NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Teen Angst
Popularitas:47.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Terpana

Mobil melaju bukan ke arah kosan. Talia mulai menatap lelaki yang tadi memeluknya.

"Untuk malam ini kamu tidur di rumah saya dulu." Rafandra seakan mengerti tatapan Talia.

"Tapi, Pak--"

"Saya tidak ingin terjadi apa-apa dengan kamu," balasnya yang kini menatap Talia dengan sangat serius.

"Lelaki itu akalnya cerdik. Apalagi ketika melihat sedikit celah, pasti akan dia gunakan sebaik-sebaiknya."

Talia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Rafandra. Dia juga sangat mengenal bagaimana Yudha.

Tibanya di rumah besar, Rafandra segera membawa Talia menuju kamarnya. Talia menghentikan langkah ketika Rafandra sudah menaiki anak tangga.

"Orang tua saya sedang keluar. Kemungkinan pulang malam."

Tak ada respon dari Talia. Kaki Rafandra pun kembali menuruni anak tangga menghampiri Talia.

"Saya bukan lelaki bejat," tekannya.

"Lagipula, saya sudah bilang kepada kedua orang tua saya jika kamu akan tidur di kamar saya untuk malam ini."

Biasanya Talia sulit untuk percaya dengan ucapan lelaki. Tapi, kali ini dia malah terhipnotis dan menjadi anak kucing yang penurut.

"Kalau perlu apa-apa hubungi saya," ucapnya sebelum keluar kamar. Namun, suara Talia membuatnya menghentikan langkah.

"Bapak tidur di mana?"

"Kamu jangan khawatirkan saya. Di sini banyak terdapat kamar kosong," balasnya dengan seulas senyum.

Rafandra mengisi kamar sang kakek. Aroma parfum baba Radit membuat kamar itu seperti masih berpenghuni. Rafandra kembali fokus pada benda pipih.

"Tinggal di dua titik lagi, Pak."

Pesan yang dikirimkan oleh salah satu orang kepercayaan. Rafandra mengajak Talia ke rumahnya karena dia mendapat laporan jika Yudha masih menunggu di kosan. Juga, Rafandra menyuruh orang untuk memasang cctv di kosan yang Talia huni. Dan hanya akan tersambung ke ponsel miliknya. Itulah cara melindungi tanpa berisik.

"Done, Pak."

Ponselnya pun sudah tersambung pada cctv di kosan Talia. Hembusan napas penuh kelegaan keluar.

"Walaupun saya jauh, saya akan tetap bisa memantau kamu."

.

Rafandra yang masih terlelap dibangunkan oleh ponselnya yang berdering. Nama Talia tertera di sana.

"Pak, tolong saya!"

Rafandra yang masih menggunakan celana pendek serta kaos tanpa lengan segera turun dari tempat tidur. Meskipun berwajah bantal, ketampanannya tetap terpancar.

"Ada apa?"

Talia melirik ke arah sprei abu yang biasa dipasang di kasur Rafandra. Ada bercak di sana.

"Kamu datang bulan?"

Tanpa Talia menjelaskan Rafandra sudah mengerti. Talia mulai menundukkan kepala malu dan lelaki itu mulai berlalu.

"Mau ke mana?" Begitu pelan pertanyaan itu.

"Ke Ibu saya. Siapa tahu Beliau punya pembalut."

Talia tak menyangka jika respon Rafandra akan secepat seperti itu. Dia juga tak marah sedikit pun karena seprainya sudah terkena darah.

"Kenapa Anda sesempurna ini, Pak?"

.

Talia melirik ke arah Rafandra yang sudah fokus pada jalanan menuju Wiguna Grup.

"Pak," panggilnya.

Rafandra mulai mengalihkan atensi bertepatan di lampu merah. Terlihat keraguan di wajahnya.

"Turunkan saya di halte sebelum kantor saja," katanya dengan sedikit takut.

"Tidak," jawab Rafandra dengan sangat tegas.

Rafandra tak ingin merasakan de Javu di mana ketika bersama Lily, dia selalu menurunkan perempuan itu di tempat itu.

"T-tapi--"

"Saya akan mengantarkan kamu sampai depan lobi. Dan saya akan mengganti mobil untuk kembali lagi ke kantor."

Talia terkejut mendengar penjelasan dari Rafandra. Kenapa lelaki itu repot-repot melakukan itu?

"Jangan berpikiran berlebihan tentang apa yang saya lakukan. Semuanya sudah saya atur dengan matang."

Bagai cenayang yang tahu isi hati Talia. Bohong jika dia tak baper diperlakukan seperti itu oleh Rafandra. Namun, Talia juga sadar diri siapa dirinya. Hanya Upik abu yang tak akan pernah bisa menjadi ratu.

