Apa jadinya kalau seorang mahasiswa hukum yang playboy di jodohkan dengan seorang janda kaya raya?
Dalam pikiran Boy, janda adalah perempuan gendut dengan make up tebal. Seluruh tubuhnya sudah kendor dan bekas orang. Boy yang sering gonta ganti pacar cantik, tentu saja menentang keras perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi di jodohkan dengan seorang janda walaupun kaya raya.
"Tidak mau! Lebih baik Aku mati daripada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.
Padahal, Krystal tidak sejelek yang Boy pikir. Walaupun sudah berumur 28 tahun dan janda, dia sangat cantik seperti aktris Korea. Krystal juga masih perawan, karena belum pernah tidur sekamar dengan mantan suaminya.
Krystal yang tidak ingin salah memilih suami lagi, memutuskan menyamar menjadi mahasiswi hukum, satu kampus dan satu kelas dengan Boy, untuk mengetahui sifat asli calon suaminya. Terbukti, banyak mahasiswa maupun dosen pria yang naksir Krystal termasuk Boy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
"Biarkan Aku pergi dari sini bersama Krystal! Berani kalian maju dan melapor pada polisi, Aku dan Krystal akan mati bersama sekarang juga!" ancam Saga. Pisau cutter itu masih mengarah di leher Krystal. Sebagai dokter bedah, Saga sangat lihai menggunakan pisau. Dia tau cara membunuh seseorang hanya dengan sekali gores menggunakan pisau kecil.
"Boy, gimana ini?" tanya Ryan yang bingung.
"Aku juga tidak mungkin membiarkan dia pergi bersama Krystal. Aku takut dia melukai Krystal saat tidak ada Kita."
"Minggir! Biarkan Kami pergi!" titah Saga lagi. Boy dan Ryan tidak berani bertindak. Mereka mengangkat tangan tanda tidak melakukan apa-apa, agar Saga tidak melukai leher Krystal.
"Jika Kamu berani melukai Krystal, Aku akan membunuhmu tanpa ragu," ancam Boy balik.
Saga tidak menghiraukan ancaman Boy. Dia melangkah ke belakang sedikit demi sedikit bersama Krystal yang masih di bawah ancamannya. "Sayang, Kamu tenang saja, Aku pasti menyelamatkanmu. Tidak akan ku biarkan laki-laki jahat seperti Saga menyakitimu," ucap Boy untuk menenangkan Krystal yang ketakutan.
Krystal mengangguk dan tanpa sadar bulir air mata meluncur sedikit demi sedikit di pipinya. "Saga, berani Kamu membawa Krystal pergi dari sini. Kamu tidak akan ku ampuni!" ancam Boy lagi.
Saga tidak takut dengan ancaman Boy, dia malah tertawa devil. "Oh ya? Kamu yang akan menyesali semuanya!" ejek Saga.
Tiba-tiba Boy melihat beberapa pasukan polisi dari jendela kaca belakang yang tembus pandang. Seorang polisi diam-diam mengarahkan pistol membidik kaki Saga. Boy berusaha tenang agar Saga tidak melihat keberadaan polisi. Ryan nampaknya juga melihat polisi di balik jendela kaca belakang. "Syukurlah Doni dan Dena datang membawa polisi di waktu yang tepat," batin Boy.
Satu
Dua
Tiga
Hitung Boy dalam hatinya.
Duar
Peluru mengarah tepat ke betis Saga, membuat Saga terkulai lemas. Krystal berhasil lepas dari cengkraman Saga dan langsung berlari ke pelukan Boy.
"Kamu baik-baik saja kan, Sayang?" Boy khawatir.
"Aku baik-baik Saja, Kamu bawa polisi?" ucap Krystal. Boy mengangguk.
Mendengar jawaban Boy membuat Saga naik pitam, padahal Saga sudah melarang keras untuk melibatkan polisi. "Lebih baik Kamu mati Krystal, dari pada tidak bisa Ku miliki," kata Saga dalam hati. Dengan cepat, dengan segenap kekuatan yang dia miliki, Saga berusaha bangkit.
Jelita yang masih di ikat melihat Saga bangkit dengan pisau cutter ditangannya. Jelita yakin, Saga pasti ingin menggunakan pisaunya. "Awas, Nona Krystal ..." teriak Jelita.
Doni, Dena dan polisi masuk ke dalam. Saga berusaha sedikit lebih cepat melakukan niatnya sebelum polisi tiba menangkapnya. "Awas!" teriak Doni yang baru sadar kalau Saga bangkit dan punya niat jahat.
"Jangan!" Sedetik lebih cepat, Boy langsung membalik posisi dengan Krystal. Alhasil, Boy lah yang tertusuk di bagian dadanya.
"Boy ..." Krystal terkejut melihat Boy tertusuk.
Saga langsung di lumpuhkan oleh polisi. Dia di tangkap dan tangannya di borgol. "Anda di tangkap atas penculikan dan percobaan pembunuhan. Anda berhak diam dan mendapat pengacara. Ikut Kami sekarang ke kantor polisi!" titah polisi.
Krystal menangis melihat Boy sedikit demi sedikit kehilangan kesadarannya. "Jangan di cabut cutter nya! Nanti infeksi. Ayo cepat Kita bawa Boy ke rumah sakit," kata Doni. "Ryan, lepas ikatan Jelita dan bantu dia. Kami akan membawa Boy ke rumah sakit," titah Doni pada Ryan.
"Kalian tenang saja, akan ku urus Jelita. Cepat selamatkan Boy!" jawab Ryan.
Doni langsung menggendong Boy di belakangnya. Dena dan Krystal mengikuti Doni untuk membawa Boy ke rumah sakit. Sementara Ryan tetap di situ, melepaskan ikatan Jelita terlebih dahulu. Jelita menangis karena kejadian tadi membuat dia ketakutan.
"Kamu jangan menangis. Krystal pasti baik-baik saja dan Boy pasti selamat," kata Ryan untuk mendengarkannya. Ryan sudah melepas ikan tangan Jelita, tinggal ikatan kakinya yang belum. Ikatannya begitu kuat sehingga sulit di lepas.
"Ini semua karena Aku. Semua salahku," tangis Jelita lagi.
"Ini bukan salah Kamu. Sudah seharusnya Kami menyelamatkan Kamu. Jangan menangis lagi apalagi menyalahkan dirimu sendiri," kata Ryan lagi.
Entah kenapa, wanita di depannya ini membuat jantung Ryan berdebar-debar. Ekspresi Jelita menangis membuat Ryan tersenyum. Ekspresi Jelita saat menangis begitu menggemaskan dan manis menurut Ryan. Padahal, Ryan sama sekali tidak kenal dengan Jelita. "Sudah selesai," kata Ryan yang berhasil melepas ikatan kaki Jelita.
Jelita langsung berdiri setelah semua ikatannya terlepas. "Lihat saja, Tuan Saga akan ku pastikan membusuk di penjara. Berani sekali dia menculik ku dan melukai Nona Krystal." Jelita mengusap air matanya.
"Bukan Krystal yang terluka tapi Boy," sahut Ryan.
"Tetap saja Nona Krystal terluka. Melihat Tuan Muda Boy di tusuk, Nona Krystal merasa dirinya lah yang tertusuk," sahut Jelita.
"Iya, iya, terserah Kamu!"
"Ayo Kita susul mereka ke rumah sakit."
"Ayo." Ryan bersama Jelita menyusul Krystal, Boy, Doni dan Dena.
