CINTA SENDIRI

Setelah melalui masa-masa yang cukup berat, manusia memang harus melanjutkan hidup tapi bagi Rayyan, apa bisa ia melanjutkan hidup? setelah kepergian Meta, ada rasa kesal dalam hatinya ketika gadis itu memilih pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Kini ia kembali menjalani aktivitas seperti biasa tanpa Meta tentunya. Sementara Reza pria itu masih larut dalam pikiran tentang Bella dan misteri keberadaan gadis itu.

berbeda dengan Meta, gadis ini akan memulai hidup dan aktivitas baru nya dikampung halamannya. luas sawah terbentang didepan matanya, tampak asri dan hijau dipandang mata. Meta terduduk sembari memainkan ranting ditangannya, mata nya menatap lurus kedepan, pikirannya melayang ke kejadian yang terjadi di pasar tadi pagi, usai berbelanja tak sengaja Meta bertemu ayahnya.

"nak, bilo baliak dari kuliah? ala salasai kuliah atau libur?" tanya sang ayah

(nak, kapan kembali dari kuliah? apakah sudah selesai kuliah atau lagi libur?")

"assalamualaikum ayah, apo kaba?"

"waalaikumussalam, ayah lai sehat."

" Meta la salasai kuliah yah,Iko berkat doa ayah jo amak."

"maafkan ayah dih, ayah bajanji akan mangganti waktu yang ilang."

" Jan bajanji le yah, kalau ayah surang masih ragu untuk manopati nyo." tukas Meta

"Jan dandam kek ayah Yo nak, ayah khilaf."

"Meta nak baliak dulu Yo yah, Ado urusan mandadak." Meta menahan embun di pelupuk matanya, ia lantas terburu-buru pamit dengan alasan ada urusan, ia mencium jemari sang ayah dan bergegas undur diri.

Tak ia pungkiri ada rasa rindu dihatinya, sekian lama ia tak bersama pria itu, biasanya pria paruh baya itu akan sangat antusias apapun yang menyangkut masa depan Meta, kini apa yang dapat dikata Meta, semua hal telah berubah termasuk sang ayah, dan kini ia akan melanjutkan peran sebagai pengganti ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, besok atas izin Allah Meta akan bekerja di salah satu kantor pemerintahan daerah meski demikian bisnis online nya akan tetap beroperasi dan ia akan membangun kembali bisnisnya di daerah asalnya sendiri. Ia berharap hidupnya akan baik-baik saja kedepan.

meski tanpa sang ayah, teman-temannya, Mas Rayyan atau si kaku kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Reza. Pria kaku sekaku es Antartika.

Jika teringat Reza dan Rayyan bibir Meta akan senantiasa tertarik dengan senyuman yang tipis, kedua pria itu semoga akan tetap sehat dan baik-baik saja.

memulai atau melanjutkan hidup yang baru memang sulit diawal tapi yang namanya keputusan terkait kehidupan harus tetap berjalan, bagaimana pun tuhan menginginkan kita untuk tetap optimis dalam hidup bukan malah menyerah dan putus asa. Begitu bukan? tapi bagaimana dengan Reza atau Rayyan? kalau Reza mungkin akan bisa hidup normal tapi Rayyan? ya, pria itu, mungkin pria palyboy sepertinya takkan terlalu ambil pikir.

Meta meraba ulu hatinya, ketika ia teringat kejadian tadi pagi yang tanpa sengaja bertemu sang ayah, pria itu tampak sehat namun tubuhnya agak kurus, ada keinginan agar ayahnya kembali pulang dan bersama mereka lagi, namun mungkinkah itu terjadi? disaat sang ayah sudah dikuasai nafsu ego dari cinta yang salah.

Bukan, bukan cinta yang salah sebenarnya karena cinta tak pernah salah namun cara manusia lah yang salah dalam mendefinisikan cinta, mungkin terlalu terlena, tinggi nya nafsu setan dan lemahnya imanlah yang menyebabkan banyak pria menjadi gila dan buta sehingga tergoda pada bujuk rayu sesaat, melupakan surga sesungguhnya yang telah ia perjuangkan dari awal hanya untuk surga sesaat yang akan menjebaknya menuju kesengsaraan.

********

maafkan aku yang butuh mood untuk menulis , tapi insya Allah cerita ini akan tetap dicoba untuk diselesaikan sebaik mungkin.