NovelToon NovelToon
The Devil Husband

The Devil Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Mafia / One Night Stand / Playboy / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sensen_se.

SPIN OFF PENGANTINKU, LUAR BIASA!

Tiger Sebastian, Ketua Mafia yang kejam, ambisius, pekerja keras dan pantang menyerah. Ia selalu bisa mendapatkan apa pun keinginannya dengan cara apa pun. Satu prinsipnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.

Status Cassanovanya harus berakhir karena dipaksa keluarganya menikahi Jihan, wanita yang hamil karena pernah dilecehkannya.
Tiger marah, kecewa namun tak bisa mengelak. Dia sama sekali tidak percaya bahwa itu adalah darah dagingnya. Jihan sudah kehilangan mahkotanya saat Tiger melakukannya.

Sesal membuncah ketika Tiger mengetahui kebenarannya. Namun terlambat, Jihan sudah pergi meninggalkannya. Yang mana, sudah mulai tumbuh benih-benih cinta di hatinya. Dia terus berusaha keras untuk menemukan istrinya.

Di tengah pencarian, Tiger juga mendapat serangan-serangan dari para musuhnya. Hingga tragedi besar terjadi.

Mungkinkah Tiger dan Jihan bisa bersatu kembali menjadi satu keluarga yang utuh? Yuk intip kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20. CURIGA

Jihan mendudukkan dirinya di kursi, sedangkan Rico hanya berdiri di belakangnya sembari menatapnya bingung. Wajah perempuan itu nampak berbinar, menoleh ke belakang lalu menyuruh sang pengawal duduk.

"Ayo duduk!" perintahnya menarik dua cup mie instant yang telah diseduhnya tadi.

Rico menurut, beralih ke hadapan Jihan dan duduk berseberangan dengannya. Kening pria itu tampak berkerut dalam saat melihatnya.

"Makanlah! Dari pada dibuang, kan sayang. Ini karya pertamaku di dapur loh. Beruntung banget kamu bisa jadi tester!" seru Jihan mengaduk-aduk mie nya dengan garpu plastik yang memang tersedia dalam kemasan.

Rico segera merampas garpu itu ketika hampir mencapai bibir Jihan. "Kamu itu lagi hamil. Kenapa makan makanan sampah kayak gini?" Pria itu menjauhkan mie milik Jihan.

Jihan mendelik sembari mendecakkan lidah dengan kesal. "Sombong sekali kamu. Ini enak tahu, siniin!" pekiknya menjulurkan kedua tangan untuk merebutnya kembali.

Namun, Rico justru memakannya dengan lahap dan cepat. Bahkan dua cup sekaligus. Jihan hanya tercengang melihatnya, melebarkan mata dan mulutnya.

"Udah! Terima kasih sarapannya, Nyonya!" ucapnya menuangkan air putih dan meneguknya hingga tandas.

"Hah! Rico! Aku belum makan!" ucap Jihan masih dalam keterkejutan.

"Mandi terus makan makanan bergizi. Kamu mau anakmu jadi generasi micin?" Rico mengangkat kedua alisnya.

"Apasih ni anak. Nggak jelas!" cebik Jihan beranjak dari duduknya dengan kesal.

Ia lalu bergegas mandi, namun sebelumnya melemparkan jas milik Rico yang menggantung di bahunya. Raut kekesalan masih terlihat jelas dari bibirnya yang mengerucut. Rico hanya terkekeh melihatnya sambil menggelengkan kepala.

Sembari menunggu sang nyonya, Rico menelisik rumah yang besar dan terasa sunyi itu. Matanya seolah memindai seluruh ruangan. Tak lupa ditemani sebuah gulungan nikotin dan tembakau yang terasa nikmat baginya.

"Kenapa tidak ada CCTVnya?" gumamnya dalam hati setelah mengedarkan pandangannya. "Ceroboh!"

...🌴🌴🌴🌴🌴...

Setelah menunggu selama satu jam, Jihan akhirnya muncul dari kamar. Tubuhnya yang semakin berisi, ditambah atasan tanpa lengan dan rok pendek berwarna putih, membuat Rico menghela napas berat.

