Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halbert Tidak Mengasihani Wanita
Pandangan Halbert menyapu semua tamu yang ada di aula dan keributan terjadi di satu titik. Seorang gadis memekik seperti orang gila dan mengutuk Nola. Melihat siapa gadis itu, Halbert bahkan tidak memiliki ekspresi baik.
Kekejaman dan haus darah di matanya seperti iblis yang baru saja merangkak dari neraka. Jika bukan karena banyaknya tamu undangan di sini, dia sudah menembak mati Chelsea detik ini juga.
Pistol yang dipegang Chelsea akhirnya terlepas dan dirinya ditangkap oleh bodyguard Halbert.
"Lepaskan aku! Lepaskan! Aku belum membunuhnya!" Chelsea berteriak dan meronta. Dia diseret ke luar aula dan Clive mengikutinya.
Nyonya Neilson khawatir putrinya mengalami kecelakaan. Dia ingin pergi untuk menyusul tapi tidak bisa meninggalkan suaminya.
"Anak bodoh ini! Apakah dia kerasukan iblis sebelumnya?" Nyonya Neilson merasa kedinginan di hatinya.
Dia melihat tatapan Halbert seperti gletser yang pecah. Nyonya Neilson tahu putrinya akan sangat dirugikan kali ini.
Pernikahan meriah ini kini menjadi kegemparan. Pengantin wanita tertembak setelah sah mengucapkan janji suci. Halbert tak bisa mengurus banyak tamu saat ini dan segera meminta dokter keluarga untuk datang.
Dia membawa Nola ke kamar VIP hotel mewah di mana pernikahannya dilangsungkan saat ini. Gadis itu berwajah pucat dan darah terus mengalir di lengan kiri atasnya.
"Tahanlah sebentar lagi." Halbert sengaja melilit luka tembak gadis itu dengan kain agar pendarahannya tidak terus terjadi.
Gaun pernikahan kini ternoda oleh darah dan terlihat mengerikan jika dilihat sekilas. Dokter Arnold juga menghadiri pernikahan tersebut sehingga tak perlu menunggu lama. Dokter Arnold segera datang dengan kotak medisnya dan mulai melakukan semua perawatan nya secara serius.
Sebagai dokter keluarga yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun, Dokter Arnold tetap tenang tapi semua gerakannya sangat terampil.
Setelah membersihkan sekitar luka, mengeluarkan peluru dan melakukan serangkaian perawatan lainnya, lengan kiri gadis itu akhirnya berhenti mengeluarkan darah. Tapi Nola masih terlihat pucat.
“Tuan Muda, Nyonya Muda hanya membutuhkan istirahat dan lukanya tidak bisa menyentuh air, jangan makan sesuatu yang pedas terlebih dahulu. Dalam beberapa hari, mari periksa lagi, apakah terjadi peradangan atau tidak,” jelas Dokter Arnold.
“Ya, merepotkanmu,” kata Halbert seraya memegang bahu gadis yang duduk di sampingnya.
“Ini tugasku.”
Dia mulai teringat dengan orang yang mengacaukan pernikahannya dengan Nola. Dan itu masih keluarga Neilson. Dia melihat Nola.
“Kamu tunggu di sini dan sekretaris Eli akan menemanimu. Aku akan membersihkan beberapa kekacauan lebih dulu.” Halbert harus menangani masalah itu lebih dulu agar keluarga Neilson tidak berani bergerak lagi dalam beberapa waktu ke depan.
Kakek Jefford juga datang dan melihat kondisi gadis itu. Dia menatap Halbert yang dipenuhi dengan awan gelap di kepalanya.
“Ingatlah, jangan berlebihan. Ini bukan waktunya untuk membereskan mereka,” katanya.
“Aku tahu, Kakek. Jangan khawatir.” Halbert bangkit dan segera meninggalkan kamar hotel.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di ruang bawah tanah rahasia, Halbert duduk di kursi yang telah disediakan anak buahnya. Dia bertumpu kaki dan menyalakan sebatang rokok. Jas pernikahannya bahkan belum diganti saat ini.
“Bawakan aku cambuk,” katanya pada Frangky.
Di depan Halbert saat ini, Chelsea yang kedua tangannya dirantai terlihat pucat dan acak-acakan. Awalnya dia meronta berulang kali tapi kemudian dia kelelahan. Melihat sosok Halbert menatapnya seperti melihat musuh, dia gemetar di hatinya.
Saat Frangky datang kembali dan menyerahkan cambuk pada Halbert, semua anak buahnya mundur beberapa langkah. Kali ini Chelsea terlihat menggelengkan kepala berulang kali. Kali ini dia benar-benar ketakutan.
“Tuan … Tuan Halbert, apakah kamu masih memukul wanita?” tanyanya gemetar. Gemerincing rantai yang membelenggu kedua tangannya ke dua tiang besi, membuat gerakannya terbatas.
Halbert terkekeh, membelai cambuk yang sering digunakan untuk menyiksa. “Nona Chelsea, aku tidak mengasihani siapapun, termasuk wanita. Siapapun yang melewati batas Halbert Jefford, mereka diperlakukan sama,” jawabnya acuh tak acuh.
Satu cambukan akhirnya mendarat di tubuh Chelsea. Teriakan gadis itu menggema di ruang bawah tanah rahasia. Halbert mengayunkan cambuk nya beberapa kali lagi. Hanya dengan sedikit tenaga saja, gadis itu sudah menjerit seolah-olah tangannya sedang dipotong.
Chelsea berderai air mata dan gemetar karena kesakitan. “Tolong, Tolong Hentikan. Tuan Halbert, aku salah. Aku tahu salah. Tolong ampuni aku!” teriaknya serak.
Tak ada ekspresi apapun di wajah Halbert selain dingin dan haus darah. “Kenapa aku harus berhenti? Bukankah kamu juga suka melihat Nola diperlakukan seperti ini?”
Chelsea tertegun dan melihat ekspresi Halbert yang seperti ingin membunuhnya, dia menggelengkan kepala.
Tidak, ini tidak benar! Kenapa demi gadis buta itu lagi? Kenapa?
Kecemburuan di hatinya muncul lagi dan itu membuatnya gelap mata.
“Dia hanya gadis yang buta! Kenapa kamu menikahinya dan bukan aku? Di mana aku lebih buruk darinya? Jelas aku lebih baik dan sempurna darinya!” teriaknya.
Tar!
Satu cambukan lagi mendarat di tubuhnya. Chelsea menjerit. Kali ini Chelsea merasa jika cambukan nya lebih bertenaga lagi hingga darah terlihat merembes di gaun putihnya.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