NovelToon NovelToon
Shan Tand Dan Tahu Ajaib

Shan Tand Dan Tahu Ajaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:284
Nilai: 5
Nama Author: Fauzy Husain Bsb

Apa yang terjadi jika Seorang Pendekar Nomer satu ber-Reinkarnasi dalam bentuk Tahu Putih?

padahal rekan Pendekar lainnya ber-Reinkarnasi dalam berbagai bentuk hewan yang Sakti.

Apakah posisi sebagai Pendekar Nomer Satu masih bisa dipertahankan dalam bentuk Tahu Putih?

ikuti petualangan serunya dengan berbagai Aksi menarik dan konyol dari Shantand dan Tahu Ajaib nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzy Husain Bsb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pukulan Tahu Level awal

Akhirnya Shantand sampai di hutan berikutnya, namun beberapa tombak didepannya ternyata jalanan telah diblokir oleh beberapa orang!

Shantand dengan mudah dapat mengenali tiga dari lima orang yang berdiri di atas batang pohon yang menghalangi jalannya. itu adalah Gerombolan Tiga Macan Hitam Golok Sakti!

Pimpinan mereka, Suto Berok, yang sempat dia permalukan dengannya di warung Bu Pinah, kini berdiri di depan dengan senyum puas.

Shantand segera mengikat kudanya di pohon besar terdekat yang banyak rumput dibawahnya, memberi kesempatan pada kudanya untuk makan dan istirahat.

Di samping Suto berok ada dua anak buahnya, Pedot Saloka dan Jaka Combro, ikut menyeringai. Tapi yang lebih mencurigakan adalah dua orang lainnya—mereka berpakaian berbeda, tampaknya bukan bagian dari kelompok Macan Hitam.

Suto Berok melompat turun dari batang pohon dan berjalan mendekati Shantand dengan langkah percaya diri. "Heh, rupanya kita bertemu lagi, anak Pedagang Tahu!" katanya dengan nada mengejek.

Shantand tetap tenang. "Apa maksud kalian menghadangku di sini ?"

Suto Berok tertawa kasar. "Jangan pura-pura bodoh! Setelah pergi ke wilayah suku Lambe Dower, kau pasti membawa banyak harta! Serahkan semuanya, maka kami mungkin akan membiarkanmu pergi dengan selamat."

"Dan ingat, ini sudah bukan wilayah Warok Jangkrik mu" dan teman-temannya pun tertawa.

Pedot Saloka menimpali sambil mencabut goloknya. "Kita belum menyelesaikan urusan di warung Bu Pinah, Pedagang Tahu. Sekarang kita akan menyelesaikannya di sini!"

Shantand melirik ke arah dua orang asing di sana. "Dan kalian berdua siapa?"

Salah satu dari mereka, pria berambut gondrong dengan mata sipit yang tajam, menjawab dengan nada dingin, "Kami tidak perlu memperkenalkan diri pada orang yang akan mati sebentar lagi."

Bhaskara dari dalam labu tuaknya terkekeh. "Hoo… sepertinya mereka benar-benar ingin bermain-main denganmu, muridku."

Shantand tersenyum tipis. "Kalau begitu, aku akan memberi mereka demontrasi pukulan tahu"

Keempat orang itu langsung bergerak mengelilinginya, sementara Suto Berok menyilangkan tangan di dada, menunggu dengan wajah penuh keyakinan.

"Hajar dia!" teriaknya.

Dan pertarungan pun dimulai!

 

Shantand menunggu mereka menyerang dalam jarak dekat, sementara itu tutup labu tuaknya sudah dia buka.

Dan ketika orang pertama mengayunkan goloknya, Shantand hanya miring ke kanan dan tangannya sudah menampar pipi penyerangnya lima kali

"plak plak plak plak plak"

Orang yg ditampar merasa panas dan pusing, lalu mundur sebentar.

Tapi berikutnya yang menyerang adalah dua orang, maka tiba-tiba dari tuaknya meluncur tahu yang tepat melayang di depan dua orang penyerangnya..

"Pukulan tahu level 1! " Shantand memukul tahu dg tangan miring dan.. Tahu itu terbelah dua dan meluncur ke lawan seolah mengapit muka

"Plak!! " Aduh!!

Salah satu penyerang berteriak kesakitan ketika potongan tahu itu menampar wajahnya dengan keras. Sementara yang satunya terdorong mundur sambil memegangi hidungnya yang terkena sisi tahu yang masih panas!

Suto Berok melotot, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Apa-apaan ini?! Kau main sulap, Pedagang Tahu?!"

Shantand tersenyum tipis. "Bukan sulap, bukan sihir. Ini hanyalah seni bela diri pedagang Tahu."

Pedot Saloka yang masih memegangi pipinya merasa marah. "Kurang ajar! Serang lagi!!"

Dua penyerang berikutnya langsung melompat maju. Tapi kali ini, Shantand sudah siap. Dia menggenggam tahu yang masih tersisa di tangannya, lalu berbisik,

"Pukulan Tahu Level 2!"

Dengan gerakan cepat, ia melemparkan tahu itu ke udara, lalu memutar tubuhnya dan menendang tahu itu tepat ke arah dada lawannya.

"Bugh!!"

Orang itu terpelanting ke belakang, terduduk dengan wajah terkejut. Sementara yang satunya mencoba menebas Shantand dengan golok, tapi Shantand dengan gesit menghindar dan kembali meluncurkan tamparan bertubi-tubi.

"Plak! Plak! Plak! Plak! Plak!"

Penyerangnya langsung sempoyongan, kedua pipinya kini merah menyala seperti kepiting rebus.

