Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
06.00 Kriiiinggg...kringgg....kringggg
Bunyi alarm kesayangan Alika dipagi hari memekakkan telinga Alika yang sedang tertidur pulas, "haduhhh iya iyaa udah dengeerrrr...kalo aku ga butuh kamu nih ya udah aku tendang keluar kamuu ishhh," gerutu Alika pada jam alarm nya dalam keadaan mata masih tertutup.
Alika sebenarnya masih malas untuk bangun pagi, karena dia baru saja tiba dari Turki tadi malam. Alhasil dia baru tiba dirumah tengah malam hampir pagi, ditambah dengan jetlag menjadikannya lengkap nan sempurna. Pagi ini, Alika ada jam mengajar pagi, jadi mau tidak mau dia harus membuka matanya dan bersiap-siap menuju ke kampus.
Alika mengucek-ngucek matanya, sambil meregangkan badannya terlentang. Tidak lama setelah itu terdengar teriakan...
"Alikaaaa....sudah pagiiiii ayo bangunnnnnnnn, bangunnn, bangunnn," teriak ibu Alika dari luar kamar Alika berniat membangungkannya.
Alika yang mendengar itu pun membalas, "iyaaaa maaaah, udaah bangunnn barusaaaaannn".
Mama Alika, Atika Prameswari, atau yang biasa dikenal dengan Mama Tika, memang kalau membangunkan Alika harus berteriak, karena kalau tidak ada yang mengomeli Alika untuk bangun pagi, dia bisa saja melanjutkan tidurnya sampai siang sampai lupa tanggung jawabnya.
1
Tidak jarang waktu zaman sekolah dulu kedua orangtua Alika sering dipanggil guru BK karena sering datang terlambat, bahkan bisa dibilang hampir setiap hari jika dia tidak bisa lolos hukuman penjaga gerbang. Namun seiring dewasa, Alika sudah mengerti baik tanggung jawabnya, jadi penyakit terlambatnya hanya kembali di waktu tertentu, syukurlah.
Setelah merapikan kasurnya, Alika langsung pergi mandi dan bersiap-siap. Dengan setelah dosennya, dia turun kebawah untuk sarapan.
Keluarganya semuanya sudah berkumpul di bawah, "pagiiii semua, jumpa lagi dengan mbak Alika yang syantiiik," teriak Alika menyapa seluruh penghuni rumah.
Ayah, ibu, dan kakak perempuannya yang mendengar itu hanya tersenyum, karena memang sudah jadi kebiasaan setiap pagi. "dasar kepedean sok cantik.." canda kakaknya perempuannya Alia.
"yeee emang cantikkk ni yeee wleee....," balas Alika sambil menjulurkan lidahnya.
Beginilah suasana pagi, di rumah Alika dipenuhi canda tawa dan pertengkaran kecil dua bersaudara itu, hal ini membuat rumah menjadi terasa hangat setiap harinya.
"sudah to, kalian ini kan udah dewasa, masa bertengkar terus kaya anak kecil, ga malu apa didenger tetangga??" ucap ibu Alika melerai pertengkaran keduanya.
Alika, Alia, dan ayahnya yang mendengar itu pun tertawa kecil, tapi mereka tidak berani menjawab ibunya. "Alika, kamu sekarang mau ngeliput atau ke kampus, nak?" tanya ayah Alika.
"Oh, jadwal liputan Alika minggu ini lumayan longgar, Yah. Mungkin baru senin minggu depan berangkat lagi, makanya mumpung lagi kosong aku mau nyempetin ngajar. Udah lumayan lama juga mereka pembelajaran online dikelas aku," jawab Alika.
Ohh, begitu bagus deh, kalau begitu gimana kalau ayah antar? Sekalian ayah berangkat kerja kan sejalan?" tanya Arta Adiwijaya, ayah Alika.
(Kalau aku berangkat sama ayah nanti otomatis pulangnya dijemput, mana nanti keliatannya ada rapat. Kalo ngga rapat kan aku juga bisa me-time nanti syukur-syukur) batin Alika.
"Emm, Yah. Kliatannya Alika berangkat sendiri aja yah, kasian nanti kalo pulangnya ayah jadi jemput dan nungguin Alika" tolak Alika dengan halus.
"Yasudah, gapapa kalau kamu memang mau begitu. Ayah panasin dulu mobil kamu ya , Ayah kira kamu ngga kerja hari ini gara-gara pulang malem kemarin. Jadi tadi pagi ayah cuman panasin mobil ayah sama kakak kamu aja" Ucap Ayah Alika sambil berdiri meninggalkan meja makan.
Memang sudah jadi kebiasaan Alika, jika tiba dirumah tengah malam setelah pergi dinas keluar negeri, dia tidak akan berangkat lagi saat paginya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Namun hari ini, dia ingin menghadiri kelasnya setelah kemarin berjanji pada mahasiswanya untuk mengadakan kelas offline.
"Iya yah, terimakasih yaaa ayahku yang paling gantenggg hehehe" ucap Alika berterimakasih dan dibalas ayah Alika dengan menunjukkan ibu jarinya.
Lalu setelah makan Alika langsung pamit kepada orang tuanya dan bergegas menuju kampus. Dalam perjalanan menuju kampus, Alika terjebak macet dan itu membuatnya sangat kesal sehingga moodnya jadi sangat buruk.
Alika tiba-tiba juga teringat peristiwa tabrakan nya dengan seseorang yang tampan waktu itu.
Hatinya masih saja jengkel jika mengingatnya, ingin rasanya Alika membejek-bejek orang itu yang tidak tau rasa kemanusiaan sama sekali.
Ya, meskipun tidak bisa dipungkiri Alika jika ia sudah jatuh cinta pada lelaki itu sejak pandangan pertama.