"Jihan! Bisa digantung sama suami kamu kalau keluar pakai gaun kayak gitu. Astaga!" teriak Rico mengusap wajahnya frustasi.

Jihan berhenti di tengah tangga. Ia menilik gaun yang melekat pada tubuhnya, "Kenapa? Bagus kok. Akhir-akhir ini aku suka banget pake gaun kayak gini! Inner beauty nya kaya keluar gitu!" sanggahnya.

"Ganti Jihan! Sebelum macanmu ngamuk!" timpal Rico mengepalkan tangan dan memukulkannya pada permukaan meja, gemas sekali dengan Jihan yang keras kepala.

"Ck! Ah Rico. Kalau kamu nggak ngomong juga nggak bakal tahu 'kan?" cebiknya mengerutkan bibir merahnya.

Namun meski berbicara begitu, ia segera kembali ke kamar. Tak berapa lama keluar lagi dengan sweeter panjang berwarna biru menutupi baju sebelumnya.

"Okelah! Ayo!" ajak Rico beranjak dari duduknya.

"Eh itu bungkusnya dibuang ke tempatnya. Udah dirampas semua, tinggal makan main pergi aja! Bibi nggak masuk hari ini tau!" seru

Jihan berkacak pinggang.

"Iya, Nyonya. Siap laksanakan!" sahut Rico meraih bekas makannya dan membuangnya di tempat sampah.

Mereka segera pergi dari rumah. Para pengawal yang lain hanya menatap curiga dan aneh pada majikan dengan rekan kerjanya itu. Mungkin karena usia yang tidak beda jauh membuat keduanya nyambung.

Rico melajukan mobilnya dengan perlahan. Jihan membuka jendela mobil, dan menopang kepala di atas kedua tangan yang terlipat. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang menerpanya. Ia lebih suka udara alami di sepanjang jalan yang mereka lalui.

"Ehm! Ji, masih ada niatan kabur? Kan udah dapet kartu kredit sekarang," sindir Rico mengingatkannya pada waktu pertama kali mereka keluar.

"Mmm ... keinginan sih masih. Tapi nggak tahu deh, liat kondisinya ke depan gimana. Eh!" Jihan tersadar kelepasan bicara.

"Ric, kamu nggak bakal laporan sama si macan 'kan, Ric?" Jihan mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia panik seketika mengingat pria di depannya itu bekerja untuk Tiger.

Rico sesekali melirik dari pantulan spion. Ia tersenyum jahil melihat kepanikan dari istri sang boss. "Maunya gimana? Mmm ... keknya kalau laporan seru nih."

"Ya janganlah. Aku gundulin kamu kalau laporan sama tuanmu itu!" pekik Jihan menepuk sandaran jok yang diduduki Rico.

Tawanya pun pecah menggelegar dalam mobil. Jihan kesal karena terus ditertawakan oleh pengawalnya itu. Ia pun memilih merapatkan bibirnya kembali. Menghempaskan punggung tegaknya ke sandaran jok. Pandangannya keluar jendela.

Jihan menatap nanar saat ia menjajakkan kaki di basement sebuah mall yang terletak di pusat kota. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa kembali merasakan surganya wanita di dunia itu.

"Jadi masuk nggak?" Suara Rico menyadarkannya.

Ia menyeka air mata yang mengalir di kedua pipinya, lalu melangkah masuk. Rico dengan setia berjalan di belakangnya, membawakan sebuah trolly dan mendorongnya.

Tiga jam lamanya Jihan menghabiskan waktu berkeliling di mall. Semua yang ia pilih hanya untuk kebutuhan rumah saja. Meski ada hasrat terpendam yang ingin kalap membeli sesuatu untuk barang pribadinya. Ia berusaha menekannya, apalagi mengingat Tiger yang mulai melembut.

Kini mereka sudah selesai dengan pembayaran di depan kasir. Mereka hendak keluar dari mall tersebut. Namun tiba-tiba Rico menghentikan langkah Jihan.

