Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Wajah yang Dikenal
Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk ke dalam pondok sederhana tempat Xiao Tian tidur. Udara masih terasa sejuk, dan suara gemericik air dari sungai kecil di dekat desa menenangkan suasana. Ketika Xiao Tian membuka matanya, ia mendapati dirinya sendirian di ruangan itu.
Di luar, ia melihat Bai Yu, bocah yang kemarin ia temui, tengah menggambar sesuatu di tanah dengan ranting kecil. Anak itu tampak serius, seperti tengah mengingat kembali peristiwa yang ia alami.
Tiba-tiba, salah satu tetua yang semalam ikut minum anggur muncul dari balik pintu.
"Kau sudah bangun?" katanya dengan suara berat.
Xiao Tian mengangguk pelan.
"Kau tidur nyenyak?"
"Ya," jawabnya singkat.
Tetua itu tersenyum kecil. "Bagus. Hari ini kau akan berkeliling desa dan melihat kehidupan di sini. Ikutlah dengan kami."
Tanpa banyak bicara, Xiao Tian mengikuti para tetua.
Desa Rahasia di Pulau Misterius
Saat mereka berjalan melewati jalanan berbatu desa, Xiao Tian menyadari bahwa tempat ini jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Berbagai suku tinggal di sini, masing-masing dengan ciri khas mereka sendiri.
Ada suku bertubuh tinggi dan gagah, dengan otot yang tampak kokoh seperti pejuang yang siap bertempur. Ada juga suku dengan tubuh lebih kecil, lincah, dan memiliki telinga panjang yang tajam seperti makhluk-makhluk bijak dalam legenda.
Namun, langkah mereka akhirnya berhenti di sebuah danau luas berwarna biru kristal.
Airnya begitu jernih, memantulkan sinar matahari dengan kilauan lembut. Angin yang bertiup membawa aroma segar, memberikan perasaan damai bagi siapa pun yang berdiri di tepinya.
Di sana, beberapa orang dengan kulit pucat kebiruan, rambut panjang berkilauan seperti air, dan mata dalam seperti samudra tengah bermain di tepi danau.
Salah satu tetua menunjuk ke arah mereka.
"Ini adalah Suku Duyung," katanya dengan nada penuh hormat.
Xiao Tian menatap mereka dengan rasa ingin tahu.
Namun, yang terjadi berikutnya membuatnya terkejut.
Salah satu duyung tiba-tiba menatapnya dengan intens.
Tatapan itu seolah membaca sesuatu dalam dirinya.
Kemudian, tubuh duyung itu mulai berubah.
Kulitnya menjadi lebih lembut, rambutnya yang semula berkilauan seperti air kini tampak seperti nyala api emas, dan wajahnya…
Itu adalah Ling’er.
Xiao Tian terdiam.
Suku duyung itu benar-benar berubah menjadi Ling’er.
Dari mata teduhnya, bibirnya yang lembut, hingga aura anggun yang selalu menyelimuti gadis itu—tak ada perbedaan sedikit pun.
"Xiao Tian…"
Suara yang keluar dari bibir duyung itu benar-benar sama dengan suara Ling’er yang ia kenal.
Dada Xiao Tian bergetar, pikirannya kacau.
Tidak… ini hanya ilusi.
Namun, sebelum ia bisa merespons, sesuatu yang lebih mengejutkan terjadi.
Para tetua yang mengawasinya tiba-tiba tampak kaget.
Mereka semua saling bertukar pandang, seolah-olah ada sesuatu yang mereka sadari lebih dulu daripada Xiao Tian sendiri.
Salah satu dari mereka bahkan melangkah maju, matanya menatap sosok duyung yang telah berubah menjadi Ling’er dengan tatapan tajam.
"Ini… bagaimana mungkin?" gumam seorang tetua tua dengan janggut panjang berwarna putih keperakan.
Yang lain mengangguk, wajah mereka dipenuhi keterkejutan dan kebingungan.
"Seorang asing seperti dia… bisa melihat wujud Huo Ling’er?" bisik tetua lain dengan suara penuh ketidakpercayaan.
Xiao Tian yang masih terpaku akhirnya menoleh ke mereka.
"Kalian tahu siapa Ling’er?" tanyanya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
Tetua yang paling tua menarik napas dalam. "Bukan hanya tahu… beberapa dari kami pernah bertemu dengannya."
Xiao Tian terkejut.
"Jadi, dia benar-benar orang penting?"
Salah satu tetua yang lebih muda tertawa kecil. "Bukan sekadar orang penting. Dia adalah putri dari Kerajaan Api di Alam Atas. Seorang pewaris yang hanya sedikit orang di dunia ini yang dapat melihatnya secara langsung, apalagi memiliki hubungan dengan dirinya."
Mendengar itu, Xiao Tian terdiam.
Pikirannya kembali ke masa ketika ia pertama kali bertemu dengan Ling’er. Gadis itu memang memiliki aura yang luar biasa, tetapi ia tak pernah menyangka bahwa ia berasal dari Alam Atas.
Para tetua terus memandangnya, seolah-olah mereka tengah mencoba memahami mengapa seorang seperti Xiao Tian bisa memiliki hubungan dengan sosok yang begitu istimewa.
"Menarik," kata tetua yang memimpin mereka. "Sangat menarik…"
Namun, di balik senyumnya, tersirat sesuatu yang sulit ditebak.
Para tetua ini menyembunyikan sesuatu.
Dan Xiao Tian tahu, ini bukan hanya sekadar kebetulan.