Lima belas menit setelah Talia berada di kantor, Rafandra baru tiba. Padahal dia sudah bertemu dengan lelaki itu, malah diantarnya juga. Tetap saja pesona Rafandra selalu membuatnya terpana. Apalagi, hanya memakai kemeja layaknya karyawan biasa.

"Kalau dilihat sepintas seperti mudah untuk dimiliki. Tapi, kalau tahu kenyataannya bagai langit dan bumi."

Sampai jam istirahat Rafandra tak keluar ruangan. Banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan. Namun, dia tak melupakan makan siang untuk Talia.

Belum Talia buka makanan yang Rafandra beri. Dia meyakini jika Rafandra akan melewatkan makan siang. Ketika semua karyawan keluar untuk istirahat. Talia memberanikan diri mengetuk pintu ruangan Rafandra. Seketika dahi lelaki itu mengkerut melihat kehadiran Talia.

"Bapak udah makan?"

"Pekerjaan saya masih banyak." Mata Rafandra sudah kembali tertuju pada layar segiempat.

Dia terkejut ketika Talia Meletakkan makanan yang Rafandra beri tepat di hadapannya.

"Makan siangnya saya kembalikan."

Kedua alis Rafandra mulai menukik mendengarnhya. Wajah Talia pun sudah begitu berubah.

"Untuk apa Bapak belikan saya makan siang, tapi Bapak sendiri tidak makan."

Tatapan Rafandra mulai meneduh. Hembusan napas kasar pun keluar dari mulutnya.

"Mau kamu bagaimana?" Begitu lembut.

"Kalau Bapak ingin saya makan, Bapak juga harus makan."

Talia mulai membuka kotak makanan. Memperlihatkannya pada Rafandra. Seketika Rafandra mematung ketika Talia mulai mengarahkan sendok yang berisi makanan ke depan mulutnya yang masih tertutup.

"Kalau Bapak tidak mau membuka mulut, mulai besok gak usah ngirim makan siang ke saya lagi. Saya bisa--"

Belum juga selesai bicara, mulut Rafandra sudah terbuka dan melahap makanan yang ada di atas sendok yang Talia pegang. Perempuan itupun mendadak terdiam karena masih ditatap oleh Rafandra yang masih mengunyah.

"Sekarang giliran kamu yang makan."

Rafandra meraih sendok yang masih Talia pegang. Mengisinya dengan makanan. Lalu, diarahkan ke mulut Talia. Anggukan teramat kecil menyerukan agar dirinya membuka mulut. Seulas senyum yang begitu indah terukir di wajah Rafandra ketika Talia mulai mengunyah. Kembali Talia dibuat terpana hingga sulit untuk mengedipkan mata. Sungguh sangat sempurna ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya.

"Tuhan, bukankah mustahil seorang Upik abu bersanding dengan seorang Pangeran?"

"Tapi, kenapa dia semakin buatku nyaman? Apa aku yang terlalu baperan?"

...*** BERSAMBUNG ***...

Budayakan komen setelah membaca ya. Biar authornya semangat nulisnya 🙏

1
Uli Mafrudoh
sweett /Drool//Drool/
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
susah punya boss seperti Rafandra
Rahmawati
udah lega skrg, udah gk salah faham lagi
Herman Lim
gengsian ne pangeran padahal dah mulai suka tapi secara langsung ingin tau semua nya
sum mia
nah loh.... ibarat senjata makan tuan ya Talia , kini kata-kata kamu bisa dijadikan alasan oleh Rafandra , untuk kamu bisa selalu dekat dan selalu membutuhkan Rafandra .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Ddek Aish
drama palsu yang bakal jadi kenyataan
Rani Kamila
lanjut kk ceritanya makin seru
NadiraDira
makin keren ajah ceritanya...
gak papa mah kalo msih belom sadar ma perasaan masing2,pelan2 aja deh bang rafa &talia...
Purnama Pasedu
di depan ibunya Yudha juga boleh
Sayem Sayem
berawal dr drama palsu berending d pelaminan..mantap bang Rafa...gas pokok e kita kawal sampe Sah...
Kusii Yaati
heleh padahal kamu jadi juga menikmatinya kan ndra😉, kalau cemburu bilang bos nggak usah sok2an dingin dan datar wajahnya nggak cocok sama muka kamu yang lembut itu mas rafandra 🤭
Lusia
awas abang nanti keenakan main drama nya, mana mami nana merestui lagi.... lets gooo o
Santi Simarakayang
lanjut kk
Thavyra
mending drama nya di bikin jadi kenyataan aja gimana? kan serutu
N I A 🌺🌻🌹
udah bucin mah ngaku aja bang tar malah di ledek sama tuan loh😂😂😂😂😂😂😂
sehat selalu ya fie🤗
Ida Farida
sudah mulai terbawa aruss /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Arik Aryani
lanjuutt kak
Anonymous
uhuy jadi kang drama 😄
Nurminah
ah seneng nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!