Ellena Aldara, wanita cantik yang memiliki keluarga sederhana yang harmonis. Sayangnya keharmonisan itu sirna karena Ellena sudah ditinggal pergi keluarganya untuk selama lamanya.
Entah perjanjian apa yang sudah disiapkan dari keluarganya, dihari terakhir duka Ellena entah itu kesialan atau keberuntungan yang ia rasa, terpaksa Ellena harus menerima nasib barunya bersama keluarga Mahendra.
"Mungkin takdir cintaku sudah diatur akan sebahagia ini hahaha" gumam Ellena percaya diri.
"Ingat!! Ini hanya perjanjian, jika semua selesai kita juga harus selesai" Ucap Ziko dingin.
Memang, takdir tidak ada yang tau jika kita tidak menggalinya, kita tidak akan menemukan atau bahkan merasakan mulainya takdir indah ataupun takdir buruk kita.
"Bahkan dikehidupan selanjutnya, aku akan tetap menikahimu, Ellena" Ucap Ziko mesra, sembari menatap lembut mata istri tercintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skheizy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Hari ini banyak yang harus ku urus di kantor karena selama tiga bula, Yuki lah yang urus. Kau jaga kesehatan baik baik jangan buat aneh aneh" Ucap Ziko di tengah sarapan pagi mereka.
"Bolehkah aku buka toko kue hari ini?" Tanya Ellena.
"Kau bebas mau buat apa saja, yang penting jangan terlalu berlebihan! Ingat, ada yang harus dijaga di perutmu" Jawab Ziko tanpa mengalihkan pandangan.
Selesai sarapan pagi, Ziko berpamitan dengan Ellena dan bergegas menuju kantornya.
...****************...
"Sayang, akhirnya kamu kembali juga" Ucap Vania sembari memeluk Ziko yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Kamu tau! Aku sangat merindukanmu, apalagi waktu Yuki yang mengurus perusahaan ini dia terus berbuat tidak baik padaku"
"Bisa tidak jangan ganggu! Kau tidak lihat aku sedang bekerja?" Ucap Ziko dengan kesal yang membuat Vania melepaskan pelukannya.
"Apa kau juga tidak tahu jika aku merindukanmu, kau tidak menghargai ku sama sekali" Kesal Vania.
"Apa kau tidak lihat begitu banyak berkas berkas yang harus ku urus. Kerjamu saja tidak bagus, kau di sini juga ku bayar. Kalau pekerjaanmu tidak berguna seperti ini buat apa juga kau kerja di sini" Ucap Ziko yang benar benar sudah muak dengan sikap Vania.
"Aku begini karena adikmu juga tidak berguna, dia cuma marah dan terus menjelekkan ku. Semua yang aku kerjakan dia tidak mau memeriksanya dan cuma mengejekku, aku juga bekerja tidak bisa fokus karena aku merindukanmu Ziko!" Jelas Vania yang ikutan marah.
"Harusnya kau bisa cek sendiri dan urus semua karena kau sekertaris ku Vania, sudah berapa tahun kau kerja disini? Apa kau masih belum paham tugasmu" Bentak Ziko yang membuat Vania diam dan hanya bisa menghentakkan kakinya kesal.
"Dan apa kau sadar kesalahan apa lagi yang kau buat Vania?!" Tanya Ziko dengan tatapan yang mengintimidasi.
"Aku tidak pernah berbuat aneh aneh Ziko, aku selalu mencintaimu" Jawab Vania percaya diri.
"Kau memang tidak tau diri ya. Kau menghampiri Ellena dan berusaha mengancamnya kan?" Tanya Ziko kembali dengan tatapan yang semakin dingin membuat Vania ketakutan.
"Apa?? Aku tidak pernah mengancamnya, aku hanya mengucapkan selamat atas kehamilannya Ziko. Aku turut senang karena sebentar lagi kau akan pergi darinya dan kita bisa bersama" Jawab Vania.
"Apa kau sadar jika perbuatanmu itu bisa menghancurkan rencanaku Vania. Kau bahkan diam diam mengawasiku dan Ellena padahal berita kehamilannya belum ada orang yang tau, dan kau malah menghampirinya? Apa kau bodoh? Jika kau membuat rencanaku gagal dan membahayakan bayiku, kau sendiri yang akan dapat masalah Vania" Ucap Ziko dengan raut wajah yang semakin dingin yang tentunya membuat Vania begitu ketakutan.
"Sekarang kau keluar dan perbaiki kesalahanmu, jangan sampai kau merugikan perusahaan ku dan rencana ku!" Usir Ziko yang semakin pusing dibuat Vania.
...****************...
Setelah menghubungi Kevin soal kepulangannya dan pembukaan toko kuenya, Ellena segera berangkat ke toko kuenya yang ternyata di depan toko kue sudah ada Kevin yang menunggunya.
"Hi Ellena, apa kabar?" Tanya Kevin dengan raut wajah bahagianya setelah tiga bulan tidak bertemu Ellena.
"Aku baik baik saja, kami sendiri bagaimana?" Tanya Ellena kembali.
"Aku sangat tersiksa karena merindukanmu" Ucap Kevin dengan suara khas bercandaannya itu membuat Ellena tak berhenti tertawa.
Tak menunggu lama, mereka segera membuka toko kue dan mulai membuat beberapa kue yang akan mereka jual.
"Kevin, mulai hari ini aku akan mencari karyawan baru lagi" Jelas Ellena setelah mereka beristirahat dari tugas mereka.
"Kenapa? Apa kau akan pergi lagi?" Tanya Kevin yang penasaran dengan keputusan Ellena.
"Tidak. Aku hamil Kevin, jadi aku rasa aku tidak bisa terlalu aktif kedepannya. Dan mulai sekarang juga, kau harus menerima gajimu sepenuhnya. Aku tidak mau bekerja seperti ini, walaupun kita dekat aku harus tetap profesional kan" Jelas Ellena yang membuat Kevin terdiam sesaat.
"Kau hamil? Sudah berapa bulan? Kau tidak mengabariku sama sekali" Tanya Kevin.
"Maaf ya Kevin, aku juga sedikit kesusahan waktu itu. Aku sedang hamil satu bulan" Jawab Ellena dengan senyuman manisnya membuat perasaan Kevin kali ini sedikit terisis mendengar kehamilan Ellena. Memang, kemarin Kevin sempat dengar dari Vania, tapi kali ini Ellena lah yang langsung mengucapkannya. Rasanya cukup membuat Kevin sakit.
"Selamat Ellena atas kehamilanmu, semoga kau bisa menjaga bayimu dengan baik dan aku juga akan menjagamu calon sepupuku ini dengan sangat baik" Ucap Kevin berusaha memberi senyuman terbaiknya membuat Ellena ikut tersenyum.
