartemen sudah benar-benar kosong.

Saat melihat meja makan yang masih rapi dengan sarapan yang sudah disiapkan, Ceira menarik napas lega. "Akhirnya gue bisa makan dengan tenang."

Dia mengambil sepotong roti panggang, lalu mulai menggigitnya. Tapi anehnya, roti itu terasa hambar. Sama sekali tidak ada rasa.

Ceira berdecak. "Roti ini atau perasaan gue yang salah? Kenapa kayaknya nggak enak banget sih?"

Dia menggigitnya lagi, mencoba menikmati sarapan, tapi tetap saja—tidak ada rasa. Mungkin karena pikirannya masih terganggu dengan kejadian tadi pagi. Mungkin juga karena dia masih malu setengah mati.

"Huftt, kalau kayak gini, gimana nanti pas ketemu dia lagi?"

Ceira mendesah, menatap kosong ke arah meja makan. Satu hal yang dia harapkan sekarang—semoga malam ini Daniel tidak pulang. Semoga dia lembur di kantor atau ada urusan lain yang membuatnya tidak kembali ke apartemen. Itu akan sangat membantunya untuk menghindari pria itu.

"Semoga, semoga, semoga…" Ceira menempelkan kedua telapak tangannya seperti berdoa sungguhan. "Please, Tuhan, buat dia sibuk banget hari ini. Kalau perlu, sibuk banget sampai lupa jalan pulang."

Ceira menghembuskan napas berat. "Yah… kalau pun dia pulang, gue harus siap buat ngehadepin dia. Gue harus bertingkah biasa aja. Okey Ceira."

Tapi tetap saja, begitu mengingat kejadian tadi pagi, wajahnya kembali memanas.

Dia langsung menampar pipinya sendiri. "Fokus, Ceira! Jangan malu-maluin lagi!"

Tapi yang namanya perasaan, siapa yang bisa mengontrol?

Bersambung....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!