Suto Berok mulai panik. "Brengsek! Mau sampai kapan kalian dipermainkan begitu?! Serang bareng-bareng!!"

Keempatnya langsung maju bersama, tapi Shantand hanya tersenyum. Ia membuka lagi tutup labu tuaknya dan berkata pelan,

"Baiklah… kalau begitu aku akan naik ke Level 3."

 

"Kita akhiri bocah ini sekarang juga!" teriak salah satu dari mereka.

Namun, Shantand tetap diam. Ia hanya mengangkat tangan perlahan, jari-jarinya menyentuh leher labu tuak yang tergantung di pinggangnya.

"Tunggu sebentar, muridku," suara Bhaskara menggema dari dalam labu. "Gurumu juga ingin bersenang-senang."

"Flop!"

Sebuah tahu putih kekuningan kini melesat keluar, berputar di udara dengan gerakan anggun, seakan menari di antara serpihan angin. Shantand menatapnya dengan tajam, lalu merentangkan telapak tangannya.

"Buka tanganmu," kata Bhaskara.

Begitu telapak tangan terbuka, tahu itu berhenti melayang di udara… lalu—

BZZZZT! Zing..!!!

Tahu tersebut mulai bergetar hebat! Dalam sekejap, tahu terpecah menjadi sepuluh butir kecil, masing-masing berbentuk bola padat, melayang dan berputar dengan kecepatan tinggi mengelilingi tubuh Shantand.

Udara di sekitarnya bergetar. Dedauan kering di tanah terangkat ke udara akibat pusaran energi dari butiran tahu yang berputar cepat.

Para perampok membelalakkan mata.

"S-sihir apa ini?!" salah satu dari mereka berseru.

Shantand tersenyum miring. Dengan satu gerakan, ia mengangkat tangannya seperti seorang penembak yang sedang mengokang senjatanya.

"Ayo main sedikit," gumamnya.

"SIUTTTT!!!"

"CLAP! CLAP! CLAP!"

Tahu-tahu kecil itu melesat seperti peluru berkecepatan tinggi! Suaranya berdesing, meluncur dengan presisi mengerikan.

"ARGHHH!"

Tiap dua butir tahu menghantam satu perampok—satu di pergelangan tangan, satu lagi di kaki!

Darah muncrat! Senjata mereka terlepas, jatuh ke tanah dengan bunyi berderak. Tubuh mereka tersentak ke belakang seperti terkena tembakan peluru asli, lalu roboh dalam jeritan kesakitan.

Shantand tetap berdiri tegak, kepalanya sedikit menunduk, tatapannya tajam seperti seorang penembak jitu yang baru saja menghabisi lima target dalam sekali serangan.

Suto Berok menyaksikan semua itu dengan tubuh gemetar. Ia mundur perlahan, keringat mengucur deras dari dahinya.

"T-Tidak… ini tidak mungkin… i-ini cuma… tahu…" suaranya tercekat.

Shantand menatapnya, lalu mengangkat tangannya perlahan, telunjuknya mengarah ke Suto Berok seperti seorang pembunuh bayaran yang hendak menembak target terakhirnya.

Satu Peluru tahu melesat dengan kecepatan tinggi menimbulkan angin berkesiuran mencari target, dan.. Crak!! Peluru tahu itu menembus pergelangan tangan kanannya dan masih meluncur langsung ke kaki kiri Suto berok!

"Jleb!! Crokk!!"

Darah langsung mengucur di tangan dan kakinya!

Suto Berok langsung tersungkur.

"A-Ampun! Jangan bunuh aku! Aku tidak mau mati !!"

Shantand tersenyum kecil, lalu menurunkan tangannya. "Pergilah. Jangan pernah muncul di depanku lagi."

Suto Berok mengangguk cepat, lalu mencoba berlari sekencang mungkin, meninggalkan anak buahnya yang masih tergeletak kesakitan dengan kaki pincang!

Angin kembali berembus tenang. Hutan yang tadinya dipenuhi suara benturan dan jeritan kini kembali sunyi.

Shantand menghela napas panjang, lalu melihat labu tuaknya.

"Guru… ini luar biasa. Bagaimana aku bisa menguasai teknik ini lebih dalam?"

Suara Bhaskara kembali terdengar, penuh nada misterius.

"Huhuhu… Muridku, ini baru awal. Aku baru kali ini mengujinya denganmu, lumayan untuk jurus pembuka…"

Shantand mengepalkan tangan, matanya bersinar penuh semangat.

"Aku siap!"

Di kejauhan, langit mulai berubah jingga, menandakan senja telah tiba. Namun bagi Shantand, ini bukan akhir—ini adalah permulaan dari perjalanan yang lebih besar.

 

Desa Manguntirto kurang beberapa puluh tombak lagi,

Kalau dia tidak salah hitung ini adalah sebulan setelah Sobekan Kitab Delapan Mata dewa dicuri orang!

" Guru, ini sudah sebulan setelah peristiwa pencurian di rumah, apa kita akan segera tau siapa para pencurinya? "

Bhaskara tertawa terkekeh,,

" Kalau isi Sobekan Kitab itu sudah dipelajari, maka Sebentar lagi akan terjadi hal-hal menarik.. hahaha"

1
Guchuko
Cerita yang menarik dan bikin geregetan. Semangat terus thor!
Fauzy Husain Bsb: ashiap.. thanks 😊
total 1 replies
L3xi♡
Jatuh cinta sama plot twistnya, bikin penasaran terus 🤯
Fauzy Husain Bsb: trima kasih kk/Grin//Smile/
total 1 replies
Fauzy Husain Bsb
ini adalah kisah konyol ttg reinkarnasi yg absurd, yok di coret 2 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!