Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adi terkena stroke.
Beberapa hari Inggris dan Angga berada di Bandung, mereka membicarakan mengenai perjanjian bisnis dengan pria bernama Kemal. selama beberapa hari di Bandung Angga hanya sekali memberi kabar kepada Sofia, hal itu membuat Sofia yang berada di rumah Adi nampak begitu kecewa. Beribu pertanyaan menggelayut di pikiran Sofia mengenai suaminya yang perlahan-lahan mulai berubah.
"Tuan!" teriak salah satu pembantu rumah Adi ketika melihat Adi terjatuh menggelinding di tangga.
"Ada apa?" tanya Erna.
"Tuan jatuh dari tangga." jawab salah satu pembantu.
Wati yang berada di dapur Dia berjalan mendekati tanggal, dia melihat majikannya sudah tergeletak tak berdaya di tempat itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Wati kepada Erna.
"Tuan jatuh." jawab Erna yang kemudian mencari sopir untuk segera membantu Adi.
Sofia yang berada di kebun belakang rumah nampak dia belum mengetahui mengenai Adi yang terjatuh. Erna yang melihat itu dia bergegas lari ke kebun belakang untuk memberitahu Sofia kalau Adi terjatuh. "Mbak! Sofia!" seru Erna.
Sofia menoleh. "Ada apa?" jawab Sofia.
"Mbak Sofia, tuan jatuh dari tangga, dia sekarang tidak sadarkan diri." kata Erna.
"Cepat bawa ke rumah sakit." pinta Sofia.
Adi dibawa pergi ke rumah sakit oleh sopir juga Erna bersama dengan Sofia. Ketika berada di rumah sakit Sofia mencoba untuk menelpon Angga juga Inggrid, dia akan memberitahukan mengenai ad yang terjatuh dari tangga. Namun sayangnya telepon Angga langsung di matikan oleh Inggrid.
"Bagaimana Mbak? apakah mas Angga bisa ditelepon?" tanya Erna.
Sofia menggelengkan kepalanya. "Lebih baik kita bawa langsung ke rumah sakit saja Pak. langsung bawa Ayah ke rumah sakit." pinta Sofia.
Akhirnya Adi dibawa ke rumah sakit yang lumayan jauh dari rumah Adi, ketika berada di rumah sakit Adi langsung mendapatkan pertolongan, Sofia dan Erna yang berada di rumah sakit nampak mereka sangat mencemaskan bagaimana kondisi Adi.
"Bagaimana dokter?" tanya Sofia ketika dokter yang merawat Adi keluar.
"Kelihatannya tuan Adi mengalami stroke parah." jawab dokter.
Sofia menghela nafasnya begitu dalam, bahkan terlalu dalam hingga dia tidak mampu berkata apapun lagi.
"Aku mau coba telepon mas Angga sama nyonya Inggrid, Mbak." ucap Erna.
Berulang kali Erna mencoba untuk menelpon Angga ataupun Inggrid, namun sayangnya ponsel mereka berdua tidak aktif.
"Bagaimana Erna!" tanya Sofia.
"Tidak dijawab Mbak, bahkan dimatikan." jawab Erna.
"Ya sudah kalau begitu kita masuk saja, takutnya ada sesuatu yang terjadi sama ayah." ucap Sofia yang kemudian meminta Erna untuk mendorong nya masuk ke kamar Adi. pria itu masih belum terbangun kondisi Adi sedikit parah.
"Bagaimana ini, kalau sampai pak Adi sakit parah.. bisa-bisa si wanita ular itu akan menguasai rumah besar." gumam Erna dalam hati.
Malam itu Sofia dan Erna menjaga Adi, pria tua itu sudah bangun tapi dengan kondisi stroke yang lumayan parah. Ketika Adi membuka matanya dia menatap menantunya yang sudah ada di sampingnya. Adi menatap Sofia dengan tatapan mata yang seolah ingin meminta maaf.
"Bagaimana kondisi Ayah?" tanya Sofia.
Adi hanya menganggukkan kepalanya, mulutnya tidak bisa dipakai untuk berbicara.
"Ayah yang sabar ya." kata Sofia.
Adi kembali menganggukkan kepalanya, Adi hanya bisa menatap Sofia, andai saja dia bisa berbicara sesuatu dia ingin sekali meminta maaf. Tiba-tiba saja kedua mata Adi berkaca-kaca Sofia yang melihat itu dia nampak sangat ketakutan.
