Cinta memang tak memandang logika. Cinta tak memandang status. Suami yang ku cintai selama ini, tega menikah dengan wanita lain di belakang ku.
"Maafkan aku Ris! Tapi aku mencintainya. Dan sebenarnya, selama ini aku tak pernah mencintai kamu!"
"Jika memang kamu mencintai dia, maka aku akan ikhlas, Mas. Aku berharap, jika suatu saat hatimu sudah bisa mencintaiku. Maka aku harap, waktu itu tidak terlambat."
Risma harus menerima kenyataan pahit dalam rumah tangganya, saat mengetahui jika suaminya mencintai wanita lain, dan ternyata dia tak pernah ada di hati Pandu, Suaminya.
Akankah Pandu bisa mencintai Risma?
Dan apakah saat cinta itu tumbuh, Risma akan bisa menerima Pandu kembali? Dan hal besar apa yang selama ini Risma sembunyikan dari semua orang, termasuk Pandu?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini.
JANGAN LUPA TEKAN FAV, LIKE, KOMEN DAN VOTENYA... KARENA ITU SANGAT BERHARGA BUAT AUTHOR🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan tak terduga antara Clara dan Risma.
"Naik bis saja, nanti aku jemput di terminal. Gak papakan kamu naik bis sendirian?" Pandu memastikan dan sedikit khawatir kalau istrinya kenapa kenapa.
"Gak papa, Mas. Aku udah biasa kali, kemana mana naik bis sendirian. Lagian juga dekat kan?" Clara berusaha meyakinkan pandu untuk tidak mengkhawatirkan dirinya. Dan akhirnya Pandu dan Clara sepakat untuk bertemu dan memadu kasih ditempat di mana istrinya tinggal.
Cinta sudah membutakan keduanya, sehingga melupakan adab dan pengorbanan seorang istri yang sudah membersamai nya dari nol.
Cinta itu buta, ketika cinta tidak lagi menggunakan logika.
Pukul tiga sore ada notifikasi pesan dari Clara di ponsel Pandu, mengabarkan kalau Clara sudah hampir sampai di terminal.
Pandu segera bersiap siap untuk menjemput Clara dan sudah memboking kamar hotel untuk nanti Clara menginap sementara selama ada di Madiun.
"Mas Pandu kenapa lama banget ya datangnya, apa kantornya jauh dari sini." Clara bergumam sendirian sambil melihat pada ponselnya, menunggu kabar kedatangan Pandu.
Sudah lima belas menit lebih Clara menunggu di depan terminal duduk di warung terdekat sambil berteduh dengan menikmati segelas teh hangat.
Terlihat mobil Pandu memasuki area terminal dan Clara buru buru memanggilnya, Pandu tersenyum dan menepikan mobilnya, keluar dari mobil menuju ke arah Clara berada. Masih menggunakan pakaian lengkap khas tentara, postur tinggi tegap dengan kulit putih dan wajah tampannya, kehadiran Pandu, cukup menyita perhatian ibu ibu yang ada di sekitar, tatapan kagum dan bisik bisik mulai terdengar di telinga Clara. Namun Clara memilih cuek dan tak perduli dengan kekaguman yang ditunjukkan beberapa ibu ibu dan perempuan muda disana. Yang penting Pandu adalah miliknya.
"Sudah lama nunggunya? Maaf mas tadi masih harus menyelesaikan laporan, keburu di kirim ke kantor pusat." Sambut Pandu saat sudah ada di dekat istrinya.
Clara menyambut kedatangan Pandu dengan meraih punggung tangannya dan menciumnya takzim. Pandu pun membalas nya dengan mengecup kening sang istri.
"Lumayan mas, hampir dua puluh menitan. Mas mau ngopi dulu?" Sahut Clara lembut dan menatap suaminya dengan binar cinta.
"Gak usah, tadi di kantor sudah ngopi. Kita balik sekarang saja. Yuk!" Pandu mengajak Clara segera pergi dari tempat rame, takut kalau ada keluarga atau temannya yang melihatnya dengan perempuan selain istrinya. Bagaimanapun Pandu belum siap kalau harus berurusan dengan Risma tentang hubungannya dengan Clara.
"Mas, aku pingin beli roti Bluder Cokro, antarin ya!"
Clara meminta Pandu untuk mengantarkan membeli roti yang menjadi ciri khas nya kota Madiun, roti yang terkenal rasanya yang enak dan teksturnya yang begitu lembut, dengan bermacam rasa.
"Iya sayang, habis itu kita langsung menuju hotel ya. Dan nanti malam aku gak bisa temani kamu. Karena kemarin aku habis jaga malam jadi gak ada alasan pada Risma. Jadi besok ya, aku temani kamu nya." Sambung Pandu meminta pengertian istri keduanya.
"Iya, Mas. Aku bisa ngerti kok! Tapi sampai kapan kita akan terus sembunyi sembunyi begini.?" sahut Clara sambil menatap nanar lurus ke depan.
