Cinta Tuan Muda Arogan

"Kamu mau mahar apa?" Tanya Qian pada Vio.

"Terserah pak, saya ngikut aja. Saya rasa emas tadi sudah lebih dari cukup" ucap Vio.

"Hei, kau kira aku orang miskin? Bukankah kau tau aku ini pengusaha. Apa kata rekan bisnisku kala tau mahar yang kuberi hanya segitu" Kesal Qian.

"Padahal perhiasan tadi kan nilainya sudah hampir 20 M?" Batin Vio meronta ronta.

Qian langsung masuk kesalah satu toko ternama,

Ia dibuatkan mahar pernikahan berupa seperangkat alat sholat dan juga beberapa barang seserahan yang lain.

Merekapun mampir kesalah satu restoran untuk makan malam.

"Ada yang ingin ku bicarakan"

"Katakan saja pak"

"Pertama jangan panggil aku pak, aku jadi merasa paling tua" cibir Qian.

"Lalu aku harus memanggilmu apa?"

"Ya itu terserah kamu"

"Em, biar nanti aku pikirkan" jawab Vio.

"Kedua, aku ingin jujur padamu sebelum pernikahan kita terjadi. Dan ya, setelah aku mengatakan ini kau boleh membatalkan atau melanjutkan pernikahan ini, itu semua keputusanmu"

"Baiklah, katakan"

"Sebenarnya aku sudah memiliki kekasih. Saat ini Kekasihku tinggal diluar negeri karna ia kuliah disana. Mungkin 3 bulan lagi ia akan kembali ke indonesia. Dan dalam waktu itu, aku tak akan memutuskannya dahulu karna saat ini ia sedang menjalani ujian akhirnya. Aku tak mau konsentrasinya terganggu. Dan satu lagi, aku akan menerima pernikahan ini dengan lapang dada. Jikapun suatu hari kita berpisah, maka aku ingin kita berpisah secara baik baik" ucap Qian.

Vio mengangguk mengerti

"Aku paham posisimu saat ini. Dan aku memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ini" ucap Vio final.

"kau yakin dengan semua konsekuensinya?" tanya Qian memastikan.

"ya aku yakin"

Qian mengangguk tanda mengerti.

Setelah selesai, mereka berdua kembali kerumah.

Esok hari,

Rumah Vio sudah dipenuhi orang orang yang berlalu lalang karna mempersiapkan pernikahannya.

Hari ini Vio terpaksa tidak masuk kerja atas desakan sang papa untuk tetap tinggal dirumah dan menjalani beberapa perawatan.

"Ngapain sih ma Vio harus perawatan gini" kesal Vio.

"Sayang, besok kan kamu mau menikah. Jadi harus tampil cantik"

"Tapi juga nggak perlu perawatan segala ma, cukup mandi aja Vio nanti udah cantik" ucapnya percaya diri.

"Ini penting, biar semua orang terpukau dengan penampilanmu besok"

Malam hari,

Diadakan acara pengajian dirumah Vio.

Papa Rico mengundang beberapa teman lama nya dan beberapa tetangga sekaligus kerabatnya saja.

Sedangkan dari pihak Qian, ia membawa keluarganya saja.

Nampak Vio mengenakan dress berwarna Cream senada dengan kemeja milik Qian.

Setelah acara pengajian selesai, Qian dan keluarganya pulang karna besok pagi pagi harus kembali kerumah Vio untuk proses akad dan resepsi.

Vio masih belum bisa memejamkan matanya.

Pikirannya masih melayang mengingat kata pak ustad tadi mengatakan tentang kewajiban sebagai istri.

"Mampus, gua nggak bisa" gumamnya.

Ia langsung meraih ponselnya dan mencari tau tentang malam pertama.

Ia bahkan membuka video yang sebenarnya tak layak untuk dikonsumsi indra penglihatannya yang tergolong masih polos itu.

Matanya memperhatikan setiap gerakan yang ada divideo itu.

Setelah selesai, ia segera mematikan hanphonenya dan segera memaksa matanya agar terpejam.

Pagi hari,

Vio sudah dibangunkan oleh mamanya

"Vio bangun"

"Iya ma, bentar"

"Vio bangun buruan mandi"

"Lima menit lagi ma"

"Kamu lupa kalau hari ini kamu nikah?"