"Ada apa Ayah? apakah ada yang sakit?" tanya Sofia yang menggerakkan kursi rodanya mendekati Ayah mertuanya.
"Ya Allah.. semoga engkau memberikan kekuatan kepada menantuku ini, semoga engkau memberikan ketabahan kepada menantuku. Betapa tidak berdayanya aku, aku baru mendapat kabar yang sangat menjijikkan itu." gumam Adi dalam hati.
Sebenarnya beberapa waktu yang lalu Adi mendapatkan kabar dari salah satu karyawan yang ikut dengan Angga dan Inggrid mengenai mereka berdua. Adi yang tidak percaya dengan kabar itu, membuat karyawannya memberikan beberapa foto. beberapa diberikan oleh orang kepercayaan Adi itu membuat Adi benar-benar tidak bisa menerimanya. Beberapa rekaman video dan rekaman suara dari percakapan Angga dan Inggrid membuat Adi benar-benar terpukul.
"Ada apa Ayah, kenapa wajah Ayah seperti itu? apakah ada sesuatu? apakah aku melakukan kesalahan?" tanya Sofia yang kemudian menggenggam tangan Ayah mertuanya.
Adi mengedipkan matanya berulang kali, hatinya benar-benar begitu sakit dia tidak percaya dengan apa yang dia dapatkan. Informasi dari anak buahnya itu seolah meruntuhkan semua kepercayaan Adi kepada Inggrid. Padahal Inggrid selalu mengatakan kalau Angga Sofia hanyalah wanita yang tidak berguna, apalagi dia cacat. Berulang kali Adi terprovokasi oleh perkataan Inggrid hingga membuatnya kesal dengan Sofia, namun sekarang Adi tidak bisa berucap lagi. Air matanya langsung menetes, kedua matanya berkaca-kaca dengan beberapa kalimat yang ingin dia ucapkan.
"Tuan kenapa Mbak" tanya Erna
"Entahlah, mungkin dia merasa kesakitan." jawab Sofia.
"Aku panggilkan dokter ya." setelah mengatakan itu Erna bergegas keluar dari kamar Adi untuk mencari dokter yang merawat majikannya itu. Dokter kemudian datang dan memeriksa Adi, menurut dokter kondisi Adi tidak apa-apa namun karena stroke yang dialami membuat Adi mungkin mengalami guncangan.
Malam itu Angga dan Inggrid sudah sampai di rumah, mereka sampai di rumah sekitar pukul 12 malam lebih. Angga yang baru turun dari mobil dia nampak begitu lelah.
"Mau aku buatkan kopi?" tanya Inggrid.
"Terserah." jawab Angga yang kemudian masuk terlebih dahulu.
Inggrid nampak tersenyum Adi Angga tidak menolak ketika dia akan membuatkan kopi. ketika Angga masuk ke dalam rumah, terasa rumah sedikit kosong. Angga melangkah menuju kamarnya yang ada di lantai 1, ketika dia masuk ke sana dia tidak menemukan keberadaan istrinya. Angga benar-benar terkejut, dia langsung meletakkan tasnya kemudian keluar mencari sang istri.
"Sayang! sayang!" panggil Angga berulang kali.
"Ada apa tuan?" tanya salah satu pelayan.
"Di mana nyonya Sofia?" tanya Angga.
"Nyonya Sofia ada di rumah sakit, tuan."
"Di rumah sakit?!" Angga nampak terkejut. "Apa yang terjadi? kenapa tidak ada yang menghubungi kalau istriku ada di rumah sakit?!" seru Angga.
"Ada apa Angga?" si mbok kemudian mendekati Angga.
"Kenapa istriku berada di rumah sakit kalian tidak menghubungiku?!" bentak Angga.
Si mbok nampak terdiam, setelah itu dia meminta Angga untuk duduk terlebih dahulu ,si mbok menceritakan mengenai Adi yang berada di rumah sakit karena terjatuh. si mbok juga mengatakan kalau Sofia dan Erna menelponnya berulang kali tapi tidak bisa.
"Kalian ini tidak bagus bekerja ya! kenapa tidak ada yang menelpon aku dan memberitahu aku kalau suamiku berada di rumah sakit?!" bentak Inggrid dengan nada suara yang begitu keras. padahal dia lah yang mematikan ponselnya ketika orang-orang yang ada di rumah Adi berusaha untuk menelponnya.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*