AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
"Bos, mobil sudah siap. Penerbangan satu jam lagi," ujar Jeff memberitahu.
"Hem,...kami akan berangkat sekarang!" sahut Marvel.
"Ehem,...!" Jeff berdehem, "sudah buka segel belum bos?" tanya Jeff berbisik.
Marvel langsung menatap Jeff dengan tajam.
"Setelah aku pulang bulan madu, tepati janji mu!" ujar Marvel membuat Jeff langsung menelan ludahnya kasar.
"Masih ingat aja bos...!" rengek Jeff.
"Om,...gak usah pergi deh. Aku belum pernah naik pesawat. Takut jatuh!" ucap Kiran lesu.
"Tidak menerima alasan dalam bentuk apa pun. Ayo pergi sekarang!"
Marvel merangkul pundak Kiran, mengajaknya turun ke bawah. Semua barang bawaan mereka sudah berada di mobil.
Kiran yang semula mendadak lesu tiba-tiba saja segar saat melihat Hasan dan Sika datang menemuinya.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Kiran menatap tidak suka pada Sika.
"Aku hanya menemani ayah!" jawabnya ketus.
"Kiran, ayah mau bicara!" ujar Hasan.
"Aku tidak punya waktu, aku dan suami ku akan pergi berbulan madu. Kami pergi dulu, jika meladeni kalian bisa-bisa kami ketinggalan pesawat!" ujar Kiran lalu menarik tangan Marvel masuk kedalam mobil.
Hasan mencoba menahan, tapi Jeff sudah menghidupkan mesin mobil. Entah apa rencana Hasan dan Sika ini, sudah pasti ada udang di balik rempeyek.
"Anak itu semakin keras kepala. Bukannya berubah semakin menjadi saja!" ucap Hasan geram.
"Kiran sangat sombong, dia sudah lupa pada keluarganya!" Sika terus mengompori.
Sementara itu, di dalam mobil Kiran terus mengomel. Marvel senang mendengar istrinya terus mengoceh bawel seperti ini dari pada harus diam dan hening.
Demi menghindari Hasan, mau tidak mau Kiran ikut pergi bulan madu bersama Marvel. Tidak ada resepsi pernikahan, karena Kiran tidak mau. Tidak masalah bagi Marvel, yang terpenting sekarang Kiran bisa terikat dengannya.
Penerbangan ke pulau L, sungguh Kiran yang belum pernah naik pesawat sebelumnya hanya bisa duduk diam sambil membaca doa keselamatan. Marvel tersenyum tipis, lagi-lagi ia mendapatkan kesempatan menggenggam tangan istrinya ini.
Setibanya di pulau L, mereka langsung pergi ke hotel mewah yang di pesan secara mendadak oleh Marvel.
Kiran yang lesu langsung segar saat melihat pemandangan yang begitu indah. Kamar hotel yang tepat menghadap pantai, di tambah kolam renang yang cocok sekali untuk bersantai.
"Om, aku ingin berenang...!" ujar Kiran yang kegirangan saat melihat kolam renang.
"Emang kamu bisa berenang?" tanya Marvel.
"Bisa dong....!" jawab Kiran yang langsung melepas tas kecilnya lalu ia langsung melompat ke dalam kolam renang.
Kiran benar-benar seperti anak kecil, Marvel tertawa melihat tingkah istrinya.
"Om, kalau lompat jatuhnya ke tanah atau ke laut?" tanya Kiran seolah melucu.
"Gak jatuh kemana-mana, jatuh ke hati mas aja!"
Kiran menyengir,
"Dia ini, kalau di ajak bicara selalu saja begitu!" gerutu Kiran.
"Udah naik, nanti masuk angin. Anginnya sangat kencang!" ujar Marvel yang sejak tadi sudah memegang handuk untuk Kiran.
Seperti bocah, Kiran menurut saja. Ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kamar yang luas, indah dan berkelas. Kiran sangat kagum dengan pemandangan seperti ini.
"Sepertinya, menjadi istri orang kaya itu tidak buruk juga!" ucap Kiran lalu menyeruput jusnya.
"Kamu mau apa aja mas bakal kasih. Kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan mas."
"Halah, lebay...!" sahut Kiran.
"Eh, di bilangin juga. Kalau mas gak cinta sama kamu, kenapa mas ngejar-ngejar kamu sejak kamu masih sekolah?"
"Yo gak tahu, kok tanya saya...!" celetuk Kiran.
