NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Seharian penuh Davina menghabisi waktunya di rumah Sandra. Dia banyak bermain game dengan Farrel, dan berenang bersama saat sore hari.

pasangan yang kemarin baru saja menikah, belum memutuskan untuk menetap di rumah Edwin atau di rumah Sandra. Keduanya masih asik menikmati momen bersama keluarga baru mereka.

Hal itu membuat Davina harus ikut tinggal sementara waktu di rumah Sandra. Lagipula kini rumah Sandra juga seperti rumahnya sendiri.

"Kamu yakin mau pulang sendiri.? Ada Farrel atau supir yang bisa antar kamu pulang." Ujar Edwin.

Dia sudah meminta putrinya untuk menginap satu malam lagi di rumah Sandra, tapi Davina meminta kembali ke rumah.

"Yakin Pah, lagian nggak jauh juga jaraknya." Ujar Davina. Dia menghampiri Papanya, memeluk erat serta mencium sebelah pipinya. Begitu juga dengan Edwin yang mencium kening putrinya.

Hubungan mereka memang sedekat itu. Kepergian sang Mama membuat Davina sangat manja dan bergantung pada Edwin.

Gadis itu bahkan baru pisah kamar dengan Edwin setelah lulus SMP. Itu sebabnya Davina selalu menceritakan apapun pada Edwin karna sejak dulu sudah terbiasa mengobrol panjang lebar sebelum tidur.

"Aku pulang dulu Mah," Davina bergantian memeluk Sandra.

"Hati-hati sayang."

"Besok jam 11 jangan lupa antar Mama dan Papa ke bandara." Kata Sandra mengingatkan. Dia dan Edwin akan pergi bulan madu ke Eropa selama 2 minggu.

"Nanti kamu tinggal disini saja sama Farrel, biar ada temennya." Ucapnya lagi.

"Iya Mah, nanti aku tidur disini kalau bosan di rumah." Sahut Davina sopan.

Dia lalu beranjak dari rumah Sandra. Di antar oleh keduanya sampai di halaman rumah.

Sementara itu, Farrel sedang asik mengobrol dengan seseorang lewat sambung telfon. Jadi dia tidak muncul sejak tadi.

Davina melajukan mobilnya menuju club. Undangan party dari Bianca memang di adakan di club.

Setelah sampai dan memarkirkan mobilnya, Davina merogoh ponsel untuk mengecek pesan.

Dave janji akan mengirimkan pesan padanya setelah meminta nomor ponselnya tadi siang.

Dia bilang akan memberitahunya jika sudah sampai di club.

Hampir 20 menit menunggu di dalam mobil, lamunan Davina di buyarkan oleh suara ketukan kanca jendela. Bibir gadis itu seketika mereka saat melihat sosok yang dia tunggu sudah berdiri di samping mobilnya. Terlihat mengintip dari balik kaca mobil yang gelap.

Davina bergegas keluar dengan wajah yang berbinar.

"Om,," Davina langsung menggandeng tangan Dave setelah keluar dari mobil.

"Aku kira Om Dave nggak jadi datang." Tuturnya cemas. Sejak tadi bingung memikirkan hal itu. Takut akan di cibir habis-habisan oleh Bianca kalau datang seorang diri.

"Jangan banyak bicara, ayo masuk."

Seperti biasa Dave menegur dengan gaya bicaranya yang dingin. Dia berjalan cepat memasuki club, membuat Davina susah payah menyeimbangkan langkahnya.

Dress mini yang melekat sempurna di tubuh Davina, cukup menarik perhatian banyak laki-laki di dalam club. Laki-laki yang kebanyakan mengenal Davina karna mereka teman satu angkatan dengan Arga dan beberapa termasuk teman dekat Arga.

Tatapan mata mereka terlihat sok, sebagian tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Gadis polos yang selalu memakai baju sopan dan tertutup, kini memakai dress yang memperlihatkan bagian dada dan pahanya.

Belum lagi melihat pria dewasa yang di gandeng manja oleh Davina.

Hal itu mematahkan pandangan mereka terhadap Davina yang dikenal polos dan anak rumahan.

"Om,, jangan datar-datar banget dong wajahnya,," Bisik Davina lirih. Bagaimana caranya orang akan percaya dia dan Dave menjalin hubungan, sedangkan sikap Dave saja terlihat sangat dingin dan datar padanya.

"Paling nggak kasih senyum sedikit, orang nggak akan percaya Om Dave pacarku kalau begini caranya." Protes Davina.

Mereka terlihat seperti orang asing yang terpaksa harus menunjukkan kedekatan di depan semua orang.