"udah jatuh dapet sakit, diliatin orang banyak pula kan jadi dobell... ishhh awas aja kalo ketemu lagi," gerutu Alika.
Setelah berhasil melewati kemacetan Alika pun akhirnya sampai di kampus. Alika langsung memarkirkan mobilnya lalu merapikan barang dan bukunya.
Lalu, ia keluar dari mobil dan menuju ruangan dosen terlebih dulu untuk presensi dengan berlari tergesa-gesa,
"Aduh mana jam kelas udah waktunya mulai, ditungguin ini pasti sama mahasiswa" gerutu Alika sambil melihat jam di pergelangan kirinya.
Alika berlari dan tidak melihat kedepan, dia pun tidak sengaja menabrak seseorang dengan keras.
Namun bukannya meminta maaf, Alika justru memaki-maki orang yang ada di depannya sambil mengambil bukunya yang berjatuhan.
"Masnya gimana sih, jalan gapake mata ada orang main tabrak aja buku saya jadi jatoh semua ini!?," marah Alika kepada orang itu.
Sudah mood nya sudah sangat buruk dari tadi, pake acara jatuh lagi membuatnya sangat kesal.
Tidak ada respon dari orang yang ada di hadapannya sehingga membuat Alika semakin kesal,
"Masnya ini denger ga sih saya bilang apa, kenapa malah diem aja!" kesal Alika sambil mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pelaku yang sudah menabraknya.
Dua pasang mata itu bertemu satu sama lain, tubuh kekar atletis, wajah yang sangat tampan, hidung mancung, alis tebal, bulu mata panjang, dan bibir yang indah membuat Alika terpaku seketika.
"Dia kan orang yang gue tabrak di bandara waktu itu," batin Alika.
Mata Calvin tidak berkedip, dia menatap wajah Alika lekat-lekat.
Seperti ada sesuatu yang hinggap di pikirannya.
"Seharusnya pertanyaan itu bukan untuk saya. Saya rasa kamu memang sengaja menabrakkan diri kamu," sindir Calvin sembari mengenakan kaca mata hitamnya kembali.
Alika yang mendengar itu langsung naik pitam,
Ia berkedip tak percaya,
"Maksud masnya gimana, saya yang salah gitu? Oh mohon maaf ya mas, kalo mas ga berdiri disini saya juga ga akan nabrak masnya. Udahlah saya ga ada waktu ladenin mas," balas Alika mengibaskan tangan sambil meninggalkan pria tampan bertubuh tinggi itu.
Sebenarnya, Alika pergi bukan karena terburu-buru kelasnya, tapi dia takut tidak bisa menormalkan detak jantungnya saat melihat wajah pria itu.
Amarahnya seketika menghilang, saat bertemu sorot mata tajam miliknya.
Alika, memegang dadanya dan bertanya kepada dirinya sendiri apa yang sebenarnya terjadi.
"Jantung aku kenapa larinya cepet banget, yah? Apa aku kena darah tinggi?"
Alika menggelengkan kepalanya dan berusaha mengalihkan pikiran konyol itu.
Setelah presensi, Alika pun langsung menuju kelas untuk memberikan materi kepada mahasiswanya jurusan Hubungan Internasional.
Di sisi lain, Calvin ditemani dengan kepala prodi universitas itu berkeliling kampus. Lalu saat melihat bagian ruang-ruang kelas, dia tidak sengaja melihat Alika yang sedang mengajar didepan kelas.
Rasa rindunya terhadap masa lalunya mulai mekar kembali meskipun hal itu masih diselimuti kemarahan karena Lancaster yang tiba-tiba pergi meninggalkannya.
Dosen kepala prodi yang mengikuti arah pandang Calvin langsung berkata,
"Beliau bernama Alika pak, Dosen termuda di universitas kami. Beliau juga sangat berprestasi, selain perannya menjadi dosen, Bu Alika merupakan salah satu jurnalis terkenal di Indonesia,"
"Pencapaian dan dedikasinya selama ini saya rasa harus diapresiasi," Jelas Pak Adi.
Calvin hanya mengangguk mendengar penjelasan Pak Adi. Ekspresi wajah dinginnya tetap sama. Ia bahkan tidak ingin tahu lebih jauh tentang wanita itu.
Ia justru merasa sedikit malu karena arah pandangannya diketahui orang lain.
Calvin merupakan investor utama di universitas ini. Jadi, Calvin sering berkunjung untuk menge-check progress progress setiap bulannya.
Biasanya, Calvin langsung menyerahkan tanggung jawab ini kepada Yasha selaku managernya.
Tapi entah kenapa hari ini, Calvin ingin memantau sendiri perkembangan di Universitas.
Ternyata benar, keputusannya hari ini membuatnya bertemu dengan Alika, perempuan yang begitu mirip dengan wanita di masa lalunya.
Pada saat Calvin, sedang berkecamuk dengan berbagai macam pikiran yang ada di kepalanya.
Ia melihat Alika yang sedang keluar kelas sedang terburu-buru.
Di sisi lain, seusai kelas Alika bergegas menuju gedung rektorat untuk menghadiri webinar yang diselenggarakan panitia universitas, dan Alika hadir disana sebagai pembicaranya.
Namun saat dijalan, karena terburu-buru dia tidak melihat ada sepeda motor yang melaju kencang di sampingnya.
Tiiinnnn....tinnnnn.......tinnnnnnn
Alika menoleh kesamping, namun terlambat sepeda motor itu sudah melaju pesat dari arah sampingnya. Alika yang kaget, ditambah sepeda yang melukai tangannya menyebabkan ia terjatuh dan tidak dapat menahan keseimbangannya.
BRAKKKK
"AAWWHHSSSSS..." pekik Alika