"Sabar ya, nanti kalau aku sudah siap mengatakan semuanya sama Risma. Untuk saat ini aku ingin menyiapkan dia dulu, agar saat pernikahan kita ini aku buka di hadapan Risma, dia akan paham dan bisa menerimanya. Agar hubungan rumah tangga kita bisa adem dan saling berdampingan. Karena bagaimanapun Risma ibu dari anak anakku. Aku gak mau ada perpisahan, karena yang jadi korbannya tentu anak anakku. Aku harap kamu bisa memahami posisiku ini." Pandu berusaha untuk memberi pengertian pada istri keduanya. Agar Clara bisa memahami keadaan hubungan pernikahan mereka.
"Iya, Mas. Insyaallah aku mengerti dan paham kok. Yang penting kamu mencintaiku dan tidak menyakitiku. Saat aku menerima lamaran kamu, aku sudah siap dengan semua konsekuensinya." Sahut Clara lembut dan menatap sendu pada Pandu yang juga tersenyum menatapnya.
"Makasih sayang. I love you istriku."
Dan kembali Pandu fokus pada jalan raya menuju ke arah roti Bluder Cokro yang tadi diminta Clara.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sedangkan di lain tempat, Risma sudah akan bersiap pulang. Setelah menyelesaikan pekerjaannya hari ini, hari terakhir dimana dia bekerja. Karena Risma sudah mengajukan surat pengunduran dirinya. Ingin fokus merawat anak anaknya dan kesembuhan dirinya. Tak ingin lelah dan menyakiti dirinya sendiri dengan semua beban yang selama ini melukai hati dan hidupnya.
Setelah berpamitan dengan teman temannya, Risma menuju tempat parkir motornya dan akan mampir dulu membeli roti Bluder Cokro yang tadi di pesan Cinta anaknya.
Dengan langkah pasti Risma mengeluarkan sepeda motornya dan mulai menaikinya lalu melajukannya dengan kecepatan sedang, menuju toko roti yang terkenal keenakannya itu.
Hanya butuh waktu sepuluh menit, Risma sudah sampai di pelataran parkir toko roti yang ia cari, namun matanya fokus pada mobil yang sudah tidak asing lagi di baginya.
"Bukankah itu mobilnya mas Pandu. Apa Cinta juga menelpon papanya untuk minta dibelikan roti disini?
Sudah terlanjur sampai sini, sebaiknya aku masuk saja dan memastikan kalau mas Pandu juga membelikan pesanan anaknya." Risma bergumam dalam hatinya, dia pikir adanya mobil Pandu di parkiran karena Cinta juga menelpon papanya untuk minta dibelikan roti seperti yang diminta pada Risma. Karena Cinta memang sering melakukan itu, jadi Risma sudah tidak kaget lagi.
Dengan langkah pasti, Risma mulai melangkahkan kaki memasuki toko roti yang nampak bersih dan lumayan ramai itu. Matanya awas memindai sekitar, mencari keberadaan suaminya di dalam toko yang tak begitu luas. Jadi sangat mudah untuk mencari seseorang hanya dengan mengarahkan mata ke sekeliling toko.
Dan mata Risma tepat bertatapan dengan Pandu yang sedang menoleh ke arahnya, yang berdiri kaku menahan langkahnya. Hatinya kembali merasakan perih saat ada wanita cantik yang sedang bergelayut di lengan suaminya. Risma terpaku, dengan tatapan dingin. Mulutnya terkunci, memilih melangkah tanpa perduli bahkan seperti orang asing dihadapan Pandu.
Mati matian Risma menahan air mata yang akan tumpah, "Tidak! Aku tidak boleh menangis. Aku tidak boleh terlihat lemah!." Risma menyemangati dirinya sendiri dan Risma mulai mengambil beberapa roti kesukaan anak anaknya, memasukannya ke dalam ranjang yang sudah disediakan.
Tanpa mau menatap ke arah Pandu yang langsung mematung dengan wajah pucat pasi.
Apalagi melihat Risma yang tak perduli dengan keberadaannya, seolah tidak mengenalnya. Ada perih yang hadir di hati seorang Pandu.
"Ma!" akhirnya Pandu memilih untuk menegur Risma dan membuat Clara tercekat, langsung melepaskan tangannya dari lengan Pandu.
Mengalihkan pandangannya pada sosok perempuan cantik yang memakai hijab warna dusty.
Clara langsung gemetar dan menundukkan kepalanya. Namun justru Risma dengan anggun hanya menatapnya dengan senyuman tipis dan berwajah dingin. Bungkam dan menatap tajam pada pasangan yang terlihat salah tingkah dengan wajah pucat pasi nya.
#Penasaran kan, apa yang akan Risma lakukan pada suami dan istri barunya?
Hmm enaknya mereka diapain ya?
Happy ending❤️