Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Dengan semangat Bambang melajukan mobil Toyota avanza. Mobil yang cocok untuk mengangkut penumpang. Bambang menyalakan musik sambil bernyanyi pelan, mengetuk-ngetuk kan kedua jempol ke setir. Tidak lama kemudian Bambang sampai di depan Ruko.
Sementara Rani sudah siap menunggu di depan Ruko. Rani mengenakan gamis longgar, berwarna merah marun dan kerung pashmina. Wajahnya terlihat fresh tidak seperti kemarin, ternyata Rani lebih enjoy dengan kesendiriannya yang ia jalani baru sehari semalam.
"Sudah siap Mbak e" Ucap Bambang menyalakan mobilnya.
"Sudah Bang, kita langsung ke kampung Rambutan ya." Titah Rani.
"Siap Mbak e, sebenarnya ada keperluan apa ya, ke Kampung Rambutan?"
"Maaf, kalau saya lancang" Ucap Bambang hati-hati.
"Sebenarnya gini bang, sekitar 4 tahun yang lalu saya baru Sampai Jakarta.
Flasbach on
Saat itu Rani baru dari kampung halaman naik bus jurusan Kampung Rambutan. Sampai terminal, saat itu masih jam 2 pagi. Rani agak takut sebab baru pertama kali datang ke Jakarta. Ingin menghubungi Nena masih terlalu pagi. Rani kemudian memesan soto kepada penjual soto yang tak lain Ibu Kokom.
"Bu saya pesan soto satu ya, sama teh hangat, tapi teh nya nggak usah pakai gula" Kata Rani.
"Baik, di tunggu ya neng" Tukang soto meracik, tidak lama kemudian menyuguhkan ke depan Rani.
"Ini neng soto nya"
"Terimakasih bu." Ucap Rani.
"Si eneng teh bade kamana?"
"Atuh awe We nu geulies, peting-peting sendirian, ngeri atuh neng.
"Saya mau cari pekerjaan bu, doakan cepat dapat ya." "Saya baru datang dari kampung"
"Aamiin..neng, lamun sudah kaya jangan lupa sama bibi nya."
Flasbach off.
"Begitu bang ceritanya"
"Mudah-mudahan bu Kokom masih berada di situ"
"Feeling saya kok, langsung ke Ibu Kokom" "Sepertinya cocok untuk di jadikan partner kerja." Tutur Rani.
"Aamiin..saya doakan lancar usahanya ya Mbak." Doa Bambang.
Rani dan Bambang akhirnya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.
Aku kok jadi kasihan dengan wanita yang baru aku kenal selama seminggu ini. Sepertinya ada beban berat di dalam hidupnya.
Bambang mengamati wajah Rani dari kaca spion yang sedang memainkan handphone.
Bambang menjalankan mobilnya via jalan tol.
"Bang saya mau tanya sesuatu, boleh?" Rani akhirnya buka suara.
"Boleh Mbak e, mau tanya apa memang?" Tanya Bambang.
"Waktu saya keguguran lalu belum sadar, apakah ada yang menjenguk saya! suami saya mungkin??" Tanya Rani.
Bambang diam berpikir sejenak.
"Sepertinya nggak ada Mbak e, memang kenapa to?"
"Gini bang! waktu itu ada yang memberikan saya pakaian lengkap, dan semuanya pas di tubuh saya"
"Kalau tidak ada yang datang lantas siapa ya bang,"
Bambang hanya diam entah mau jawab apa.
Kalau dia bilang Rani. Bahwa dia yang membelikan pakain tersebut. Pasti Rani akan mengembalikan uangnya. Tentu Bambang tidak mau. Lebih baik bohong sajalah. pikirnya.
"Bang kok malah bengong?" Rani membuyarkan lamunanya.
"Eh iy, Iya Mbak e" Bambang tergagap.
"Saya tidak tau Mbak e" "Mbak Suster mungkin tau?" Bambang menjawabnya lugas. Takut Rani akan mengetahui kebohongan nya.
Rani di buat bingung, sejak kejadian keguguran kemarin, memikirkan siapa yang membelikan pakainya.
Kalau kata suster suaminya. Ahh biar saja lah! kalau memang Mas Daniel yang membelikan toh dia kan masih suamiku. Pikir Rani.
Di dalam mobil mendadak diam Rani mengamati jalan tol sudah hampir mendekati pasar rebo.
Bambang selalu mencuri pandang lewat kaca spion.
"Astagfirlullah...ampuni hambamu, ya Allah...aku bukan perusak rumah tangga orang. Monolog Bambang. Ia gusar berkali-kali meraup wajahnya.
******
Didalam rumah sakit xxx seorang dokter sedang bersandar di kursi ruangan dari tadi malam belum pulang karena begitu banyak pasiennya. Ia adalah dokter Rizal.