"Jihan! Nggak pengen beli pakaian? Sepatu? Aku lihat badanmu mulai mengembang," celetuk Rico yang seketika membuat Jihan menajamkan tatapannya.

"Santai dong, 'kan cuma ngingetin. Aku traktir deh kalau mau beli pakaian. Tapi jangan yang kekurangan bahan." Rico menimpali sembari menyunggingkan sebuah senyuman.

Mata Jihan memicing, "Gaya banget kamu! Badan aku tuh nggak mengembang. Cuma sedikit bertambah aja berat badannya," ucap Jihan mencebikkan bibir. Tidak terima dikatakan mengembang, meski memang sebenarnya ia.

"Serius ini! Bahkan mall ini aja bisa aku beli buat kamu," celetuk Rico menaik turunkan alisnya.

"Oke! Siapa takut? Tunggu di sini. Awas aja kalau kabur!" ancam Jihan yang mengira Rico hanya bercanda saja. Ia pun dengan senang hati menerima tawaran sang pengawal itu. Niat hati ingin mengerjai Rico. Pria itu hanya mengedikkan bahu sembari menjaga belanjaan di depan kasir.

Dan benar saja, beberapa waktu berlalu Jihan kembali dengan banyaknya pakaian yang ia bawa dnegan grade-A. Rico dengan sigap mendekat ke kasir dan menyodorkan sebuah kartu. Tidak ada keterkejutan di wajahnya ketika melihat hasil perburuan Jihan. Sehingga membuat wanita itu mengernyit heran.

'Kok dia sesantai itu? Serius cuma pengawal?' gumam Jihan bertanya-tanya dalam hati.

"Sudah! Ayo cari makan!" Rico menyadarkannya dari lamunan. Di tangan pria itu sudah ada beberapa paper bag yang segera dimasukkan ke trolly dan menitipkannya di tempat penitipan barang.

"Tunggu! Siapa kamu sebenarnya?" tanya Jihan menatapnya curiga.

Bersambung~

🤗 terima kasih banyak supportnya, Bestie 😘 Lope you sekebon cabe milik tetangga 🌶🌶💕💖

1
Denny Srivina Barus
Luar biasa
Yuliana Purnomo
kayaknya Rico niih mata mata yg dikirim musuhnya Tiger deh
Erviana Erastus
aku bolbal baca novel ini ... suka sama alur ceritanya
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: makasi ka ❤❤🥰
total 1 replies
@ni
Luar biasa
@ni
Lumayan
yuiwnye
berubah,,,,🤣🤣🤣
yuiwnye
😆😆😆😆 lah emang bener kan papa singa' yg suruh ngomong gitu 😁😁
yuiwnye
tu kan singa aja klo sdh jatuh dlm kuburan cinta berubah jd anak kucing
yuiwnye
Jihan mm g jngn sampai lepas dr kandang singa nya 🤣
yuiwnye
emang ya si Jihan dudul dulidam
yuiwnye
kira² Rico siapa ya 🧐🧐🤔🤔
yuiwnye
Rico mmng agak mencurigakan ya 🧐🧐🤔🤔
Sari Nu Amoorea
singa ny lg galau🤭
Priskha
Jihan...Jihan...kmu kok sll berpikiran negatif trs
Priskha
bodoh bnr kmu Jihan, kedudukanmu lbh tinggi sbg istri sah drpd hanya sbg tunangan
Priskha
lbh baik kmu jujur sm Jihan drpd dia tau dr org lain takutnya dia marah dan pergi lg krn landasan utama dr sebuah rmh tangga adalah keterbukaan dan saling percaya
Sari Nu Amoorea
ngeri sama tiger🤭
nobita
hadehhh Jihan Jihan... kamu itu bodoh... menambah masalah aja... sekarang kamu bisa kelar gak dengan masalah mu sendiri tanpa bantuan suami mu.... paling paling juga merepotkan Tiger...
nobita
aku juga ikutan mewek...
nobita
yg mau ketemu Tiger dan Jihan.. yg deg- degan aku...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!