"Kamu ini, memang sudah saatnya di buat pendiam. Awas aja nanti,...!"
"Hidih, ngancam. Aneh!"
Marvel sedikit kesal, pria ini melepas kaosnya dan berniat hendak pergi mandi. Mata Kiran melotot, ia menelan ludah kasar saat melihat bentuk tubuh suaminya sendiri.
"Kenapa, kamu tergoda ya...?" ujar Marvel.
"Dasar mesum, tidak punya malu. Sana pergi,...!" kata Kiran dengan wajah gugupnya.
"Sama suami sendiri malu. Toh, nanti kita juga akan main buka-bukaan!"
"Om,....!" Kiran gemas, ia mengambil jusnya kemudian pergi ke balkon kamar.
"Lihat aja nanti, mas akan membuat kamu menggelinjang seperti cacing kepanasan!" ucap Marvel sedikit berteriak.
Kiran hanya menulikan telinganya, entah kenapa hatinya tiba-tiba di buat berdebar seperti ini. Tak berapa lama Marvel keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggang saja.
Pyar,....
Tanpa sengaja gelas yang di bawa Kiran terjatuh ke lantai. Marvel kaget, ia langsung menarik Kiran karena tidak mau istrinya terluka.
"Om,...!" Kiran panik.
"Jangan di sentuh, biarkan saja!" ujar Marvel.
"Om itu loh, ngapain gak pakai baju. Aku kaget loh!" ujar Kiran kesal.
Marvel yang semula tegang tiba-tiba saja tertawa.
"Haduh, namanya juga baru selesai mandi," sahut Marvel.
Kiran berusaha menghindari Marvel yang masih dengan santai mengenakan handuknya.
"Aku akan membersihkan gelas pecah ini," kata Kiran semakin gugup.
"Udah, mas bilang gak usah. Nanti mas sendiri yang akan membersihkannya."
"Udahlah, hal kecil. Biar aku saja!"
Kiran memaksa, Marvel juga memaksa. Hingga pada akhirnya Kiran yang kesal tanpa sengaja menarik handuk suaminya.
Polos sekali, terjuntai belalai panjang yang menciut kedinginan di balik rumput keriting.
Mata Kiran melotot, ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Marvel tampak biasa saja, dengan santainya pria ini mengambil handuk lalu mengenakannya kembali.
"Udah, gak usah sok bocah gitu...!" ujar Marvel.
"Om benar-benar gila!" kata Kiran, "aku butuh udara segar!" ucapnya kembali lalu pergi entah kemana.
Marvel bergeleng kepala, benar-benar kocak di buatnya. Tidak ada rasa malu di hati Marvel saat Kiran melihat belalai panjangnya.
"Dasar gak punya malu. Astaga, mata ku kotor ternoda sekarang. Oh mata, kau sudah tidak suci lagi," ucap Kiran terus mengomel dalam hatinya.
Niatnya Kiran ingin pergi entah kemana untuk sekedar melupakan apa yang dia lihat tadi. Tapi, cuaca sangat tidak mendukung, tiba-tiba saja hujan turun beserta anginnya. Mau tidak mau Kiran kembali ke kamar.
"Jangan main jauh-jauh. Nanti kalau kamu hilang, mas nangis loh!"
"Geli, aku geli mendengarnya!" sahut Kiran.
"Kamu ini, suka sekali seperti itu. Sini, sama mas. Dingin loh,...!"
"Gak, kalau aku dekat-dekat sama om. Bisa aja aku di mangsa!"
"Am om am om,...mas ini suami kamu loh bukan om kamu!"
"Biarin aja, lagian kenapa juga kita bisa menikah seperti ini. Aku memang bodoh!" Kiran mendengus kesal.
"Jodoh mana ada yang tahu. Semakin kamu menghindar, udah pasti kita akan semakin mendekat. Kiran, apa pun keadaan mu, bagaimana pun masa lalu dan seperti apa pun latar belakang keluarga mu, mas tidak peduli. Sudah berulang kali mas katakan jika mas mencintai kamu. Tidak apa-apa jika kamu tidak mencintai mas sekarang, masih ada banyak waktu. Yang terpenting kita sudah terikat sekarang." Tutur Marvel panjang lebar membuat Kiran terdiam.
Mata mereka saling bertemu, Kiran mencoba mencari celah kebohongan dari setiap ucapan yang di lontarkan Marvel tapi tetap saja ia tidak bisa menemukannya.
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..