"Tok tok tok
"Masuk"
Dokter wanita cantik dengan gaya keren, masuk kedalam ruangan.
"Loe Zul! memang sudah nggak ada pasien, sampai ngeloyor kemari? Tanya dokter Rizal. Ternyata dokter Zulmy yang datang.
"Sebenarnya gue shift sore sih tapi gue ada perlu sama loe? loe sibuk nggak?" Tanya dokter Zulmy kepada dokter Rizal. Memang ketika sedang berdua dia terlihat santai ketika sedang ngobrol. Gaya bicaranya masih sama seperti waku SMA dulu.
"Pagi ini yang jadwal piket gantiin gue. "Gue semalam nggak tidur loh" "Pasien banyak sekali, tadinya gue ingin pulang. "Tapi kalau loe ada perlu kita ngobrol di cafe sebelah saja." Tutur dokter Rizal.
Dokter Zulmy mengangguk, kemudian mereka berjalan menuju Cafe sebelah rumah sakit.
"Mau pesan apa loe?" Tanya dokter Zulmy.
"Oatmeal pakai susu dan madu, belum sarapan gue." Ucap dokter Rizal. Dokter Zulmy memesan oatmeal untuk dokter Rizal. Sedangkan dia hanya pesan jues jeruk sebab dokter Zulmy sudah sarapan dengan suaminya sebelum berangkat tadi.
Mereka menikmati makanan yang bergizi ala dokter. Kedua dokter sahabat akrab ketika masih SMA hingga kuliah itu masih terus terjalin dengan baik. Di tambah lagi, saat ini mereka bekerja di rumah sakit yang sama.
"Loe tadi mau bicara apa?" Tanya dokter Rizal setelah selesai makan.
"Pasien loe yang bernama Rani, sedang menjalani Promil ya?" Tanya dokter Zulmy.
"Rani! yang mana ya, kok gue lupa?"
Dokter Rizal memijit pelipisnya. Sambil mengingat nama Rani. Soalnya pasien dokter Rizal memang banyak.
Dokter Zulmy kemudian membuka handphone. Menunjukkan foto Rani yang ia ambil bersama Icha ketika Daniel sedang sakit.
"Oh ingat! loe kenal sama dia?
dia sudah keguguran seminggu yang lalu." Tutur dokter Rizal. "Semenjak itu gue nggak tau lagi keadaannya, padahal gue suruh dia kontrol loh" Jelas dokter Rizal kecewa.
"Tapi nggak balik lagi tuh anak." dokter Rizal menjelaskan.
"Wajar lah dia punya suami o on ganteng sih! tapi o on" Tutur dokter kesal.
Dokter Zulmy tersentak mendengar penjelasan sahabatnya. Kalau memang Rani keguguran lalu kenapa dia bilang sedang promil? apa lagi saat itu Rani ke rumah sakit tidak di antar Daiel. Tentu membuat dokter Zulmy bertanya-tanya.
"Beneran zal dia keguguran?" Tanya dokter Zulmy tidak percaya.
Dokter Rizal mengangguk.
"Tau nggak loe dia kan istri sahabat kita waktu SMA?" Kata dokter Zulmy.
Dokter Rizal mengerutkan dahi, sahabat dari mana kenal juga baru kemarin? Pikirnya. Yang dokter Rizal tau suami Rani adalah Bambang.
"Siapa memang suaminya Rani?" dokter Rizal semakin penasaran.
"Dia itu istri Daniel Nur Indra." Pungkas dokter Zulmy.
"Wattt yang bener loe" dokter Rizal menoyor dahi dokter Zulmy.
"Loe nggak percaya sama gue, dia istri yang di nikahi Daniel setahun yang lalu." Tutur dokter Zulmy.
"Terus yang mengantarkan dia ke rumah sakit kemarin siapa?" dokter Rizal merasa bersalah karena sudah memarahi Bambang habis-habisan.
"Yang suaranya medok itukan?! Tanya dokter Zulmy.
Dokter Rizal Mengangguk.
"Ahahaha..." dokter Zulmy tertawa nyaring hingga menjadi perhatian seisi Cafe. "Loe tuh salah orang zal dia tuh tukang taksi." hehehe..dokter Zulmy terkekeh.
"Sekarang coba ceritakan semua Zal, gue ingin tau kronologis nya.
Sudah tujuh bulan Rani menjalani Promil. Tetapi tidak sekalipun di antar oleh suaminya. dokter memberikan vitamin, penguat kandungan. dokter menganjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Dan akhirnya membuahkan hasil.
Dokter Rizal menceritakan dari awal.
Ketika Rani sampai rumah sakit sudah dalam keadaan pendarahan. dokter minta tanda tangan Bambang ketika akan melakukan kuretase. Kemudian dokter juga menceritakan ketika memarahi Bambang habis-habisan. Dan menceritakan juga ketika Bambang membelikan baju ganti.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