"Berani sekali nyuruh saya senyum.! Memangnya mau ngasih apa kamu.?!" Ucap Dave dengan nada bicara menantang.

"Ya ampun Om, masa diminta senyum aja harus pakai imbalan sih.?"

Davina terlihat tak habis pikir dengan keunikan sikap Dave. Laki-laki itu lain dari pada yang lain. Spesiesnya jarang ditemukan di jaman sekarang.

"Memangnya Om mau minta apa.?" Davina menatap serius. Dia penasaran imbalan apa yang akan diminta oleh pria kaya yang sudah memiliki segalanya itu.

"Tinggal di apartemen saya selama 2 minggu." Ucap Dave cepat.

"Apa.?!!" Pekik Davina kaget. Dave sampai harus membungkam mulut Davina agar tak bicara macam-macam setelah itu.

"Besok Papamu akan pergi bulan madu bukan.?"

"Mulai besok kamu harus pulang ke apartemen saya.!" Tegas Dave tanpa bantahan.

Davina langsung menurut begitu saja tanpa pikir panjang. Setidaknya demi sandiwara yang dia lakukan tidak terbongkar di depan umum.

Davina juga merasa akan semakin mudah mendekati dan menarik perhatian Dave jika tinggal bersama nanti. Itu sebabnya dia langsung menyetujui permintaan Dave.

"Kamu berani datang ternyata." Tiba-tiba Bianca muncul di hadapan Davina. Menatap sinis wanita yang kekasihnya telah ia rebut.

"Niat banget pura-pura punya pacar baru." Sindirnya.

"Bukannya kamu yang pura-pura.? Pura-pura bahagia.!" Sindir Davina sinis.

"Karna sesuatu hasil merampas itu nggak akan bisa bikin bahagia.!" Ketusnya. Davina semakin mendekap erat lengan Dave untuk menunjukkan kedekatan di depan Bianca.

"Nikmati saja hari-harimu sebagai pemuas nafsu untuk Arga. Kalau dia sudah bosan, nanti juga kamu akan di buang.!" Geram Davina menatap tajam.

Wanita seperti Bianca memang perlu diberikan tamparan keras agar bisa berfikir waras.

"Dasar sialan,,!! Berani banget kamu bilang kayak gitu.!" Bianca maju beberapa langkah, tangannya terlihat gatal ingin menampar Davina. Tapi tak berani lantaran melihat tatapan tajam Dave.

"Kenapa harus meladeni jal - kang ini.!" Ketua Dave sinis.

"Ayo minum,,," Dave menggandeng tangan Davina, membawanya ke salah satu meja untuk meneguk wine.

Davina berhasil menunjukkan pada Bianca dan Arga bahwa dia dan Dave memiliki hubungan spesial.

Bahkan sebelum meninggalkan club, Davina dan Dave lebih dulu mendatangi keduanya dan mengucapkan ulang tahun pada Arga. Sekaligus untuk menunjukan kemesraan di depan mereka.

"Makasih banyak Om,," Ucap Davina tulus. Dia menghambur ke pelukan Dave setelah keluar dari club.

Dave hanya diam saja, beberapa saat membiarkan Davina memeluk erat tubuhnya.

Puas memeluk Dave, Davina melepaskan pelukannya dan kini menatap lekat wajah Dave.

Hanya dalam hitungan detik, Davina sudah mendaratkan ciuman singkat di bibir Dave.

Sudut bibir Dave terangkat setelah Davina melepaskan ciumannya. Dia tersenyum penuh arti, lalu menggiring Davina dibalik tembok basemen. Menyenderkan Davina di sana, perlahan memegangi tengkuk Davina dan mulai mendekatkan wajah untuk melu - mat bibir manis itu.

Satu tangan Dave di tempelkan pada dinding, satu tangan lagi menahan tengkuk Davina.

Ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman yang menuntut.

Davina sampai mencengkram kedua sisi jas milik Dave.

Cukup lama keduanya bertukar saliva, saling melu - mat, menye - sap dan mengabsen setiap inci rongga mulut.

Selesai mengakhiri ciuman, Dave menyeka sudut bibir Davina yang basah akibat ulahnya.

Bibir sensual milik Davina terlihat sedikit membengkak kemerahan. Membuatnya semakin menggoda.

Keduanya saling menatap dalam diam, hanya sorot mata mereka yang mampu me jelaskan bagaimana perasaan mereka saat ini.

"Aku mau tinggal di apartemen Om saja malam ini. Boleh kan Om.?" Ujar Davina sedikit memaksa.

Tak lama Dave menyetujui permintaan Davina. Kali ini Dave menyuruh Davina untuk menyetir mobilnya sendiri.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!